Chapter 24

4.5K 471 21
                                    

warning
mature content (18+)

Semenjak Sunoo mengunjungi Keluarga Park bersama Sungwoo hari itu membuat para anggota keluarga senang melihatnya, terutama ayah dan ibu Park. Ayah dan ibu menginginkan Sunghoon untuk menikah dan memiliki anak, tetapi mereka berpikir bahwa Sunghoon pasti tidak berniat untuk itu. Karena kehadiran Sunoo, keinginan mereka terkabul dan mereka berterima kasih karena itu. Sejak hari itu, Sunoo menjadi anak kesayangan ayah dan ibu Park. Setelah itu ia selalu berkunjung ke sana setiap minggu, bersama Sungwoo tentunya. Sedangkan Sunghoon yang sama sekali tidak ada niat untuk berbaikan dengan ayahnya, hanya datang untuk menemaninya saja.

"Sunoo, pakai ini untuk beli apapun yang kau butuhkan." ujar Ayah Park sembari memberinya sebuah black card.

"Tuan..." mata Sunoo berbinar.

"Apa itu 'tuan'? Panggil aku 'ayah'!"

"Ayah!"

"Panggil aku 'ibu'." ujar Ibu Park.

"Ibu!"

'Apa-apaan ini ini...' pikir Sunghoon, putra mereka sebenarnya.

Sunghoon justru sedikit lega melihat Sunoo yang semakin dekat dengan keluarganya, karena tidak dapat dipungkiri Sunoo juga merupakan orang yang sangat sociable dan percaya diri. Namun, inti permasalahannya bukanlah itu.

"Bukan berarti kau tidak harus belajar!" seru Sunghoon dengan menggebrak meja di depan Sunoo dengan tumpukan buku-buku pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bukan berarti kau tidak harus belajar!" seru Sunghoon dengan menggebrak meja di depan Sunoo dengan tumpukan buku-buku pelajaran.

Karena setelah orang tua Sunghoon memanjakan Sunoo dengan semua fasilitas yang diberikan mereka seperti kartu kredit, mobil, dan lainnya, membuat Sunoo menjadi malas belajar dan malah berfoya-foya.

"Ibu dan ayah bilang aku tidak perlu sekolah tinggi-tinggi!" seru Sunoo.

"Kau bahkan setuju dengan itu?! Apa kau akan menyia-nyiakan bakatmu?" Sunghoon mengambil kartu kredit yang diberikan ayahnya pada Sunoo. "Aku akan menyita ini sampai kau mendapat setidaknya 8.5 di ujian berikutnya selain pelajaran matematika!"

"Apa?!" pekik Sunoo.

Akhirnya setelah beradu argumen selama beberapa jam, akhirnya Sunoo menyerah dan memilih untuk menuruti Sunghoon untuk belajar. Di saat belajar pun, Sunoo tetap memasang raut kesal dan itu membuatnya kurang fokus.

"Jika kau tidak mengerti, tanyalah padaku." ujar Sunghoon yang duduk di sampingnya.

"Pergi dari sini." ujar Sunoo yang masih mencoba memahami isi soalnya.

Alih-alih terlihat kesal, Sunoo justru terlihat imut di mata Sunghoon, membuatnya ingin mengganggunya. Ia memainkan rambut Sunoo dan mengelus-elus pipinya.

"Apa sih?!" seru Sunoo.

"Konsentrasi." ujar Sunghoon.

"Bagaimana bisa jika kau terus menyentuhku!"

Love Is An Illusion | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang