6;

1K 165 8
                                    

Donna bersiap untuk pulang bersama dengan Yessy. Gadis itu tadi sempat menawarkan dirinya untuk pulang bareng karna kedua kakaknya tidak bisa menjemput Donna jadinya Yessy berbaik hati nawarin pulang bareng.

"tapi gak ngerepotin bokap lo, Yes?" tanya Donna yang merasa gak enak sama papa-nya Yessy karna dirinya menebeng pulang.

"ya gapapalah, bokap gue pasti bakal iya-iya aja kok" saut Yessy santai.

Karna dipaksa Yessy terus-terusan akhirnya Donna mengiyakan ajakan pulang barengnya.

"Donna cantik, pulang bareng aa yuk" Lucas tiba-tiba aja udah ada didepan Donna gak tau asalnya darimana. Dan tentu saja dengan senyum khas Lucas yang menurut Donna ngeselin.

"ogah. Gue balik sama Yessy" kata Donna dengan enggan. Lucas langsung lemes tapi bukan Lucas namanya kalo nyerah gitu aja.

"udah, lo sama Yessy kan beda arah. Gak kasian apa lo, bokapnya Yessy harus bolak-balik cuman buat nganter lo aja. Mending sama gue deh ya gak?" tawar Lucas sekali lagi.

Donna malah nengok sana sini cari bala bantuan...dan akhirnya...

"Dery! Mau pulang? Bareng ya?"

Orang yang dipanggil Donna cuman ngangguk habis tu keluar dari kelas.

"gue balik bareng Dery aja deh, kan searah. Dia juga sekomplek sama gue. Bye ya!" pamit Donna yang langsung keluar ngejar Dery...ntar ditinggal kan bingung baliknya sama siapa.

"Hendery sialan!"

"hmm kayaknya udah pas semua deh, tumben banget gue niat masak sebanyak ini" gumam Krystal saat melihat meja makan sudah penuh dengan masakan buatannya.

Ini mungkin kali pertama dalam tahun ini dirinya masak banyak, biasa juga masak seadanya aja atau saat anak-anak pada minta dibuatin sesuatu.

"mandi dulu kali ya, biar pas anak-anak pulang langsung makan aja. Jadi gak bau dapur" gumam Krystal lagi lalu beranjak menuju kamarnya.

Sebelum masuk ke kamar mandi, ia sempat menyalakan ponsel yang tadi ia matikan. Terdapat beberapa pesan dan panggilan tak terjawab tapi ada satu pesan yang tiba-tiba saja membuat Krystal terdiam.

+628xxxxx
Hi, Krystal
Apa kabar?

Jevna hanya bisa menggerutu sepanjang jalan saat Minggu meminta jemput. Ngerepotin, masalahnya dari rumahnya Ocha ke rumah Mario itu jauh...dan macet banget. Mana laper, Jev memang belum makan siang karna tadi mama Krystal ngechat di grup keluarga katanya jangan makan diluar.

Ya Jev sebagai anak yang berbakti dan penurut tentu saja mengiyakan keinginan sang mama.

"kenapa gak minta anter Donny sih? Ngerepotin tau gak?" sungut Jev saat Minggu sudah duduk disamping kemudi dengan cengengesan. Ini kalo bukan kembaran beneran mau Jev geplak.

"ya kan sekalian, lo juga mau balik ngapain gue nebeng Donny kalo ada lo" kata Minggu yang gak mau kalah. Bodo amat kali sama muka datar Jev, emang mukanya udah begitu biar mood ataupun gak mood.

"eh bentar...motor gue mana njir???"

Lah iya, kan tadi mereka tukeran kendaraan ya...

"ya gue tinggal dikampus lah, lagian ngapain juga lo sok ngide nitipin kunci mobil ke Ocha" kata Jev dengan tenangnya, seakan motor ninja milik Minggu tiada artinya.

"JEV GUE TABOK BENERAN YA LO!"

"DONNA PULANG!!!" namun langkah anak gadis itu terhenti saat melihat sang mama hanya diam tak menjawab. Seakan gak denger apapun.

"ma" Krystal tersentak saat Donna menyentuh bahunya.

"eh anak mama udah pulang, mandi dulu gih baru ganti baju baru kita tunggu kakak-kakakmu datang" kata Krystal yang seakan tersadar dari lamunannya.

"mama kenapa?" tanya Donna hati-hati. Krystal yang paham akan pertanyaan sang putri hanya tersenyum lalu mengatakan jika dirinya hanya banyak pikiran karna kerjaan.

"makanya mama jangan kerja terus ah, kan duit kita udah banyak" kata Donna yang membuat Krystal terkekeh.

Bukan, bukan karna uang alasan Krystal bekerja...tapi untuk melupakan sesuatu yang telah lama hilang.

Gak lama kedua anak kembarnya pun datang dengan suara Minggu yang tentu saja menggelegar diseluruh penjuru rumah.

"bentar, kalian kok bisa berdua? Terus motor mas mana?" tanya Krystal yang menyambut kedatangan anak kembarnya didepan pintu.

Kedua anak itu malah sikut-sikutan. bingung. Mamanya udah pasang mode galak.

"a-anu ma"

"anu apa???" tanya Krystal makin gak sabar.

"Jev ninggalin motor mas dikampus karna nganterin Ocha dulu" cepu Minggu yang langsung dapat pelototan tajam dari Jev...dan mama Krystal yang siap-siap mau marah ke anak sulungnya.

"ABANGGGG!!"

"ASTAGAAA ITU KALO MOTOR HILANG GIMANA?!??"

"ya enggak bakal hilang ma, kan ada pak satpam" jawaban Jev semakin membuat Krystal meradang.

Dikira itu motor murah apa main tinggal-tinggal sembarangan.

"AMPUN MAAA NTAR ABANG AMBIL" Jev udah kabur duluan sebelum mama Krystal ngejar buat jewer kupingnya.

Sedangkan kedua adik Jev malah tertawa terbahak-bahak melihat si sulung dihukum oleh mamanya.

Tanpa mereka sadari jika sedari tadi ada seorang lelaki yang mengawasi rumah mereka dari jauh dengan tatapan sendu, rindu dan penuh penyesalan.

"andai waktu bisa diputar Tal, aku lebih milih gak bakal ninggalin kalian"

Kemudian ia pergi menuju suatu tempat yang tentu sudah tidak asing baginya.

"masih punya muka lo buat kesini?!" salak seorang gadis dengan perut besarnya ketika membuka pintu.

"Yang, siapa yang dat-oh elo" tak lama seorang lelaki berperawakan tinggi datang menghampiri sang istri karna kelamaan membuka pintu rumah dan betapa terkejutnya saat mendapati siapa sosok yang berkunjung kerumah mereka setelah 16 tahun menghilang.

"apa kabar Chan, Gi?"

Setelah makan siang, Krystal dan ketiga anaknya kembali ke kamar masing-masing. Krystal masih sama, bahkan tadi sepanjang makan ia tidak begitu mendengarkan cerita anak-anaknya.

Pikirannya tertuju pada satu hal, si pengirim pesan tanpa nama itu. Jelas saja Krystal tau siapa pengirimnya tapi yang tidak wanita itu mengerti...kenapa baru sekarang.

"hhh gue halu kayaknya. Gak mungkin lah dia balik lagi" ucap Krystal frustasi. Wanita berkepala 3 itu langsung membuka nakas disamping tempat tidurnya lalu mengambil sesuatu dari sana.

Sebuah kotak yang berisikan beberapa foto dan perintilan-perintilan lainnya yang terlihat usang.

"kalo pun iya, ngapain balik lagi dan ngehubungin gue? Setelah belasan tahun, disaat anak-anak kayaknya udah gak butuh sosok lo" lirih Krystal pelan sambil memandang sebuah potret dimana ada dirinya dengan seorang lelaki...yang tengah memakai pakaian pengantin.

Ia juga sempat memperhatikan cincin yang selama ini selalu digunakannya. Cincin merk Cartier yang baginya sangat berharga, dulu mungkin.

Jev yang gak sengaja lewat kamar mamanya heran melihat pintu kamar itu gak ketutup dan ia mendengar tangisan ibunya.

"mama?"

Krystal tersentak begitu mendengar suara Jev memanggil dirinya. Wanita itu segera merapikan barang-barang tadi dan kembali memasukkan kedalam kotak, Jev tentu tahu apa isi kotak tersebut.

"ngapain masih disimpen sih ma?"

***

wkwkwk bisa tebak siapa gak tuh?🤭
kayaknya chapter2 depan bakal mengulas kisah tentang siapa sosok yang hilang itu deh...wkwk jangan bosen2 yhaaa

H's Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang