Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kasur dinda yg selalu rapi, kini tinggal kenangan, betapa tidak, semua sudah tidak pada tempatnya. Karena kedua insan yg sedari tadi memadu kasih, saling menyatu, tak ingin sebentarpun terpisah. Terlebih radith yg memang begitu terobsesi dengan istrinya setelah merasakan pertama kalinya.
Papahnya pernah bilang, terobsesilah dengan satu wanita, yg mampu membuatmu tidak bisa berpaling dengan wanita lain. Seperti papahnya dulu yg begitu menggilai mamahnya sampai titik darah penghabisan. Dan sepertinya, sifat papahnya itu menurun pada radith.
Tiap menit dan tiap detik sama sekali ia tidak pernah merasa bosan, bahkan cinta radith semakin besar dan besar saja untuk istrinya. Wanita pertama yg sanggup membuat jantungnya gejedugan tidak karuan, melebihi saat ia berhadapan dengan teroris nomer satu se asia, atau melebihi saat ia harus berhadapan hal mendebarkan lainnya.
Kini, gorden putih tipis yg menjadi penutup kasur dan ranjang dinda sudah terjuntai begitu saja. Menjadi saksi bisu percintaan dua insan dimalam pertama mereka menjadi sepasang suami istri.
Posisi mereka setengah jongkok, dengan dinda didepannya membelakangi.
Leher sudah tentu menjadi muara terdalam bagi bibir radith saat ini. Cumbuan itu terus saja terjadi, gigitan kecil ditelinga dan jilatan penuh di leher dinda.
Sedang tangan, tak henti hentinya meremat menangkup memilin ujung puting hingga entah apa yg dirasakan dinda saat ini. Radith belum mau menyerah. Belum, sebelum matahari terbit.
Dinda terus mendesah pasrah, bibirnya terus mengalun irama merdu, tak perduli tenggorokan yg mulai kering. Rembo terus dihentakkan sang pemilik begitu tegasnya. Untuk beberapa saat ia sanggup setengah jongkok seperti radith, namun selanjutnya dinda terbata, karena kenikmatan yg ia terima. Tangannya turun, menjadikan posisi mereka menjadi doggy style.
Radith makin menghentak, bunyi ceplokan dari pertemuan rembo dan vivi tak bisa terelak. Radith begitu gemas, tangannya terus menepuk pantat dinda berkali kali demi mendengar desahan lebih keras dari mulut dinda.
