Part 50

408 43 13
                                    

DI VOTE DAN DI COMMENT YAA😽



🦋ENJOY READING🦋



"Aargh... pelan pelan sayang."

"Sakit kan? Makanya jangan sok jago ngurusin orang lain kalo sendirinya juga perlu diurusin." Handuk hangat itu menghantam ujung bibir Sehun membuatnya kesakitan akibat lebam.

Kompresan itu yang terakhir. Setelahnya Saena merangkak naik ke tempat tidur. Menarik selimut hingga ke atas kepalanya dan membiarkan Sehun sendirian di sofa.

Bahkan tidak ada kecupan selamat malam.

"Selama aku gaada ngapain aja sama Hanbin?"

Saena menurunkan paksa selimut dari wajahnya, "Maksudnya apa nanya gitu?"

"Jawab aja."

"Ngantuk." Selimut itu sudah menutupi lagi wajah sampai kaki Saena.

"Sayang,,, tapi aku belom dapet ituu. Masa udah mau tidur?"

"Ngantuk! Matiin lampunya, aku mau tidur."

Tombol lampu hampir ditekan Sehun agar ratunya bisa tidur. Tapi rasanya tidak adil jika Saena bisa tertidur pulas sementara dirinya tersiksa karena diabaikan begitu saja.

Sehun mendekat ke Saena. Memeluk tubuh perempuan yang terbungkus dengan selimut putih tebal di dalam sana.

"Kamu megang apa itu????" Pekik Saena saat Sehun salah menempatkan tangannya.

"Sayang, aku habis bertempur loh tadi. Masa ga ada perlakuan spesial gitu?"

"Ck males, perlakuin aja itu tamu kamu dengan spesial." Balas Saena masih belum keluar dari sarangnya.

Sehun melepas pelukannya. Dia duduk di tepi ranjang dan menatap Saena dari balik selimut itu. Kemudian Sehun tertawa dengan sangat puas sampai-sampai Saena jengkel.

"Jadi ini alasan kamu cuek, karena cemburu?"

Selimut pertahanan Saena akhirnya lepas. Dia mencampakkannya ke arah samping, lalu bangkit mensejajarkan tubuhnya dengan Sehun.

"Iya! Pake nanya pula!"

Tertawa Sehun semakin menggelegar. Lelaki yang biasanya berhawa dingin seperti kutub itu, jika bersama Saena bisa mencair hingga meleleh. Andai Sehun bisa mendeskripsikan apa saja yang bisa Saena perbuat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik.

"Sini peluk," kata Sehun mengajak Saena ke dalam dekapannya.

"Gak mau. Masih marah."

"Kalau gitu, temenin aku makan gimana? aku laper, Sekalian biar aku jelasin semuanya."

Meski tatapannya masih tajam, tapi sekarang Saena sudah berdiri mengambil kimono untuk dipakai agar bisa menutupi bagian tubuhnya yang terlalu terekspose. Baju tidur yang sangat minim itu sangat berbahaya jika dipakai Saena keluar kamar, ada banyak penjaga yang sedang bertugas demi keamanan mereka.

Saena meninggalkan Sehun dibelakang. Dia berjalan lebih cepat ke dapur untuk mempersiapkan makanan. Jam segini tidak mungkin Saena tega membangunkan pelayan hanya untuk memasakkan makanan Sehun. Kalau dia bisa melakukan itu sendiri, kenapa tidak.

"Duduk aja. Aku yang siapin makan." Katanya saat Sehun mendekat.

"Yes queen."

Tidak mewah, makanan yang dibikin Saena hanyalah spaghetti instan yang biasa dia masak ketika kelaparan ditengah malam. Dia juga memanaskan ayam goreng sisa makan malam sebagai tambahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detective, Desire and Destiny • Sehun EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang