17

22.1K 2.2K 657
                                    


"Haikal mana dah?"

Farel dan Jordan tengah menatap layar hpnya masing-masing, sebentar lagi bel masuk. Tapi belum melihat tanda-tanda Haikal akan muncul. Keduanya tengah duduk di jok motornya masing-masing di parkiran sekolah.

"Nggak tau," jawab Jordan seadanya.

"Ck. Lamanya," gerutu Farel.

"Ngeluh mulu lo," ucap Jordan dihadiahi tatapan sinis dari Farel.

Keempat mata itu beralih pada lelaki yang tengah berjalan menunduk masuk melalui gerbang sekolah.

"Erza!!" panggil Farel. Jordan menatap Farel yang memanggil cowok culun itu.

"Mau apa?" tanya Jordan.

"Lama nggak jailin itu anak," ucapnya sambil menunjukkan smirk kecil.

Erza dengan wajah menunduk berdiri tepat di depan Farel.

"Jangan nunduk mulu dong. Katanya cowok,' ucap Farel sembari menyenggol celana abu-abu Erza dengan ujung sepatunya. Erza dengan lambat-lambat mendongakkan kepala.

"Ke-napa Rel?" cicit Erza.

"Gue,-" ucapannya terhenti ketika menatap wajah Erza, mengingat tingkah cowok di depannya dahulu. Ketika suaminya dan cowok ini sering menghabiskan waktu bersama ntah atas landasan hubungan apa. Teringat itu Farel jadi sedikit kesal, ia melempar tasnya pada Erza dan langsung ditangkap oleh Erza. Begitu pula Farel mengambil tas Jordan lalu melempar pada Erza.

"Bawain tas kita," ucapnya angkuh. Lalu turun dari motor berjalan mendahului hendak menuju ke kelas.

"Haikal nggak ditungguin?" tanya Jordan. Sebelum Farel menjawab teriakan Haikal serta suara motor cowok itu mengalihkan pandangan mereka.

"Tungguin woy! Buru-buru amat," serunya sembari turun dari motor kemudian melepaskan helmnya, jangan lupakan senyum pepsodent itu. Farel bersedekap dada menatap Haikal dengan tajam.

"Lama amat lo! Siput aja kalah. Untung nggak telat,"

"Ck. Kayak nggak pernah telat aja lo berdua. Yaudah ayo kekelas," ucapnya sambil merangkul Farel tapi atensinya teralih pada Erza yang mungil membawa kedua tas sahabatnya.

"Lho tas lo napa dibawa dia?" tanya Haikal membuat kedua sahabatnya itu mengernyit. Bukankah seharusnya Haikal ikut menyuruh Erza untuk membawa tasnya. Hal biasa menyuruh teman sekelas atau adik kelas bahkan kakak kelas untuk membawakan tas mereka. Namun pertanyaan kecil Haikal benar-benar dipertanyakan oleh Jordan terlebih Farel.

"Kok lo nanya?" tanya balik Farel. Haikal dengan santai mengambil kedua tas cowok itu lalu menyampirkan pada kedua lengannya.

"Erza pergi lo sana. Nanti telat," ujarnya sambil berbicara sedikit pada Erza dengan isyarat mata. Menimbulkan kecurigaan Farel dan Jordan. Belum sempat Farel mencegah, Erza sudah ngacir berlari menuju kelasnya.

"Heh Kal. Lo ada apa-apa ya sama si Erza?" tanya Farel mengintimidasi.

"Gue?" tunjuk Haikal pada dirinya sendiri. Dijawab anggukan oleh Farel dan Jordan.

"Gue ada apa-apa sama dia," jawabnya santai. Membuat kedua sahabatnya itu mendelik.

"Heh! Jadi lo dekat sama tua anak?!" bentak Farel. Haikal cengo dengan bentakan Farel.

"Loh, kok jadi dekat?" tanya tak paham.

"Ya elo bilang ada apa-apa sama dia. Jadi ada apa-apanya itu apa?!" tanya Farel menggebu-nggebu.

"Lah apa?!" jawab Haikal tak kalah nyolot.

"Ya APA!!!" teriak Farel. Jordan memijat pelipisnya yang pusing mendengar perdebatan tidak bermutu dari dua sahabatnya itu. Dengan ogah-ogahan ia mencoba menengahi.

TOO (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang