Bingkai Delapan

405 87 17
                                    

Aruby, kamu libur kan? Papa Boleh minta tolong?
Jaga adik kamu sebentar, soalnya papa sama mami kamu mau ke rumah sakit. Oma Salem sakit.

Sebuah pesan yang akhirnya membuat Jeressa Aruby berada dirumah papanya. Dan saat ini, di rumah hanya ada dia dan adiknya-Arisha. Asisten rumah tangganya kebetulan sedang mengajukan cuti, menjadi salah satu alasan kenapa Handanu meminta tolong kepada Jeressa.

Jeressa duduk dibawah beralaskan karpet bulu yang tebal, bersandar disofa seraya menjaga sang adik yang tengah bermain boneka, ia juga sesekali memainkan ponselnya.

"Ka Yubiii..bii." Begitu cara sang adik memanggil Jeressa.

"Hm, Kenapa?"

"Inyum..."

"Inyum? Minum?" Tanya Jeressa. "Ini?" Lalu dia mengangkat botol minum milik adiknya.

Arisha mengangguk antusias dan dengan Telaten Jeressa membuka tutup botolnya, lalu membantu adiknya untuk minum.

"Risha jalan-jalan keluar mau nggak?" Ajaknya, "Ke taman, main ayunan." Sambungnya lagi. Sebenarnya Jeressa bosan, membuat dirinya akhirnya memiliki ide untuk mengajak sang adik jalan jalan keluar. Ya.. meskipun hanya ke taman komplek.

"Lica mo ayunan."

"Oke, tapi bonekanya beresin dulu ya. Taruh di box." Lalu Jeressa menaruh bonekanya satu persatu seraya menunjukkan caranya kepada Arisha. "Kayak gini. Kalau Risha selesai main, taruh lagi didalam sini ya."

"kayak ginnii....." Tanya Arisha saat mempraktekkan apa yang tadi Jeressa lakukan.

"Hm. Pinter." Jeressa mengelus lembut surai Arisha.

Sudah selesai dengan kegiatan membereskan mainan, kini Jeressa dan Arisha berjalan menyusuri jalanan komplek. Berniat pergi ke taman seraya menikmati angin sore yang dihasilkan dari pepohonan yang rindang.

Jeressa melangkah pelan, menyesuaikan dengan langkah kaki adiknya yang saat ini tengah berjalan disisi kirinya, tak lupa tangan kirinya menggenggam erat tangan sang adik.

"Uci..uci...." Beo Arisha seraya menunjuk sesuatu. Jeressa mengikuti arah itu, disana terlihat seorang wanita paruh baya tengah mengendong kucing berjenis ragdoll. "uci...." Arisha masih saja menyebut kata itu, Jeressa sendiri tak paham, sebenarnya yang adiknya maksud itu si kucing atau si wanita paruh baya?

"Risha....." Sapa wanita itu saat menyadari keberadaannya, lalu menghampiri Arisha. "Makin gemes banget pipi kamu." Wanita itu mensejajarkan tubuhnya dengan Arisha, kemudian berdiri lagi.

"Loh, kamu....??" Wanita itu menunjuk Jeressa dengan raut wajah kaget. "Kamu yang bantuin saya di supermarket waktu itu kan?"

Jeressa menyadari itu, bahkan saat wanita itu menyapa adiknya, dirinya memang merasa pernah bertemu. "Halo tante."

"Astaga, jadi bener ya ini kamu. Kok bisa sama Risha?"

"kak yubi..... aka Lica." Tutur nya dengan perkataan yang belum begitu lancar.

"Kakaknya Risha?" Wanita itu memastikannya kemudian menoleh ke arah Jeressa. "Kamu kakaknya Risha?"

"Iya tante."

"Saya jarang liat kamu disini."

"Kalau sempat saja saya main kesini tant."

"Uci.... mo main cama ucii." Arisha masih saja memanggil nama itu.

"Risha mau main sama Lucy??" Arisha mengangguk semangat.

"Oh namanya Lucy." Gumam Jeressa.

"Iya. Maklum Arisha masih cadel-cadel ya, jadi uci deh manggilnya. Kita ngobrol di bangku taman aja mau? Nggak enak ngobrol sambil berdiri."

SOLITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang