20;

1K 170 11
                                    

Sepeninggal Kai, Jean yang masih menangis langsung pergi menuju ruangan tempat dimana Krystal berada. Krystal sendiri terkejut akan kehadiran Jean yang secara tiba-tiba datang keruangannya.

Jean sempat terdiam saat melihat seorang gadis yang berada disamping Krystal, wajah gadis itu sangat mirip dengan Kai membuat Jean semakin merasa bersalah.

"bisa kita bicara berdua?" tanya Jean yang kini mengalihkan tatapannya pada Krystal yang diangguki oleh wanita cantik itu. Krystal lalu meminta Donna untuk mencari dimana kakak-kakaknya berada.

Setelah kepergian Donna, ruangan itu kembali hening. Jean hanya menatap Krystal sendu dan sedang merangkai kata-kata apa yang ingin ia ucapkan pada wanita dihadapannya ini.

"gue minta maaf, Tal" kata itu akhirnya keluar dari mulut Jean. Krystal sendiri masih menatap Jean dengan bingung.

"gue minta maaf karna udah ngehancurin keluarga lo. Kai ninggalin karna permintaan kedua orang tuanya dan itu ulah gue. Gue yang minta ke ayah dan ibunya Kai buat misahin kalian. Gue salah, Tal" mendengar penjelasan Jean membuat Krystal kini menatap wanita itu datar.

"apa selama ini lo bahagia Je? Setelah lo ngelakuin hal itu ke gue dan anak-anak gue...apa lo bahagia dapetin Kai dengan cara begitu?" ucapan Krystal membuat Jean semakin merasa bersalah.

"gue gak bahagia sama sekali Tal, malah gue gak ngedapetin apa yang gue mau. Gue mungkin dapetin restu orang tua Kai tapi gue gabisa dapetin hati maupun raganya Kai"

"dan untuk Felix, gue minta maaf Tal. Hilangnya Felix 16 tahun lalu itu ulah gue dan tante Hanum. Maafin gue, Tal" Jean mengakui perbuatannya dulu. Ia pikir dengan ia mengambil Felix dari Krystal, ia akan mendapat perhatian dari Kai. Namun ia salah, Kai sangat marah besar dan pergi setelahnya membawa Felix keluar negri. Meninggalkan ayah dan ibunya yang sudah berkali-kali meminta maaf.

"semudah itu lo bilang maaf...setelah semua yang lo lakuin ke gue dan anak-anak gue? Apa lo tau kalo anak gue yang kedua harus bolak-balik konsul ke psikolog karna dia ngerasa bersalah atas kepergian ayahnya? Lo gak tau Je, yang lo tau cuman kebahagiaan buat diri lo sendiri yang sayangnya malah bikin hidup lo jadi makin hancur!" ucapan telak dari Krystal membuat Jean semakin menangis. Wanita bermata kucing itu semakin merasa bersalah karna keegoisan dirinya dulu membuat orang lain terluka sedalam itu.

"kalau lo mau milikin Kai silahkan Je, asal jangan Felix. Balikin Felix ke gue dan kakak-kakaknya"

Jev dan kedua adiknya mematung saat mendengar percakapan antara mamanya dengan wanita yang mereka ketahui bernama Jean itu. Mereka tak menyangka jika kehidupan keluarga mereka yang dulu sangat bahagia ternyata memiliki kisah yang pahit, terlebih kisah kedua orang tuanya.

Kai dan Felix yang benar menepati janjinya untuk kembali terlihat bingung dengan keberadaan ketiga anak mama Krystal didepan ruangan. Donna yang lebih dulu melihat kedatangan sang papa langsung memberitahu kedua kakaknya.

"kenapa kalian diluar?" tanya Kai penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi.

Ketiganya diam saja dan hanya saling lirik...seakan menyaratkan siapa yang akan menjawab pertanyaan itu. Minggu akhirnya mengalah, namun baru saja ia ingin menjawab Jean sudah keluar dari ruangan Krystal dengan mata yang sembab dan mematung melihat keberadaan Kai dan keempat anaknya.

"K-Kai" ucap Jean dengan terbata seakan gugup dengan tatapan Kai yang tiba-tiba sangat tajam pada dirinya.

"lo apain Krystal, Jean?" Kai mencekal pergelangan tangan Jean.

Mendengar ucapan Kai, Jev dan ketiga adiknya langsung masuk kedalam ruangan mamanya untuk memastikan keadaan mama Krystal.

Jean menggeleng pertanda bahwa ia tak melakukan apapun, ia bahkan menjelaskan bahwa ia sudah meminta maaf dan menjelaskan kesalahannya di masa lalu.

"aku lepasin kamu, Kai. Kamu dan Krystal berhak bahagia. Maafin aku yang selama ini udah jahat sama kalian" setelahnya Jean pergi meninggalkan Kai yang langsung masuk setelah mendengar ucapan Jean tadi.

Hatinya seketika lega saat memasuki ruangan Krystal dan melihat wanita yang sangat ia cintai baik-baik saja walaupun matanya terlihat sangat sembab.

"apa yang mau kamu jelasin ke kita, Kai?" pertanyaan Krystal membuat Kai menatap kearah dirinya dan keempat anaknya. Mereka seakan menunggu penjelasan Kai akan kepergiannya selama ini.

"papa minta maaf karna pergi ninggalin kalian gitu aja. Tapi itu bukan keinginan papa, papa terpaksa pergi demi keselamatan Minggu" penjelasan Kai membuat Minggu dan yang lain kearahnya namun tatapan Minggu terlihat berbeda.

"papa pergi karna orang tua papa meminta papa untuk meninggalkan mama. Jelas papa menolak tapi waktu itu papa gak punya pilihan, saat mama memberitahu kalau kondisi Minggu semakin kritis. Papa gak mau kehilangan anak papa jadi papa rela meninggalkan kalian dan kalian benci" lirih Kai.

Krystal sendiri langsung menangis begitu mendengar penjelasan dari Kai, tadinya ia pikir Jean hanya membual karna ingin mendapatkan permintaan maaf dari dirinya. Donna pun yang tadinya sekuat tenaga menahan tangisnya kini ikut menangis.

Sedangkan ketiga anak mereka yang lain hanya diam karna gak nyangka kalau keluarga mereka sedrama ini...kalau suasanya lagi gak sendu aja Minggu udah pengen nyeletuk.

"terus tujuan anda kembali lagi apa?" pertanyaan Jev langsung membuat semuanya menatap kearah anak sulung itu. Rasa-rasanya Jev tak tersentuh dengan penjelasan papanya itu, baginya itu hanyalah alasan klasik. Kai tentu tak menjawab, ia masih menunggu anaknya itu mengeluarkan semua amarahnya.

"apa anda tau gimana susahnya kami dulu? Apa anda pernah tau kalau saya dan kedua adik saya selalu diejek 'tidak punya ayah'? Apa anda juga tau kalau kembaran saya harus mengunjungi psikolog hanya untuk menghilangkan rasa bersalahnya. Oh dan apa anda juga tau bagaimana Donna menahan kesedihannya disaat dirinya memenangkan perlombaan menyanyi?" Jev mengatakan semua itu dengan emosi yang sangat jelas dimatanya. Lelaki itu sekuat tenaga menahan tangisnya selama ini jatuh.

"papa tau, papa tau semua itu. Asal kalian tau, selama ini papa masih mengawasi kalian...walaupun dari jauh"

Ketiga tertegun, apa benar ucapan papanya jika selama ini pria itu masih mengawasi mereka. Krystal sendiri ikut menatap Kai seakan meminta jawaban.

"kalau kalian gak percaya kalian bisa tanya ke tante Jess dan om Dimas" kata Kai yang lagi-lagi membuat terkejut. Mengapa Jess menyembunyikan ini semua?

"tapi apa an-maksud aku papa tau kalau papa terlambat?" ucap Donna pelan. Ntah pertanyaan itu seketika muncul dikepalanya.

"ya papa tau tapi gak ada kata terlambat kalau kita mau berusaha, mbak Donna" Kai mengucap hal itu dengan mantapnya.

Felix sedari tadi hanya diam saja namun hatinya merasa senang dan bahagia melihat reuni kecil keluarganya. Daridulu hanya ini yang ia inginkan.

"bang Jev, bisa kamu bawa adik-adikmu keluar sebentar? Ada yang mau papa bicarain sama mama"

***

H's Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang