7;

980 168 19
                                    

Jev langsung meninggalkan rumah setelah sempat berdebat dengan mamanya, perihal masalah yang sama. Namun kali ini keliatannya Jev sudah benar-benar muak.

Krystal sendiri masih menangis saat melihat putra sulungnya yang pergi begitu saja.

"mas, cari abang ya. Mama takut abang kenapa-napa dijalan" ucap Krystal dengan nada lirihnya. Minggu sedari tadi tak berhenti mengumpati Jev -dalam hati- karna membuat mamanya menangis, sedangkan Donna masih memeluk mamanya.

Perdebatan Jev dan Krystal memang sempat didengar oleh kedua saudaranya, namun selebihnya Jev lebih memilih pergi daripada kedua saudaranya tahu apa inti perdebatan antara dirinya dengan sang ibu.

Disisi lain, Jevna sendiri langsung merutuki mulutnya akan perdebatan tadi. Tapi bukan salah Jev kalau dia kesal jika mamanya terus mengingat lelaki yang paling Jev benci, terlebih lelaki itu adalah ayah kandungnya.

Kilasan masa lalu sekelibat kembali menghampiri Jev. Masa lalu akan sosok ayahnya.

flashback

"abang jangan lari-lari nanti jatoh" suara berat seorang pria yang sedari tadi mengejar seorang anak laki-laki berusia 5 tahun disebuah taman, digendongannya ada seorang anak perempuan yang terlihat tertawa terbahak-bahak saat pria itu membawanya berlari.

"papa ayo sini kejarrr" anak laki-laki itu bukannya berhenti tapi masih terus berlari sembari mengejek orang yang ia panggil dengan sebutan 'papa'.

"abang, berhenti dulu ini adeknya mau jatoh juga" kata pria itu yang kini terengah-engah mengejar sang putra.

"papa payah ihh, masa ngejar abang aja gabisa wlee" si anak laki-laki malah mengejek ayahnya yang kini keliatan tengah mengambil nafas dengan sang adik masih digendongannya.

"abang, adek pulang yuk. Mas udah selesai diperiksa nih" ucap seorang wanita yang sangat cantik tengah menggandeng anak laki-laki berusia 5 tahun.

"mamaaaa" si anak perempuan dalam gendongan tadi pun segera berlari kearah wanita yang ia panggil 'mama'.

Kelimanya lalu pergi memasuki sebuah mobil yang sedari tadi terparkit.

"apa kata dokter?" tanya pria tadi kepada sang wanita saat mereka dalam perjalanan pulang. Kedua anaknya sudah terlelap, meninggalkan si sulung yang masih asik melihat kiri-kanan.

"harus dioperasi, gimana ya? Biaya operasi kan gak sedikit, keuangan kita juga lagi down kan?" lirih wanita itu.

"udah kamu tenang aja, urusan itu biar aku yang nanggung. Kan aku kepala keluarganya, kamu jagain anak-anak aja" kata pria itu sembari mengelus surai panjang milik istrinya itu.

"aku takut, dokter bilang resikonya gede tapi kalo gak dioperasi juga kasian, mas bakal sakit-sakitan terus. Aku ngerasa gagal jadi seorang ibu" sang istri masih menyalahkan dirinya.

"hey, jangan mikir gitu ah. Kamu itu mama terbaik buat mereka dan juga istri yang sempurna. Jangan ngeremehin diri kamu sendiri. Udah kamu sekarang jaga anak-anak aja, biar masalah uang itu urusan aku" kata pria tadi.

Si sulung mungkin baru berusia 5 tahun namun ia tahu apa yang sedang dibicarakan kedua orang tuanya, anak itu hanya menatap kearah kembarannya dengan tatapan sedih.

beberapa hari kemudian...

"ma, papa mana?" tanya si sulung saat melihat mamanya masuk kedalam kamarnya. Walaupun gelap, tapi ia masih bisa melihat jika mata mamanya itu sembab.

"abang belum bobo? mau mama bacain dongeng?" tanya mamanya mengabaikan pertanyaan tentang ayahnya.

"papa dimana ma? biasanya papa yang nemenin sama bacain abang cerita" kata si sulung mengulang pertanyaanya.

H's Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang