21

21.9K 1.4K 420
                                    

Keesokan harinya setelah pulang sekolah Farel mendatangi rumah sang Mertua. Ia menatap pada kaca spion, merapikan rambut yang nampak sedikit acak-acakan.

Ia berjalan kedepan pintu utama rumah itu. Memencet bel lalu menunggu sesaat. Tak berapa lama keluarlah Mama Siska dengan setelan daster, terlihat awet muda.

"Farel? Ayo masuk," ajak Siska gembira.

Farel yang masih mengenakan seragam sekolah menyalimi sang Mama mertua lalu masuk mengekor dibelakang Mamanya. Ia dipersilakan duduk dikursi empuk berwarna maroon.

Mereka duduk berdampingan. Siska tersenyum hangat menatap menantunya.

"Gimana kabar kamu sama Reynard sayang? Kalian jarang banget ngunjungin Mama. Mama jadi kesepian deh," ucap Siska terkesan sedikit mengomel. Farel hanya tersenyum menggaruk lehernya.

"Em. Kabar kita baik kok Ma. Lagi banyak kegiatan sama tugas sekolah aja, makanya nggak sempet kunjung kesini. Hehe, maaf ya Ma," ucap Farel yang dijawab anggukan oleh siska.

"Mau minum apa? Mama buatin es mau?" tawar Siska sambil mengusap rambut Farel.

"Enggak usah Ma. Farel kesini mau tanya sesuatu," jawab Farel. Dahi Siska mengrenyit, menatap kedua mata Farel yang nampak serius.

"Tanya apa sayang?"

Farel segera menggeledah tasnya, mengambil buku warna biru lalu memberikannya pada sang Mertua. Siska nampak sedikit kaget namun segera merubah mimik wajahnya menjadi biasa saja.

"Kalian bertengkar ya gara-gara ini? Sebenarnya dulu Mama pengen bakar saja buku ini tapi selalu saja gagal," ucapnya menatap sendu buku biru itu.

"Bahkan sebelum Farel nemuin buku itu, kita udah bertengkar Ma," jawab Farel sedih.

"Bertengkar gara-gara apa?" tanya Siska penasaran.

"Gara- gara Erza. Mama kenal sama dia?"

"Mama kenal jelas dia," jawab Siska.

"Ma. Kemarin-kemarin setiap hari kita bertengkar gara-gara satu nama itu. Reynard bilang dia cinta Erza. Perlakuan baik dan seakan-akan cinta sama Farel itu cuman pura-pura. Di titik puncaknya Farel pergi dari apartement,"

Siska kaget dengan ucapan Farel.

"Loh kamu nggak tinggal di apartemen sekarang. Lalu kamu tinggal dimana? Dirumah? kok Giana nggak ada cerita ke mama,"

Farel menggeleng,"Farel sementara di tempat temen Farel,"

"Maaf ya sayang, kamu harus ngrasain ini," ucap Siska menyesal.

"Jelasin Ma. Farel pengen tau Ma," pinta Farel. Siska mengangguk mengusap lembut surai Farel.

"Sebenarnya latar belakang perjodohan kalian itu karna wasiat kakek serta masalah Reynard dan Erza. Erza itu sepupu Reynard, anak dari adik pertama Mama,"

"Mama punya dua adik. Adik pertama itu ibu Erza dan adik terakhir itu bibi Erza yang tinggal sama Erza sekarang,"

Dahi Farel mengrenyit heran,"Adik Mama yang pertama kemana memang, kenapa Erza tinggal sama bibinya?"

"Adik pertama Mama dengan suaminya meninggal karena kecelakaan. Sebelum meninggal di rumah sakit dia menitipkan Erza pada Mama. Mama mau saja, tapi sayang adik terakhir Mama dengan jahat membawa Erza dengan tujuan mengambil alih segala kekayaan orang tuanya yang berada ditangan Erza. Erza hidup menderita sama bibinya Farel. Tapi mama nggak bisa apa-apa karena adik Mama yang jahat itu mengancam melukai Erza,"

"Reynardlah teman Erza selama ini. Entah teman dirumah ataupun teman disekolah. Setiap ingin menemui Erza, Reynard harus memberikan beberapa lembar uang pada bibinya agar ia bisa bertemu Erza,"

TOO (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang