"Hah, apa kamu bilang?"
Naruse hampir reflek mengeluarkan tawa menggeloranya walau masih ditelpon kekasih si albino itu.
Desainer pakaian itu tidak menyangka, hari yang ia hanya bayangkan dalam mimpi akan terjadi juga."Oke, oke. Aniki butuh yang versi apa? Kalo ukuran, itu sih udah di luar kepala."
"Jangan lupa difoto, Aniki!"
Apa kalian bisa menerkanya?
Sudah tentu bisa, 'kan?°
[ 17:21 PM ]
Dengan memanfaatkan hari libur Mafu, Soraru bersiap untuk menepati perkataannya.
Mendandani Mafu, mewujudkan mimpi si albino seperti yang tertulis di lagu ciptaan Mafu.Berkat saran dan rekomendasi Naruse, Soraru memilihkan dua kostum untuk Mafu yang diantar siang ini ke rumah si albino.
Seragam sekolah model pelaut dan seragam maid.
Sebagai bonus dari Naruse, desainer itu menyelipkan sebuah dress yang sesuai dengan ukuran Mafu."...Sora-chan, yang aku buat cuma sekedar lagu, kok. Ngga mesti sampe dandan jadi cewek..."
"Biar kesampean daripada penasaran, 'kan?"
Uh, jawaban dari kekasihnya itu singkat-padat-jelas walau pipinya mengembang dengan senyuman gemas.
Mafu yang sudah selesai mandi, dibalut hanya dengan kaos dan celana pendek langsung diarahkan untuk duduk di depan meja rias."Rambut dulu baru muka, ya. Maaf kalo kurang rapi, Soraru bukan stylist..."
Merendah untuk meroket, jari-jemari Soraru meluncur bebas pada rambut Mafu yang masih dikeringkan.
Asal namun terampil, Soraru memasangkan wig kemudian mengikat bagian samping wig tersebut layaknya Manun-chan yang menjadi model pada MV."Ah, baru wig aja udah cocok, lho? Mafu memang imut, ya."
Imut?
Mafu sudah biasa disebut imut oleh para penggemarnya, namun oleh pasangannya sendiri?
Rasanya janggal.
Soraru yang tidak tahu-menahu menyematkan pita yang mereka beli di taman bermain pada kedua sisi ikatan yang sudah ditata.
Rapikan sedikit maka bagian rambut pun selesai.Mafu masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depan kaca.
Ikatan yang Soraru buat itu benar-benar rapi.
Dan ia juga tidak percaya kalau dirinya bisa dibuat mirip menjadi seorang gadis–"Sekarang tutup matanya, ya."
Soraru hari ini benar-benar mengambil kendali akan dirinya.
Mafu tidak berani untuk membuka mata sepanjang Soraru menyentuh dan merias wajahnya.Tepukan di seluruh wajah? Bedak.
Polesan di kelopak mata? Eye shadow, mungkin?
Tepukan lagi di pipi? Blush.
Sesuatu yang lembut menempel di bibirnya? Apa itu lipstik...?"Udah boleh buka mata."
Seketika itu juga, Mafu membuka matanya.
Ia tercengang.
Wajahnya bisa dibuat seimut ini hanya dengan polesan warna yang tepat!
Soraru memberikan warna riasan natural untuk Mafu, hanya menegaskan di bagian bawah kelopak mata dengan warna peach kemerahan dan warna bibir nude."S-sora-chan jago... Riasannya bagus–"
"Habis ini Mafu pilih baju yang mau dipake, ya. Baju dari Naruse bagus-bagus semua, terus detail banget padahal cuma buat iseng... gimana caranya bisa ngejahit kayak gini, ya?"
Sayang, pujian itu tidak sampai karena Soraru keasyikan memerhatikan detail yang tersemat pada baju-baju hasil desain Naruse.
Menyebalkan, padahal kemarin malam Soraru lebih antusias perihal mendandani dirinya ketimbang pakaian yang akan dipakai.
Mafu memilih baju tanpa pemikiran panjang.
Ia tidak ingin nama orang lain keluar lagi dari mulut bayi kesayangannya hari ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
milk tea °
Fanfiction[ mafusora ] berisi tentang keseharian seorang tuan muda dengan seorang mahasiswa hampir tingkat akhir pujaan hatinya. cerita awalnya, cek buku sebelah, ya! Mohon maaf bila akan ada: [ OOC, plot klise, bahasa absurd, bucin- ] in bahasa. ( '¬')