Part 11

1.5K 193 10
                                    

Saena POV

Pada hari yang sangat cerah ini, gue semangat untuk pergi ke bank untuk menerima gaji gue.

Bayaran sebagai salah satu agent rahasia negara sangat lumayan buat gue. Apalagi gue yang hanya hidup sendiri dan tidak punya tanggungan apa-apa lagi.

Tempat tinggal sudah disediakan oleh negara, untuk kebutuhan pangan juga sudah sangat tercukupi.

Gue sampe bisa nyumbang tiap bulannya untuk panti asuhan tempat gue tinggal dulu sebagai bentuk balas budi gue.

[on the phone]

"Halo, Saena?."

"Haloo mami Liz. Saena mau bilang kalo hari ini Saena ngirimin duit buat beliin adik-adik mainan. Kebetulan gaji Saena berlebih Mi." Ujar gue ke Mami Lizzy, salah satu pengurus panti asuhan.

"Syukur kalau gitu, Saena. Terima kasih banyak, nanti mami sampaikan ke adik-adik. Kapan mau main kesini lagi?"

"Saena akan nyempetin kesana kalau kerjaan sudah beres semua ya Mi."

"Iya sayang. Jaga kesehatan kamu, mami sangat bangga pernah membesarkan kamu."

📞📞📞

Setelah menerima gaji dan menyetorkan sebagian uang gue itu ke panti asuhan, gue harus bergegas ke kampus menjalankan misi penyamaran gue.

Hari ini gue harus dapat sesuatu dari Sehun dan memberikan progress untuk laporan yang akan gue berikan ke Agent Changmin.

[ messenger]

Professor Alan:
Carissa, hari ini kelas dibatalkan. Tolong sampaikan ke yang lain.

Professor Alan:
Tugas makalah tetap dikumpul, tolong kamu yang kumpulkan. Saya akan ke kampus untuk mengambil makalahnya.

Carissa:
Baik Prof, akan saya sampaikan ke teman-teman kalau jadwal hari ini kosong.

💬💬

Ternyata dia seperti dosen kebanyakan, yang membatalkan kelas seenaknya.

Ini membuat gue menaruh rasa curiga kepada Sehun. Sebagai mafia yang sedang menyamar sepertinya dia akan melakukan sesuatu sampai-sampai membatalkan pertemuan di kampus.

Gue datang ke kampus dan menjalankan perintahnya untuk mengumpulkan tugas teman-teman gue yang lainnya.

"Udah lama nungguinnya?" Tanya Professor Alan saat dia menyamperi gue.

"Iya. Ini semua makalahnya. Tadi saya dapat pesan dari akademik kalo nilai dari makalah ini harus segara di input."

"Pihak akademik itu selalu bikin gue ribet." Gerutu Professor gadungan itu.

"Saya aja yang bantu untuk input nilainya, Prof." Meskipun jadi asisten dosennya Professor yang gadungan ini tetap aja gue punya tanggung jawab untuk bantu dia.

"Kalo gitu ikut gue. Gue masih ada urusan, setelah urusan selesai, lo ke apartemen gue buat nyelesain itu semua."

"Ini masih dikampus Alan! Ntar mahasiswa yang lain mikir yang engga-engga kalo omonganmu itu sangat informal!" Kesal gue karena banyak orang yang melintas melihat ke arah gue dengan pandangan aneh.

"Biarin aja, kan kita emang udah ngelakuin yang 'engga-engga' kan?" Ujarnya tanpa ada rasa bersalah.

"Gue belom ngapa-ngapain ya sama lo! Jaga dong mulut lo itu!!"

"Ayo sekarang ke mobil gue, manis. Biar kita mulai 'ngapa-ngapain' nya di dalam mobil aja."

"Professor cabul lo!" Kesal gue bernada tinggi.

Detective, Desire and Destiny • Sehun EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang