[ 22:46 PM ]Mafu itu orang sibuk.
Sibuknya seorang Mafu itu dimulai dengan bekerja di perusahaan keluarganya dari pagi sampai ke sore hari.
Disambung dengan hobi dan pekerjaan sampingannya dalam menciptakan musik serta lagu di malam hari.Walau sesungguhnya uang itu mudah didapat oleh Mafu, ia tidak mau diam di tempat dan hanya mengandalkan bawahan untuk bekerja demi kelangsungan hidupnya.
Hal ini terdengar mulia, namun bila dipaksakan akan mengganggu.Terutama mengganggu suasana hati Soraru, apalagi Soraru sedang dalam masa liburan semester.
Mafu itu tipe manusia sibuk yang bisa lupa waktu.
Soraru ingat karena terakhir kali pekerjaannya dibawa ke rumah, Mafu baru tidur jam tiga pagi.
Soraru harus menyadarkan Mafu kalau badannya itu bukan mesin."Mafu-san, masih kerja?"
"Mm, aku masih ngutang lagu soalnya... tinggal beresin sedikit instrumennya terus aku kirim."
"Hmm, okee... jangan dipaksain, lho! Kamu bukan robot..."
"Mm, aku tau."
Soraru kembali memeluk bantal dengan erat, menggulingkan dirinya sendiri di kasur sambil memperhatikan Mafu.
Wajahnya serius, ditambah Mafu memakai kacamata saat berhadapan dengan layar komputer.
Tampan, pikir Soraru dalam hati.
Tapi kalau begini terus, satu hari akan terlewat begitu saja tanpa interaksi secara dekat dengan si albino.
Soraru harus berusaha demi merebut perhatian Mafu!°
Strategi pertama, kopi dan kudapan.
Kopi ditemani dengan kue kering yang sempat Soraru buat kemarin, umpan sempurna.
Siapa tahu Mafu peka, lalu mengakhiri waktu kerjanya dan memanjakan Soraru.
Iya, Soraru memang semanja itu.
Tapi mana mungkin ia beberkan, Soraru masih punya harga diri-Soraru mendekati Mafu ke meja kerjanya, meletakkan mug dan piring berisi kue kering di sebelah meja kerja Mafu yang kosong.
Mafu masih fokus pada layar komputernya padahal Soraru berdiri tepat disebelahnya.
Kalau tidak sibuk atau sedang main-main, Mafu akan langsung menempel dan memeluk Soraru erat dengan kata kunci 'isi energi'.Soraru menyentuh bahu si albino pelan, yang perlahan digantikan dengan pipinya disandarkan di bahu Mafu.
"Kopi sama biskuitnya, Mafu-san. Ayo, istirahatin dulu matanya..."
"Mm, makasih... tapi tanggung, tenang aja."
"M-masih kerja?"
"Iya."
Singkat, padat, jelas.
Mafu hanya menoleh sepersekian detik pada Soraru kemudian kembali fokus pada layar komputernya.
Soraru mengangkat kepalanya, agak terkejut dengan sikap Mafu yang begitu serius.
Khayalan Soraru runtuh, tapi lagi-lagi Soraru tidak akan menyerah begitu saja!Strategi kedua, silent treatment.
Karena Soraru tidak diberikan respon sesuai dengan yang diinginkan, maka Soraru juga akan melakukan hal yang sama.
Seolah menganggap Mafu tidak ada dan mengurusi urusannya sendiri.
Walau sesungguhnya tidak ada urusan mendesak yang akan Soraru kerjakan.
Liburan semester berarti ia bebas dari tugas dan ujian, tidak ada yang bisa ia kerjakan.
Maka Soraru pun kembali ke kasur 'jumbo' milik Mafu dan memainkan HP-nya.5 menit perlahan jadi 10 menit.
10 menit perlahan jadi 15 menit.
Setengah jam pun terlewat begitu saja, tanpa ada respon dari si albino.
Yang terdengar dari arah meja kerja Mafu hanyalah bunyi instrumen dan ketikan keyboard, tidak lebih tidak kurang.
Soraru yang sedari tadi hanya menonton video kucing yang kebetulan lewat di jejaring sosialnya pun kesal.
Soraru menghela nafas, melepas gulungan selimut dari tubuhnya, dan perlahan menghampiri Mafu untuk melancarkan strategi terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
milk tea °
Fanfiction[ mafusora ] berisi tentang keseharian seorang tuan muda dengan seorang mahasiswa hampir tingkat akhir pujaan hatinya. cerita awalnya, cek buku sebelah, ya! Mohon maaf bila akan ada: [ OOC, plot klise, bahasa absurd, bucin- ] in bahasa. ( '¬')