Sunghoon telah sampai di depan kafe namun langkahnya terhenti setelah melihat Sunoo sedang mengobrol dengan seorang pria.Tidak lama, Sunoo akhirnya menyadari kedatangan Sunghoon, dan raut wajahnya yang sesari tadi tersenyum berubah menjadi ketus.
"Halo, americano kan?" ujar Sunoo.
Sunghoon mengangguk.
Sunoo kemudian beralih ke Jaebeom. "Kau mau pesan apa Jaebeom?"
"Aku ingin latte." ujar Jaebeom.
"Okay!"
Sunoo kemudian pergi untuk membuatkan pesanan mereka. Sementara Sunghoon yang telah duduk itu, heran. Ia tidak pernah melihat senyuman Sunoo saat bersama pria itu. Ia bertanya-tanya siapa pria yang mengobrol dengannya itu.
–
"Sunoo, apa kau yang mengerjakan ini?" tanya seorang guru dengan membawa lembar kertas berisi soal dan jawaban yang telah dikerjakan oleh Sunoo.
"Huh? Iya." ujar Sunoo yang masih berusia 13 tahun itu.
"Benarkah?" guru itu pun mengeluarkan soal yang berbeda dari lemar kertas itu. "Kalau ini berapa jawabannya?"
"Oh lima!" ujar Sunoo.
Si guru terheran. "Bagaimana caramu mengerjakannya?"
"Entahlah, pokoknya hasilnya lima." Sunoo kemudian berlari menghampiri temannya.
Guru itu kemudian memberitahukan ayah Sunoo tentang kemampuannya di pelajaran matematika, namun ayah Sunoo tidak begitu percaya. Guru itu pun menyarankan agar ayahnya itu mengujinya sendiri.
Ayah Sunoo pun menerima saran guru itu untuk menguji Sunoo. Ia memberikan lembar kertas ujian kepada Sunoo dan duduk memperhatikan putranya itu bekerja. Melihat ayahnya memperhatikannya dengan tatapan yang menindas, membuat mental Sunoo melemah dan kepercayaan dirinya menurun. Ia mendadak tidak bisa mengerjakan soal di lembar ujian itu.
'Tidak. Aku tidak pintar matematika, siapa yang bilang aku pintar?'
Ayahnya melihat hasil yang dikerjakan Sunoo dengan malas. "Berbakat? Omong kosong. Kau itu sudah bodoh sejak lahir, seperti ibumu."
"Satu-satunya hal yang dapat kau lakukan hanyalah menjual diri, sepertinya."
Setelah kejadian itu, Sunoo mulai trauma, itulah mengapa ia selalu gagal dalam ujian. Ia merendahkan nilainya agar ayahnya tidak berharap lebih padanya, dan itu menjadi kebiasaan.
'Padahal aku sudah berhati-hati untuk tidak mencolok... tetapi mengapa ia tahu?'
Sunoo melamun sambil memeluk bantal sofa di ruang tengah.
'Bagaimana jika Jaebeom mengatakannya pada si pak tua sialan itu?'
'Tidak, itu tidak mungkin. Jaebeom bukan orang yang seperti itu.'
'Tidak apa, jangan dipikirkan.'
"Siapa dia?"
Sunoo menoleh, melihat Sunghoon.
"Apa?"
"Pria yang tadi di kafe." ujar Sunghoon
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is An Illusion | SungSun
FanfictionKim Sunoo, seorang pria berusia 20 tahun telah hidup membawa keyakinan bahwa ia adalah seorang Alpha, tetapi keyakinan itu hancur ketika mendapati tes terakhirnya yang menunjukkan bahwa ia sebenarnya adalah Omega resesif. Ini semua karena Park Sungh...