Part 30

573 103 12
                                    


Vote dulu ya sebelum baca😘





ENJOY READING
______


"Morning sunshine."

"Gue dimana ini?"

Sehun kaget, "Perasaan lo cedera tangan bukan amnesia."

"Siapa yang amnesia, gue nanya ini dimana. Semalem gue gak disini kayanya."

"Lo semalam ketiduran di sofa depan, gue bawa ke kamar ini. Kita masih di markas Kyungsoo." Kata Sehun sembari membukakan horden.

Saena terbangun dengan kondisi punggung yang nyaman. Ada sekitar empat bantal yang digunakannya. Dua untuk ganjalan kepala, satu untuk menumpu punggungnya dan satu lagi di kakinya.

"Gue beneran kayak orang lumpuh."

Sehun melihat bagaimana Saena menyingkirkan bantal yang ada di kakinya.

"Biarin bantal itu ditempatnya, atau gue beneran bikin kaki lo lemes kayak orang lumpuh?"

"Gue mau bangkit, mau mandi?!"

"Gak usah mandi, makan dulu."

Makanan beserta obat sudah disediakan suster dan dibawa masuk oleh Sehun. Dia masih ingat permintaan gadis itu agar dia sendiri yang mengurusinya.

Lantas kenapa Sehun mau? Karena hatinya ingin.

"Ada yang mau gue tanya, dan lo harus jawab jujur." Kata Sehun.

Saena baru menerima suapan pertama namun jantungnya sudah berpacu laju. Ini karena pertanyaan Sehun dan posisi mereka berdua yang berdekatan.

"Tinggal nanya."

"Lo beneran gak punya musuh?"

Tatapan lurus Sehun ke Saena itu sulit untuk diartikan. Seolah tersimpan rasa marah yang diakibatkan karena kekhawatiran.

"Bagi gue, gue gak punya musuh tuh?"

"Gue ini anak angkat dari keluarga yang tinggal di luar negeri. Hidup gue gak sesosialita itu untuk banyak bergaul dan punya musuh."

Terjemahan: Gue ini agen rahasia dan satu-satunya musuh gue adalah lo Oh Sehun.

"Kalo gitu maaf." Tutur Sehun pelan.

"Untuk?"

"Karena gue lo hampir mati." Cicitnya menyesal. "Orang-orang kemarin itu udah ngintai mansion gue bertahun-tahun dan baru nyerang kali ini."

Ini adalah sebuah informasi yang tidak diharapkan. Namun sebaiknya Saena mendengarkan dengan baik barang kali ada hal yang penting.

"Terus hubungannya sama gue?"

"Mereka ngira lo anak kandung dari orang tua angkat gue." Jelasnya.

Saena ingat Sehun pernah menyebutkan tentang orang tua angkatnya. Orang yang menolong dia dan ibunya saat kecil.

"It's fine. Gue gak kenapa-napa juga kan."

Berikutnya, Sehun fokus menyuapi Saena dan memaksanya agar melahap habis makanan yang sudah disediakan.

Setelah selesai, Sehun memberikan obat berupa pil yang harus diminum Saena.

"Untuk sementara lo disini dulu sampe anak buah gue selesai beresin mansion."

"Lo gak ke kampus?"

"Ngapain? Asisten gue aja enak-enakan gak masuk kampus?"

"Gue gampar lo ya. Kemarin aja lo bilang gue bisa pake jatah libur gue. Gak jelas banget lo jadi orang. Eh lupa emang bukan orang, jelmaan albino."

Detective, Desire and Destiny • Sehun EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang