Vote dulu ya sebelum baca😘
ENJOY READING
______Saena memakai dress biru langit selutut dan kardigan bewarna putih, membuat perempuan itu terlihat lebih muda dan fresh. Kulit putih mulus dan pantulan sinar matahari menjadikan Saena terlihat seperti bidadari.
Pria yang sudah hampir tiga puluh menit menunggu Saena bersiap pun terpanah.
Sehun mengakui jika Saena sangat cantik.
"Kedip aja kali." Ledek Saena.
"Kenapa kemarin-kemarin gak kayak gini aja dandanannya?"
"Suka ya?"
"Iya."
"Sama gue?"
"Bukan. Suka sama tubuh lo." Jawab Sehun sesuai isi hatinya.
Saena membuang muka merasa kesal karena hawa nafsu yang sudah melekat pada diri Sehun.
"Bangsat, kapan hilangnya sih otak cabul lo itu?"
"Baby, your language." Bisik Sehun menempatkan telunjuknya di bibir Saena.
"Sehun, ini jam 12 siang. Matahari persis di atas kepala gue, panas tau gak sih. Buruan buka mobilnya."
Sehun ingin hari ini memperlakukan Saena seperti wanita yang ia kencani. Walaupun hatinya belum sepenuhnya untuk Saena.
Kini Saena menyesali pilihan busananya. Jika tau Sehun akan membawanya ke tempat seperti ini, dia tidak akan mau berpenampilan girly yang sebenarnya bukanlah tampilan kesehariannya.
Saena tau tempat yang dituju. Dia pernah beberapa kali ke tempat itu untuk pelatihan.
Tempat itu adalah lapangan tembak.
"Bisa balik lagi, gak?" Tanya Saena sebelum mereka turun.
"Perjalanan kesini jauh. Gak bisa."
"Kalo gitu lain kali diomongin dulu kalo mau ke tempat kaya begini. Biar gue bisa nyesuain outfit." Ucap Saena agak kesal.
"Lain kali?" Ulang Sehun kemudian mengulum senyumnya "Boleh, mari kita lakukan lagi lain kali."
Dengan berat hati, Saena harus memasuki area lapangan tembak dengan pakaiannya yang begitu mencolok.
Kalau saja tadi Sehun mengajaknya ke lapangan golf pun masih cocok dengan tone warna baju milik Saena. Namun rasanya dia sangat tidak nyaman dengan situasi sekarang ini.
"Selamat siang Pak Sehun, reservasi anda sudah kami konfirmasi. Silahkan dinikmati fasilitas spesial dari kami."
"Lihatkan, disini gak ada orang selain kita. Gak masalah lo mau pake baju apa juga, selagi masih berbaju gue gak masalah." Tutur Sehun. Pria itu ternyata cukup peka dengan keadaan Saena yang tidak nyaman dengan dress selututnya itu.
Namun bukan membuat Saena senang, adanya kata 'masih berbaju' malah membuat Saena kesal.
"Tau ah! Lo main aja sana sendiri. Gue mau duduk aja."
"Pesan makan aja dulu. Habis itu pokoknya lo harus main, kalo engga nanti pistol gue yang mainin lo."
Saena membenci otaknya yang lebih condong ke pemikiran yang negatif. Ditambah lagi ekspresi genit yang dibuat-buat oleh Sehun padanya.
Setelah Sehun memanggilkan karyawan yang berjaga untuk memesankan makanan, seorang pria yang berseragam itu mendekati ke arah Saena.
"Permisi nona, ada yang bisa saya bantu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective, Desire and Destiny • Sehun EXO
FanficSaena, seorang detektif yang mendapatkan tugas pertamanya untuk menyamar dan menyelidiki Sehun yang menyamar sebagai Professor Alan. Dibalik itu semua ada sebuah takdir yang menuntun mereka untuk bersama.