Chapter 23

4.4K 509 21
                                    

"Aku sudah bilang, aku tidak ingin pulang!" seru Sunghoon yang sedang berbicara melalui telepon sembari mencuci botol susu milik anaknya.

Ia sedang berbicara dengan kakaknya, Rose. Rose mengatakan bahwa ayah sedang jatuh sakit semenjak Sunghoon dan Sunoo mengunjungi mereka. Ia menyuruh Sunghoon untuk datang menjenguknya, tetapi Sunghoon tidak mau karena ia dan ayahnya sedang berseteru (chapter 21).

"Ayolah Sunghoon, kau putranya, kau seharusnya maklum dan minta maaf padanya. Ia sudah tua." ujar Rose.

"Setelah dia bilang pada kami seperti itu?!"

"Setidaknya, jenguklah dia-"

"Aku tidak peduli dia sakit atau apalah! Aku tetap tidak ingin melihatnya hingga ia minta maaf pada kami! Jika kau keberatan, tidak usah telepon aku lagi, noona!" ujar Sunghoon, lalu ia menutup teleponnya sepihak.

Sunghoon menghela nafas kasar. Tiba-tiba Sunoo muncul. Sepertinya ia telah mendengar semua percakapan Sunghoon dengan Rose.

"Apa ayahmu sakit?" tanya Sunoo, cemas.

"Tidak. Bukan apa-apa, tidak perlu khawatir." balas Sunghoon.

"Kau bilang beliau sakit dan..."

"Dia tidak apa-apa. Dia cuma cari perhatian." ujar Sunghoon kemudian ia mengajak Sunoo kembali ke kamar.

"Kau yakin kau tidak perlu menjenguknya?" tanya Sunoo.

"Untuk apa? Semakin tua dia, semakin kekanak-kanakkan. Tidak usah khawatir padanya. Kembalilah belajar, ok?"

Sunghoon memperhatikan wajah Sunoo yang murung. Pasalnya, Sunoo terlihat depresi semenjak kembali dari kediaman keluarga Park. Bahkan akhir-akhir ini ia selalu marah-marah pada Sunghoon tanpa alasan yang jelas. Ditambah lagi, ia sangat buruk dalam hal mengasuh Sungwoo seperti memandikan, menggendong, dan mengganti popok. Jadi Sunghoon atau babysitter harus selalu menemaninya, jika tidak itu akan bahaya.

Tidak hanya itu, Sunghoon sempat mengajaknya untuk mengambil ujian kualifikasi untuk pendidikan menengah atasnya. Namun setelah diulas kembali, ia hanya pandai di pelajaran matematika dengan nilai sempurna. Sementara di pelajaran lainnya tidak. Ia harus mengulangi semua materinya dari level sekolah menengah pertama.

Malamnya, Sunghoon hendak tidur, namun ia tidak mendapati Sunoo di kamar. Ia lalu mencarinya. Ternyata Sunoo sedang berada di kamar lamanya, duduk di lantai dan menangis dengan sebuah album foto di pangkuannya. Itu adalah album foto Sungwoo yang diisi dengan pesan yang ditulis oleh Sunghoon. Ia menangis setelah membacanya.

"Sunoo..." Sunghoon menghampirinya.

"Aku tidak berguna... kenapa aku melakukan itu... kenapa aku kabur?! Kenapa aku meninggalkannya?! Hiks hiks aku membenci ibuku yang meninggalkanku dan aku pun melakukan hal yang sama?!"

"Tenanglah-"

"Dan kenapa aku berhenti sekolah?! Jika aku mendengarkan orang tua Riki, aku pasti sudah punya ijazah SMA dan bahkan telah berkuliah sekarang! Hiks..."

"Jika bukan karena aku, Sungwoo pasti sudah dicintai oleh banyak orang, tapi aku sangat bodoh sehingga aku mengacaukannya! Bagaimana jika Sungwoo membenciku nanti saat ia sudah besar?! Apa yang akan kulakukan huwaaaa!!!"

"Kau bertengkar dengan keluargamu karena aku..."

Sunghoon segera memeluk Sunoo. "Itu tidak benar! Kita berdua saja sudah cukup untuk membesarkan Sungwoo! Aku tidak butuh mereka. Aku tidak akan memaafkan mereka yang menyakitimu, bahkan keluargaku sekalipun."

"Mulai sekarang, kau dan Sungwoo adalah keluargaku. Itu sudah cukup bagiku." ujar Sunghoon.

Sunghoon geram. Ia kembali mengingat bagaimana keluarganya menolak hubungan mereka dan menyakiti hati kekasihnya. Ia memutuskan untuk tidak akan memaafkan dan menemui mereka lagi. Ia memblokir semua kontak keluarganya, termasuk saudara dan keponakannya.

Love Is An Illusion | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang