Part 10

1.5K 187 6
                                    

Sehun POV

Setelah sekian lamanya, gue tidak pernah 'bekerja sendiri' pada malam hari, karena penolakan Carissa akhirnya mau ga mau gue harus menuntaskannya sendiri.

Harusnya gue minta aja Jongin untuk mendatangkan pelacurnya. Tapi pikiran gue terlalu gusar malam itu.

Gue sangat yakin Carissa juga menikmati sentuhan gue namun, sudah kali kedua gue ditolaknya.

"Hun, lo denger gue ngomong ga sih?" Oceh Chanyeol.

"Enggak." Dengan santainya gue menjawab pertanyaan Chanyeol.

"Ngomong apa lo emang?"

"Salah satu casino punya lo dihancurin. Terhitung kerugiannya ada senilai 100 juta."

"Siapa yang bikin? Casino yang dimana?"

"Mereka yang dulunya kerja sama lo tapi lo pecat karena gapernah becus kalo kerja. Casino yang di gangnam."

"Hubungin Lay. Kita rencanakan eksekusi orang-orang payah itu." Ucap gue tak gentar.

Gue benci sama orang-orang yang seperti itu, tapi ada kalanya mereka lah yang bikin adrenalin gue terpacu dan kehidupan mafia menjadi menyenangkan. Gue akan sangat senang ketika di tantang karena gue sangat benci diremehkan.

"Ngomongin soal Casino, gue berhasil dapetin lokasi yang bagus untuk lo buka Casino di daerah Singapore." Tutur Jongin sambil menyodorkan iPad miliknya.

"Bagus. Lokasinya cukup strategis, pastikan Casino ini akan menjadi Casino favorite di kawasan itu!" Tegas gue ke Jongin.

"Pipi lo merah gitu, Hun. Lo flu?" Tanya Kyungsoo.

Karena kulit gue yang terlalu putih jadi sangat mudah dilihat kalau pipi gue sedikit memerah karena flu.

"Hmm. Abis mandi air dingin gue tadi malam." Jelas gue cuek.

"Lagian kenapa pake acara mandi air dingin lo malem-malem? Nafsu gak kesampean?" Tanya Chanyeol bercanda.

"Iya. Gue gagal main sama mangsa gue yang baru."

"Wow. Kok bisa?" Respon Chanyeol atas pernyataan gue.

"Seingat gue lo nggak minta ke gue buat datangin cewe ke apartemen lo tadi malam. Lo main sama siapa Hun?"

"Carissa. Mahasiswi gue."

"Yang kemaren di bar itu? Yang ga sengaja ngelihat transaksi narkoba di Burning Sun." Tanya Jongin memastikan.

"Iya dia, Carissa."

"Cari yang lain aja lah Hun. Lo mau gue kasih yang baru malam ini?" Usul Jongin.

"Enggak. Lagian dia sekarang jadi asisten dosen gue, masih banyak kesempatan buat gue meluluhkan dia." Tutup gue.

Gue nggak mau bahas Carissa lagi untuk sekarang. Kalau gue mikirin dia bisa-bisa gue harus 'bekerja sendiri' lagi.

"Gue dapat pesan dari Lay. Dia udah nangkap orang-orang yang buat kekacauan dia Casino lo, tinggal kita eksekusi." Ungkap Kyungsoo.

"Ayo kita eksekusi orang-orang bodoh itu"

💄💄💄

Saena POV

Di rapat rutin ini gue kehilangan fokus untuk mendengar dengan seksama setiap kasus dari tiap-tiap agent. Bayang-bayang sentuhan Sehun masih tersisa di benak gue.

Bayangan gue akan bekerja sebagai detektif ataupun agent rahasia rasanya jauh berbeda dari yang gue hadapi sekarang. Seperti kebanyakan kasus lainnya, mereka terdengar seperti sedang berlaga film action sementara gue seperti sedang memainkan peran tokoh utama dalam serial romantis.

"Agent Saena?"

Gue harus lebih fokus untuk menangani kausus ini, jangan sampai gue terperangkap dan lebih parahnya jangan sampe identitas gue terungkap. Gue nggak tahan kalo harus hidup 5 tahun jadi eskimo.

"Agent Saena?!!"

"Agent Saena!!!!" Teriak Agent Changmin yang sedang berada di depan sana memimpin rapat.

Gue dengan rasa tidak bersalah sama sekali memandangi sekitar yang menatap gue aneh. Apalagi tatapan Luna yang seolah memberikan isyarat gue akan mati.

Oh Shit.

Pasti sejak dari gue membayang-bayangkan sentuhan sialan itu, Agent Changmin memanggil gue untuk memberikan laporan terkait bukti senjata yang gue dapati.

"M-maaf Agent Changmin, saya kurang enak badan." Gue mengeles dan maju untuk menggantikan Agent Changmin di depan.

Semua foto yang gue dapati sudah ditampilkan di layar projectors.

"Ini bukti kalau mayat yang ditemukam kemarin adalah perbuatan dari Sehun. Seperti yang kita tau, pistol buatan Italia ini sukar untuk didapatkan dan harganya juga cukup fantastis. Dan apabila kita lihat pada isi pelurunya, bentuk peluru yang sama seperti peluru yang menancap di jantung mayat itu." Jelas gue.

"Bagus, Agent Saena. Tapi tetap saja, anda masih harus bekerja sangat keras untuk mengungkap segalanya. Hanya dengan satu pembunuhan saja tidak cukup untuk menjatuhkan orang seperti dia ke penjara. Apalagi dalam TKP, bukti-bukti yang di dapati tidak sepenuhnya tertuju pada Sehun." Tutur Agent Changmin sedikit frustasi.

"Baiklah. Kasus dari Agent Saena menutup rapat rutin kita untuk hari ini. Silahkan kembali bertugas." Tutup Agent Changmin membuat semua Agent kembali di sibukkan pada kasus mereka masing-masing.

Setelah keluar dari ruang rapat, gue menyempatkan untuk membuat kopi. Diikuti dengan Luna dan Yeri.

Beberapa saat kami bercengkrama, tidak lama Agent Hanbin datang ke pantry. Kelihatannya dia mencari gue. Terlihat dari tatapan matanya yang seperti puas ketika mendapati gue berada disini.

"Saena?" Panggilnya.

Yeri dan Luna tampaknya sengaja meninggalkan gue dan Hanbin berdua di ruanhan ini.

"Agent Hanbin?"

"Are you alright?" Tanyanya penuh kecemasan.

"Gue nggak apa-apa. What makes you so worried?"

"Gue bisa bantu lo untuk berganti kasus dengan kasusnya Jun. Orang seperti Sehun itu sangat berbahaya, Sa." Ujar Hanbin membuat gue kesal. Gue ini Agent Rahasia Negara bukan pacar, adik, kakak atau bagian dari silsilah keluarganya.

"Ini kasus pertama gue. Harusnya lo support dengan membantu gue mencarikan informasi, bukan menyarankan gue untuk mundur kaya gini." Ungkap gue dengan nada yang meninggi.

Kemudian, wajah Hanbin berubah menjadi lesu. Dia terlihat menyesal akan perkataannya barusan.

"I'm sorry, Sa. Gue cuma khawatir karena kasus pertama lo ini cukup berat."

Gue akui itu, kasus ini cukup berat. Berat godaannya. Membuat gue selalu mengkutuk kenapa target gue begitu tampan, gagah, maskuli dan sexy.

Bayangan akan ciuman panas itu kembali lagi. Gue harus membersihkan pikiran gue sebelum khayalan gue ini merambat ke yang lebih lagi.

"It's okay. You don't need to worry. Gue permisi dulu."

Gue pergi dan meninggalkan Agent Hanbin yang kelihatannya masih ingin berbincang dengan gue. Bukannya gue tidak ingin berlama-lama dengannya, cuma gue perlu udara segar untuk membersihkan pikiran-pikiran sensual gue akan Sehun.

.
.
.
.
.
.
[To Be Continued]

Jangan lupa VOTE
Jangan lupa Comment
🌟🌟🌟

Detective, Desire and Destiny • Sehun EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang