Part 46

256 48 11
                                    

DI VOTE DAN DI COMMENT YAA😽






🦋ENJOY READING🦋




Kedatangan Luna dan Yunho kembali ke mansion Sehun bukan hanya sekedar berdiskusi. Sehun dan Saena punya rencana untuk mereka.

"Latihan gabungan, Sa?!"

"Iya. Sama yang lain juga." Saena menunjuk teman-teman Sehun yang sudah mulai latihan menembak disana.

Halaman belakang rumah mereka diubah menjadi tempat latihan menembak. Mungkin besok bisa diubah lagi menjadi tempat latihan memanah. Sesuai dengan keinginan Sehun dan Saena sebagai tuan rumah. Tidak hanya kelompok inti mereka, Sehun juga mengerahkan pasukan tambahan untuk ikut berlatih.

"Ini Lay. Yang bakal jadi penanggung jawab latihan gabungan tembak."

Saena memperkenalkan Lay kepada Luna dan Yunho. "Gue Lay."

"Gue bisa latihan nembak sendiri Sa! Gaperlu dimentorin sama dia segala!"

"Lun, lo kenapa tiba-tiba jadi sewot?"

Luna menyambut uluran tangan Lay setelah berjabatan tangan dengan Yunho. Tapi karena rasa kesalnya, Luna meremas kuat tangan Lay sehingga pria itu kesakitan dan berteriak, "Aaarghhh. Apa-apaan sih?"

"Lo yang waktu itu mau nembak gue tempo hari. Gue masih ada dendam!"

Lay ingat sekarang, "Itukan salah lo. Nyamar dan nyelinap ke mansion temen gue, gue cuma jalanin tugas."

"Bodo! Gue ini agen rahasia, bisa latihan sendiri gak perlu bantuan lo." Luna masih saja tidak terima dan berjalan menjauh dari temptnya sekarang.

"Sandriena, Luna biar saya yang urus. Kamu istirahat saja ya, Nak? Jangan terlibat terlalu banyak dulu." Sambung Yunho sebagai pria tertua di komplotan itu.

Yunho menyusul Luna, untuk menghadapi anak gadis seperti Luna dan Saena itu perlu banyak kesabaran. Untung saja Lay bukan tipe pria yang suka meladeni amarah perempuan. Dia tidak mengambil pusing tindakan Luna dan kembali menjalankan tugasnya untuk mengawasi lathian tembak hari ini.

"Aku lihat barusan."

Saena sedikit kaget akan kehadiran Sehun yang tiba-tiba, "Lay sama Luna."

"Oooh, terus kenapa?"

"Kita jodohin aja, kayaknya mereka cocok."

"Sehun fokus! Kenapa jadi buka sesi jodoh-jodohan sih." Saena menepuk pelan dada bidang Sehun menyalurkan rasa kesalnya.

Sehun hanya tertawa. Pantas saja Luna dan Saena bisa berteman akrab, keduanya punya watak yang mirip, amarahnya sangat mudah dipancing.

"Yaudah ayo kita masuk aja." Ajak Sehun menyuruh Saena yang sudah memantau latihan itu selama berjam-jam.

"Gak. Aku gamau, masih mau disini."

"Kamu harus ganti perban dulu sayang. Habis itu kita kesini lagi, okay?"

Sehun mengelus luka tembak Saena dibagian pundaknya. Pakaian Saena yang terbuka nembuat semua orang bisa melihat luka tembak yang kini dibaluti dengan perban medis. Hati Sehun selalu sakit setiap kali melihat itu. Dia selalu teringat bagaimana Saena tanpa punya rasa takut menghadang peluru yang pada dasarnya tertuju ke jantungnya. Sehun juga tidak akan bisa lupa saat-saat darah menyucur keluar dan Saena menatapnya sebelum dirinya tidak sadarkan diri.

Detective, Desire and Destiny • Sehun EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang