12;

927 155 7
                                    

Krystal menangis mendengar perdebatan antara dua anak kembarnya, Donna sendiri daritadi berusaha melerai namun ternyata kedua kakaknya itu sama-sama kepala batu.

Apalagi Jev hampir mengungkit tentang sakitnya Minggu saat itu.

"jangan pernah sebut dia lagi dalam keluarga kita. Bagi gue, dia udah mati" kata Jev mengakhiri perdebatan antara dirinya dan sang kembaran, lalu pergi menuju kamarnya tanpa menoleh pada siapapun.

Minggu sendiri masih berusaha menahan emosinya untuk gak nonjok sang kakak.

"maafin mas ya ma, Mas bikin mama nangis" kata Minggu yang merasa bersalah karna membuat mama kesayangannya itu menangis dalam dekapan Donna.

"bukan salah mas maupun abang, itu semua sudah takdir. Mungkin memang kita diharuskan hidup berempat aja. Maafin mama ya, yang gak bisa ngasih kalian keluarga lengkap" kata Krystal yang merasa bersalah.

Kedua anaknya langsung saja menggeleng tanda tak setuju dengan ucapan mama Krystal. Bagi mereka mamanya itu adalah mama terbaik sepanjang masa dan bagi mereka mamanya adalah sosok ibu maupun ayah terbaik.

"udah mama gausah ngomong gitu, kita juga baik-baik aja tanpa kehadiran papa selama ini kan" kata Donna berusaha menenangkan keadaan.

Minggu sedari tadi hanya diam mendengar ucapan mamanya. Jauh didalam lubuk hatinya...selama ini ia tidak pernah merasa baik-baik saja.

"baru pulang Cha?" tanya seorang pria yang Ocha ketahui adalah sepupu dari sang bunda. Om Kai.

"eh ada om Kai, iya om. Om sendiri udah daritadi?" ucap Ocha dengan sopan.

"iya, kamu dianterin sama pacar ya, cie cie udah gede aja keponakan om" kata om-nya dengan nada mengejek membuat pipi Ocha memerah.

Tapi kenapa?

"bukaaan om, Jev bukan pacar aku. Dia cuman sahabat kecil akuuu" kata Ocha memberitahu perihal lelaki yang tadi mengantarnya itu bukan kekasihnya.

"Jev? Jevna maksud kamu?" tanya om Kai dengan wajah terkejutnya.

"om kenal sama Jevna?" tanya Ocha balik.

Ocha jelas bisa melihat kalau om-nya itu terlihat bingung harus menjawab apa. Namun, gadis berambut pirang itu juga penasaran bagaimana om-nya yang selama ini katanya tinggal diluar negri mengenal Jev?

"mamamu tadi yang ngasi tau, kamu deket banget ya sama dia?" tanya om Kai yang keliatan penasaran akan hubungan antara Ocha dengan Jev.

"deket lah om, kan Jev sahabat aku dari masih bayikkk. Mana mama sama papa juga sahabatan sama mamanya Jev" penjelasan Ocha membuat Kai hanya manggut-manggut.

Tidak heran jika Ocha dan Jev bersahabat, tapi Kai yakin salah satu diantara keduanya pasti merasakan sesuatu...atau malah keduanya.

"tapi Jev sama adik-adiknya kasian loh om, setiap disekolah dulu selalu diejek gitu"

Tubuh Kai menegang seketika mendengar cerita Ocha tentang Jev dan kedua adiknya, hatinya serasa ditusuk saat mendengar semua ejekan yang Jev dan kedua adiknya rasakan saat dibangku SD hingga SMP.

"untungnya aja ada kembarannya si Jev om, namanya Minggu. Emang sih waktu kecil dia itu lemah banget tapi sehabis operasi langsung sehat plus sangar. Jadi kalo Jev digangguin, Minggu yang pasang badan buat ngelindungin Jev" jelas Ocha yang membuat Kai seketika merasa lega, berarti kepergiannya selama ini tidak sia-sia. Namun tetap saja...

H's Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang