Bingkai Tiga

453 87 15
                                    

Jika di hari libur biasanya Jeressa bermalas-malasan dengan merebah diri di ranjang kesayangannya, kali ini berbeda. Saat ini, perempuan pemilik rambut panjang bergelombang dengan mata coklatnya itu tengah menyibukkan diri dengan membeli kebutuhan bulanan seorang diri. Niatnya adalah mengajak Wendelyn atau boby, namun sayang, kedua sahabat gilanya itu ternyata sedang menunaikan tugas sebagai anak yang berbakti. Tapi tak apa, nyatanya melakukan apapun sendiri juga mengasikkan untuk Jeressa. Hitung-hitung me time.

Dengan barang yang hampir memenuhi setengah trolley, Jeressa kembali mencari dan melihat sekiranya ada sesuatu yang dia butuhkan, seraya mengingat kembali kebutuhan utama yang harus dia beli, karena percayalah, sesampainya perempuan itu di market tersebut, Jeressa seperti amnesia mendadak, melupakan segala sesuatu yang sudah dia ingat betul-betul untuk dibeli.

Harusnya ia catat agar tidak lupa 'kan?

Tiba di rak pembersih dan kawan-kawannya, Jeressa mengambil satu detergen seberat sembilan ratus gram, kemudian menaruh asal di trolley, lalu melangkah lebih jauh lagi untuk menjangkau bagian pewanginya, namun saat kakiknya sudah kembali melangkah, suara seperti orang terjatuh beserta barang-barangnya menarik atensi Jeressa. Ia menoleh kebelakang, dan ya.. ternyata disana sudah ada seorang wanita terjatuh dengan barang yang berhamburan dibawah.

Jeressa segera menghampiri wanita itu dengan trolley yang sebelumnya ia kesampingkan terlebih dahulu. "tante baik-baik aja?" Tanyanya seraya membatu wanita itu berdiri.

"Terimakasih," katanya. "Pasti kamu kaget ya?" Jeressa tersenyum lalu turut membantu wanita itu memungut barang yang terjatuh ke lantai.

"Tante Nggakpapa? Ada yang luka?" Jeressa bertanya.

"Nggakpapa, paling nyeri sedikit kakinya." Jawabnya seraya menghela nafas dan sedikit tertawa. "Ibu-ibu gitu ya? Kalau liat diskon fokus banget sampai jalan aja nggak diperhatiin."

"Semua perempuan suka diskon tante." Ralat Jeressa dengan tawa di akhirannya.

"Hmm, bener. Kamu sendirian?"

"Ya, tante."

"Kirain sama temen atau sama mama kamu." Dan Jeressa menggeleng seraya tersenyum.

"Biasanya anak perempuan suka jalan sama ibunya." Dan lagi, Jeressa hanya menanggapinya dengan senyum canggungnya. "Bebas minta ini itu."

"Iya tante, eum ..kalau gitu saya permisi dulu ya tante, buru-buru soalnya." padahal tidak. Hanya saja Jeressa sedang berusaha menghindar dari segala pertanyaan yang sensitif baginya.

"Sudah selesai belanjanya?"

"Sudah."

"Terimakasih ya, sudah bantu tante tadi."

"Iya tante, sama-sama."

Pengharum bajupun Jeressa lewatkan, bukan sengaja, melainkan lupa dan kini justru langsung melangkah ke area kasir untuk mengantri. Kira-kira dua antrian lagi dengan masing-masing membawa trolley yang isinya cukup penuh, Jeressa menunggu dengan memori yang melayang jauh. Teringat kata-kata wanita tadi tentang 'anak perempuan suka berbelanja dengan mamanya', ya.. Jeressa akui itu, meskipun tidak semua anak perempuan suka, tapi Jeressa adalah salah satu anak yang menyukai hal itu.

"Ma, Aruby ambil masker ya?"

"Ma, Aruby boleh ambil snack nggak?"

"Ma, masakin cumi balado please..."

"Ma... aku mau anggur."

Semua rengekan manja itu seakan berputar kembali, Jeressa masih ingat betul betapa manja dan banyak ingin-nya dia ketika menghabiskan waktu beberlanja dengan mamanya. Meminta ini dan itu, tidak ada habisnya. Dan Jeressa pun ingat, meskipun mamanya mengatakan ia banyak maunya atau mengatakan seolah tak mau menuruti, tapi sang mama tetap membuatkan dan mengabulkan apapun yang Jeressa minta- apapun, kecuali waktunya di dunia.

SOLITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang