Follow me, please
Reynard terusik dari tidurnya, sinar matahari masuk melalui celah selambu. Matanya yang sensitif akan cahaya menyipit, menyesuaikan cahaya.
Ia duduk, berdehem menghilangkan serak di lehernya. Ia sudah sembuh dari demamnya dua hari lalu. Matanya menatap Farel yang tengah tengkurap dengan selimut yang jatuh kelantai. Ia bangkit melangkah mendekati Farel.
"Rel," panggil Reynard sambil menggoyangkan lengan Farel.
"Enghhh..." Farel melengguh.
"Rel," panggilnya sekali lagi dengan tetap menggoyangkan lengan yang sedikit berotot itu.
"Enghhh.. Ahh yeah.. nikmat,"
"Sial, mimpi basah," umpat Reynard dalam hati mendengar desahan Farel serta melihat gerakan Farel yang tak nyaman di atas kasur.
"Farel!" gertaknya sambil membalikkan tubuh itu menjadi duduk.
"Ganggu.. bentar lagi keluar.." gerutu Farel sambil meremas-remas miliknya sendiri di depan Reynard, bahkan ia masih memejamkan mata. Sadarkah dia?
Rambut yang acak-acakan, muka bantal, baju yang tersingkap memperlihatkan sedikit perutnya, serta jangan lupakan tangan yang meremas-remas di bawah sana. Reynard ingin rasanya menggenggam Farel, merematnya, membantingnya kelantai, lalu menginjaknya.
"Ekhem," Reynard berdehem berharap menghentikan kegiatan Farel.
"Ahhhh..."
"Farel..." geram Reynard. Ia duduk disamping Farel menempatkan wajahnya tepat di depan wajah Farel yang sedang memejamkan mata dengan bibir yang sedikit terbuka.
"Sial!" umpat Reynard dalam hati.
Farel memajukan bibir seolah berciuman. Reynard berdesis melihat itu, apalagi saat melihat Farel yang memasukkan tangannya sendiri kedalam celananya.
Reynard mendekatkan wajahnya ke wajah Farel. Menatap bibir yang berwarna pink natural itu. Ia memejamkan mata, kemudian menyentuh bibir itu menggunakan bibirnya. Rasanya aneh, Reynard suka.
Ingatkah ketika ia mencium kasar Farel waktu lalu, saat Farel merajuk pindah apartement. Rasanya sangat berbeda, mungkin karena saat itu hanya ada emosi. Sedangkan kali ini, ia sadar 100%.
Reynard mulai melumat bibir itu perlahan. Tangannya bergerak menangkup pipi Farel. Memperdalam lumatan itu, menghisap bibir atas dan bibir bawah bergantian. Farel tak membalasnya namun tak menolak, membiarkan Reynard bermain dengan bibirnya.
Reynard menjulurkan lidahnya menyentuh belahan bibir Farel. Tapi Farel segera sadar,ia membuka mata menarik bibirnya lalu mendorong bahu Reynard agar menjauh.
"Ehmm.. Rey gu-"
Sebelum Farel kembali bicara Reynard kembali menerjang bibir itu. Reynard menjulurkan lidahnya, Farel tak menolak. Dan entah dorongan dari mana, tangan Reynard terulur menyentuh gundukan tangan dibawah sana. Ia mengelus pelan tangan itu, membuat Farel berhenti meremas miliknya sendiri lalu berpindah menarik tengkuk Reynard semakin dekat.
"Enghh.." desah Farel di sela ciuman memabukkan ketika tangan besar Reynard mengelus miliknya.
Farel merebahkan punggungnya sambil mengalungkan kedua tangan ke leher Reynard, membawa pria itu sedikit menindihkan dirinya. Reynard dengan gencar mengelus-elus serta sesekali meremas.
"Rey.. ahhh.." desah Farel ketika tangan Reynard menurunkan celananya lalu menggenggam secara langsung penisnya yang sudah tegang.
Di urut pelan benda tegang itu hingga membuat Farel melengguh. Lidahnya bergulat dengan bibir Farel hingga bunyi terdengar di ruang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOO (BXB)
Teen FictionSlow Update (!)⚠️ Seorang badboy bernama Farelion Damasya dijodohkan dengan seseorang yang beku yang notabene adalah musuhnya sendiri.