Part 43

553 79 27
                                    


Vote dan comment aja kokk gak minta yang lain🙏💚


♥️ENJOY READING♥️
_______________

"Rehat dulu. Ini aku bikinin kopi." Kata Saena kepada Sehun dan teman-temannya.

Sudah berhari-hari Sehun bekerja keras melacak orang yang mengacaukan rencana pembunuhan Presiden tempo hari. Orang yang membuat Saena terluka bahkan nyaris mati.

Saena tidak tau menau apa yang mereka kerjakan. Padahal profesi Saena sebagai seorang agen rahasia terlatih bisa sangat bermanfaat untuk pencarian mereka. Tapi tidak, Sehun melarang itu. Dia sangat tegas untuk satu hal ini, kalau Saena harus diperlakukan sebagai satu-satunya majikan di dalam istananya.

Saena tidak boleh bekerja, tidak boleh lelah, tidak boleh terbebani. Saena hanya boleh diperlakukan layaknya ratu.

"Kok?" Heran Sehun ketika melihat Saena membawa gelas-gelas berisikan kopi.

"Aku gabut, cuma bikinin kopi. Bukan nguli."

Mendengar sarkasnya Saena membuat Chanyeol dan kawan-kawan terkekeh. Sehun yang dikenal sangat mengintimidasi kini terlihat terintimidasi.

Tidak apa jika harga dirinya diinjak-injak. Jika itu adalah Saena atau Kim Sandriena Russo. Selain itu siap-siap saja peluru menembus jantung kalian.

"Lain kali, gak perlu repot-repot."

"Gak ada yang repot, Sehun. Cuma kopi doang astagaaah."

Saena meletakkan cangkir demi cangkir di posisi terdekat masing-masing tamunya. Seperti Kyungsoo yang duduk di hadapan layar pengawas, Chanyeol dan Kai yang duduk di sofa yang saling berhadapan. Sementara Lay dengan Sehun di meja lainnya sedang memandangi foto-foto orang asing.

Akhirnya mereka merasakan dilayani langsung oleh tuan rumah yang asli. Untung saja dia Saena, mau memperlakukan tamunya dengan seharusnya. Karena sebelumnya Sehun mana mau berlaku seperti ini. Kalau mau makan tinggal minta, kalau haus tinggal ambil. Jangan manja katanya.

"Makasih," tutur teman-teman Sehun bergantian.

"Makasih ya Sandriena." Ucap Kyungsoo.

"Saena aja. Belum terbiasa sama Sandriena, kaya manggil orang lain." Sahut si pemilik nama.

"By the way, lo gak merasa harus ngasih tau Saena soal ini Hun?" Kyungsoo mengubah pembicaraan.

Langsung saja Saena melempar tatapannya pada Sehun. Sangat berharap ada informasi yang dapat dia ketahui selain dirinya kini menjadi target BIN karena menjadi anak mafia.

Sejujurnya Sehun sedikit menyesali sikap Kyungsoo yang terlalu berterus terang. Tapi ada benarnya juga. Saena berhak tau.

"Waktu hari h eksekusi, orang yang muncul tiba-tiba dan meneriaki bom itu tidak lain dan tidak bukan adalah anak buah Minho. Lagi-lagi kecolongan." Frustasi Sehun.

"Okay, it's predictable sih."

"Masalahnya," Sehun sedikit menjeda.

Selain tidak ingin Saena khawatir, Sehun tidak mau terlihat kalah di depan perempuan itu. Jiwa kompetitifnya sulit luntur.

"Kami semua kewalahan ngelacak dia. Kalo aja si anjing itu ketemu, otomatis bisa bawa kita lebih dekat ke Minho." Ucap Sehun meluapkan unek-uneknya. Itulah yang menjadi Sehun dan teman-temannya kesulitan beberapa hari kebelakang.

"Kalian punya informasi profil tapi gak bisa ngelacak, gitu kan?" Tanya Saena memastikan.

Setelah mendapat jawaban ya dari Sehun juga Kyungsoo, Saena kini paham apa peran yang bisa dia ambil dalam bagian ini.

Detective, Desire and Destiny • Sehun EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang