Sudah hampir 3 bulan kehadiran Kai diantara keluarganya membuat Jevna mau tidak mau menerima kehadiran ayahnya. Walaupun belum sepenuhnya menerima dan memaafkan tapi sikap Jevna sudah tidak seketus saat-saat awal pertemuan.
Seperti pagi ini, Kai sudah berada dikediaman Krystal tepat pukul setengah 7 karna ia harus mengantarkan Donna dan Felix ke sekolah, sebenarnya kedua anaknya itu bisa saja pergi sendiri tapi Donna dengan manja-nya meminta kepada sang ibu untuk ayahnya mengantar jemput dirinya yang tak mungkin ditolak oleh Kai. Anak perempuannya bisa meminta sesuatu padanya saja ia sudah merasa sangat bersyukur, berbeda dengan Minggu dan Jev. Anak kembarnya itu masih sedikit merasa canggung untuk menyapa kehadiran ayahnya.
"kuliah pagi Mas?" tanya Kai begitu melihat Minggu yang sudah rapi dengan kemeja dan juga tas miliknya.
"iya pa tapi mau jemput Manda dulu hehe" kata Minggu sembari memakan sarapan yang sudah tersedia diatas meja makan. Ohiya semenjak kehadiran Kai kembali, dirumah mereka saat ini menggunakan seorang pembantu yang tentu saja berasal dari rumah orang tua Kai.
Hubungan orang tua Kai dengan ketiga cucu-nya belum baik-baik saja, apalagi dengan penolakan keras yang dilontarkan ketiganya saat kedua kakek-nenek mereka ingin bertemu. Kai dan Krystal tidak bisa memaksa, mereka hanya bisa menunggu sampai ketiganya luluh dan ingin bertemu dengan kedua orang tua Kai, berbeda dengan orang tua Krystal yang dengan mudahnya mereka terima.
"uang jajan masih aman kan?" tanya Kai yang membuat Minggu hanya menggaruk kepalanya, Kai tentu tau maksud dari anak lelakinya itu. Dengan segera lelaki itu mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu yang tentu saja diterima dengan senang hati oleh sang empu.
"cukup gak? Kalo gak nanti pa-"
"ada apa ini?" tiba-tiba suara Krystal menginterupsi dari arah dapur membuat kedua lelaki berbeda umur itu terlihat panik. Pasalnya Minggu sudah diberi uang jatah bulanan sekitar 1 minggu yang lalu barengan ketiga saudaranya.
"gak ada apa-apa, kamu bikin apa?" ucap Kai yang segera mengalihkan perhatian Krystal dari anak kembarnya itu.
"kamu ngasih mas Minggu uang tambahan kan?" tuduh Krystal yang membuat Kai menggaruk tengkuknya.
"uang bensin aja kok Krys, lagian kan mas Minggu mau jemput ceweknya" kata Kai yang membuat Krystal hanya bisa geleng-geleng kepala, memang uang bukan masalah kecil bagi Kai tapi kalau anak-anaknya kebiasaan minta padahal udah ada jatah sendiri kan susah.
"kemaren kamu juga bilang gitu ke abang Jev, besok-besok ke Donna atau Felix gitu?" sindiran Krystal membuat Kai merasa tidak enak, bukannya apa ia memang suka memberikan anak-anaknya uang ketimbang barang.
"udah sih ma, masih pagi loo masa udah ngomel aja sih cantik" kata Minggu yang langsung mengecup pipi Krystal membuat wanita berusia hampir 40 tahun itu mendengus kesal, ia memang tidak bisa marah pada anaknya itu.
"eh gausah asal cium ya. Papa aja belum dapet ciuman pagi kok kamu enak aja nyosor, sini Kry-"
"ekhem" deheman Jevna membuat Kai yang tadi mau mencium pipi Krystal langsung terhenti. Melihat keberadaan putra sulungnya itu membuat Kai sedikit keki, pasalnya dari wajah putranya itu terlihat sangat tidak bersahabat.
"inget, kalian udah bukan muhrim" ucap Jevna melewati kedua orang tuanya yang kini terlihat canggung satu sama lain, berbeda dengan Minggu yang sedari tadi sudah tertawa ngakak melihat wajah sang ayah.
Jujur saja, melihat raut wajah Kai yang seperti ini adalah hiburan tersendiri bagi mereka, apalagi saat berhadapan dengan Jevna.
--
"pa, aku hari ini berangkatnya sama temen ya?" Donna menginterupsi kegiatan sarapan mereka, sontak semua yang tadi anteng langsung memincing mendengar ucapan adik perempuannya itu.
"temen yang mana?" tanya Jev to the point.
"temen aku lah bang, masa temennya abang" kata Donna menjawab pertanyaan kakaknya itu.
Jev mengerut keningnya bingung, namun seketika ia paham akan siapa sosok yang dimaksud oleh adiknya itu.
"Lucas kan emang temen tongkrongan abang Don, lo lupa" kata Jev membuat Donna hampir tersedak sarapannya. Sial, kenapa dirinya bisa lupa kalau Lucas itu satu tongkrongan sama abang Jev. Kai sendiri pun mengiyakan selain karna ia tahu siapa itu Lucas, ia juga merasa tidak ingin melarang anak-anaknya dekat dengan lawan jenis diusia remaja begini.
"suruh Lucas hati-hati bawa motornya mba atau entar dia yang berurusan sama papa dan ketiga saudaramu" hanya itu peringatan yang keluar dari mulut Kai sebelum lelaki itu pergi untuk mengantar Krystal dan Felix.
Setelah kepergian papa, mama beserta adik bungsunya. Ketiga bersaudara ini masih asyik sarapan dimeja makan, namun kegiatan mereka terhenti saat Jev berdeham mengkode ingin mengatakan sesuatu.
"ngomong aja kali, kita dengerin" ucap Minggu yang sadar dengan kode dari kembarannya itu.
"kalian beneran udah gak papa sama kehadiran hmm-papa?" tanya Jev membuat kedua saudaranya itu kini menatap ke arahnya.
"awalnya sih pasti aneh ya bang, tapi sekarang gue udah bisa nerima kehadiran. Setelah gue pikir-pikir ini semua bukan kesalahan papa, tapi nenek" kata Donna membuka suaranya duluan.
"bukan, ini salah gue...harusnya gue gak perlu sakit waktu itu jadi kita bisa ngerasain gimana punya papa" ucapan Minggu membuat Jev kini menatapnya, Jev tau kalau kembarannya itu masih merasa bersalah karna kepergian ayah mereka belasan tahun lalu.
"lupain aja, meskipun kita sempet kehilangan sosoknya tapi kan dia balik lagi dan lo juga sembuh" baru kali ini Jev mengeluarkan kata-kata manis pada kembarannya itu.
"terus kita mau ketemu eyang putri gak? Felix cerita dari minggu lalu beliau nanyain kita mulu" kata Donna yang kini membahas topik sensitif.
"gue sih terserah lo pada, kalo lo mau ketemu yaudah kita ketemu bertiga-berempat deh sama si bungsu" kata Minggu sembari menoleh ke arah Jev yang terlihat tengah berpikir.
"minggu aja gimana? Gue kosongin jadwal, lo berdua juga? Jadi ya biar cepet aja" kata Jev yang diangguki oleh kedua saudaranya.
"Don, lo bilang ke pa-bokap lo ya" kata Jev yang merasa canggung karna hampir memanggil Kai sebutan papa.
"masih ae gengsi, bokap lo juga kali. Gak bakal kabur lagi itu orang tenang" Minggu terkekeh dengan muka malu Jev.
Diantara mereka hanya Jev yang masih belum bisa memanggil Kai dengan sebutan 'papa' berbeda dengan kedua saudaranya yang terlihat lebih leluasa dengan sang ayah, tembok yang Jev buat masih terlalu tinggi untuk Kai runtuhkan.
Itu adalah hukuman bagi Kai karna kepergiannya selama belasan tahun, dan ia tahu itu.
***
haloooo, long time no see...
lama banget rasanya mau nerusin cerita ini. Bukan cuman cerita ini aja, cerita aku lainnya juga begitu wkwkwk maklum kebanyakan ide tp gapernah direalisasikan btw cerita ini sisa 1 episode lagi menuju ending waaaah gak nyangka akhirnya bisa ditamatin juga setelah beberapa lama🤣
dan buat kalian yang mau baca cerita ku yang lain kalian bisa baca di akun KaryaKarsa ku dan ada satu au twitter yang lagi jalan hehe cari aja user @felicitytune semoga suka🥹
with love me xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
H's Family [END]
FanfictionKebayang gak gimana ribetnya seorang Krystal harus ngurusin 3 anaknya seorang diri.... ©️felicitytune #1 in exo #1 in Krystal #3 in Doyeon #46 in Kai