Mengingat Soraru sudah menginjak semester akhir, pemuda itu tengah menjalankan magang secara hybrid – dari kantor dan dari rumah – dan hari ini Soraru baru saja menyelesaikan pekerjaannya dari rumah.
Meregangkan tubuhnya yang mulai pegal, pandangan Soraru menatap jam kecil di pojok layar monitornya.
Tertulis 17:10, jam pulang kerja kecuali untuk karyawan yang harus lembur.
Mengingat jam pulang kerja, Soraru ingat kalau sudah jam segini, sebentar lagi manusia satu itu akan pulang.'...mungkin teh dingin dengan sedikit gula bisa menyegarkan Mafu.'
Beranjak dari ruang tengah di lantai dua menuju dapur yang ada di lantai satu, Soraru membuat persis apa yang ada di kepalanya – hanya saja sedikit ditambah air lemon dan gulanya diganti madu.
Menawarkan dua gelas pertama kepada Sakata dan Senra yang sedang mengurusi dapur, nampak senyum hadir di ketiga wajah para pemuda tersebut.Bunyi pagar terbuka membuat semua perhatian tertuju pada pintu masuk utama mansion – tuan mereka sudah kembali!
"Nah, nah, Sorarun ayo sambut paksu!"
"Ehh..."
"Ayolah, teh lemon madu ini sebenarnya kamu buat khusus untuk beliau, 'kan? Ah, kami bisa habis kalau dia tau–"
"Tadaima..."
Kalimat Senra terpotong, Mafu sudah keburu membuka pintu sebelum orang rumah ada yang membukakan.
Soraru buru-buru mengambil satu gelas teh lemon madu yang ia sudah siapkan sedari tadi, memberinya es batu yang paling besar, kemudian berlari kecil menyambut Mafu."Okaeri, aku buat teh lemon madu."
"Ah, makasih banyak, Sora-chan! Sora-chan tau aja hari ini panas! Tapi sebentar, ya..."
Untuk sejenak, Soraru terdiam mengamati sang suami yang ada di depannya.
Mafu memang nampak lelah, tapi bukan itu yang Soraru perhatikan.
Jemari si albino yang perlahan melepas balutan blazer dari bahunya, menampilkan vest dan kemeja putih lengan panjang yang digulung tiga perempat - oh, jangan lupakan jam tangan ramping yang melingkari pergelangan tangan kanan Mafu.
Dan...
Ketika jari jemari Mafu menyibak poni panjang miliknya, menampilkan dahi dengan rambut yang sedikit acak-acakan.Soraru termangu, masih memandang Mafu sekaligus memegang segelas teh lemon madu yang mulai meleleh di tangannya.
Sadar kalau tetesan embun mulai membasahi tangan Soraru, Mafu cepat-cepat mengambil gelas tersebut dari Soraru, sedikit heran dengan pandangan yang sang suami berikan."Ada apa, Sora-chan?"
Sibakan poni tadi masih tersisa makanya Soraru tidak melepaskan pandangannya sama sekali dari Mafu.
"Uh, um."
"Ada sesuatu di mukaku? Ah, atau di rambutku?"
"Eh, engga kok..."
"Begitu? Aah, kalo begitu gimana hari ini? Hari ini Sora-chan magangnya dari rumah, 'kan?"
"Eh? Ah, iya... ngga ada yang spesial..."
Sembari mengobrol, Mafu membawa gelas berisi minuman dingin itu ke mulutnya, tegukan demi tegukan bisa terdengar jelas.
Mafu nampak begitu haus, membuat Soraru... kini kembali salah fokus.
Kali ini selain memandangi dahi Mafu, Soraru juga memandangi area leher si albino.
Hei, hei, kenapa Soraru jadi menatap terlalu banyak ke arah jakun Mafu?? Dirinya juga punya jakun, kenapa harus melongo memandang punya suaminya??"Un! Tehnya enak! Apa masih ada lagi, Sora-chan?"
"Ada kok di kulkas... aku buat di pitcher, bisa buat besok lagi..."
Mafu terlihat bingung melihat Soraru yang jarang-jarang bengong ketika diajak bicara, pun nada bicaranya mengawang – biasanya Soraru tegas dalam memberi titik dan koma dalam ucapannya.
Akhirnya sadar kalau ternyata Soraru asyik memandangi dirinya, senyum usil muncul di wajah Mafu, ibu jarinya mengelus pipi Soraru dengan lembut sebelum tangannya menangkup wajah Soraru – membawa manik safir itu bertemu pandang dengan milik Mafu.
KAMU SEDANG MEMBACA
milk tea °
Fanfiction[ mafusora ] berisi tentang keseharian seorang tuan muda dengan seorang mahasiswa hampir tingkat akhir pujaan hatinya. cerita awalnya, cek buku sebelah, ya! Mohon maaf bila akan ada: [ OOC, plot klise, bahasa absurd, bucin- ] in bahasa. ( '¬')