21 - rest

193 15 14
                                    

Eh, eh, apa ini tidak apa-apa?
Keberuntungannya dalam setahun tidak akan langsung habis karena satu hal ini saja, 'kan?

|

Cetak kebutuhan laporan? Sudah.
Belanjaan satu minggu? Sudah.
Obat-obatan? Sudah.
Seharusnya Soraru bisa langsung pergi pulang, tapi ia malah mampir sebentar untuk menguji keberuntungannya.

"Oh, disini..."

Di depan Soraru terdapat satu mesin lotre yang disebut garapon disertai dengan penjaga mesin tersebut yang nampak begitu antusias kala melihat Soraru datang.
Menyerahkan tiga kupon yang ia punya, Soraru pun mendekati mesin garapon.

"Permisi, saya mau putar."

"Silakan, silakan! Satu kupon untuk satu kali putar, hadiah yang didapat tergantung warna bola, ya!"

'Ah, paling cuma dapat tisu, lumayan sih.'

Tidak berharap banyak, Soraru langsung memutar garapon, bola kecil warna putih pun keluar.
Tuh, 'kan? Yang ia dapat tidak akan jauh-jauh dari hadiah standar.

"Mohon maaf belum beruntung! Tapi Tuan punya dua kesempatan lagi! Silakan!"

Penjaga mesin menyerahkan satu pak tisu toilet yang berisi 4 rol tisu kepada Soraru.
Lumayan, daripada pulang dengan tangan kosong, 'kan?
Yah, walau kediaman Aikawa tidak menggunakan merek tisu ini sih...

"Un..."

Soraru melirik sebentar ke arah poster yang menunjukkan daftar hadiah yang bisa didapat.
Hadiah pertama dengan warna bola emas adalah liburan ke Okinawa, ah, ia tidak mungkin mendapatkannya.
Setidaknya hadiah kedua atau ketiga lebih menarik hatinya, sesuai dengan keinginannya.
Kembali memutar, kali ini suara lonceng terdengar.

"Selamat! Tuan dapat hadiah ketiga, makan malam di hotel berbintang!"

"E-eh? Oh..."

"Apa tuan mau berhenti disini atau putar sekali lagi?"

"Aku mau habiskan kupon, pak."

"Silakan!"

Klek.
Lonceng kembali terdengar, kali ini lebih nyaring.

"H-hadiah kedua, tuan! Menginap 2 hari 1 malam di ryokan disertai onsen dengan view terbaik! Hadiah kedua dan ketiga, beruntun!"

Berbinar, Soraru pulang dengan kabar terbaik untuk dirinya dan Mafu!

°

"Hee, jadi begitu? Sora-chan keren!"

"Un, yah, tapi kalau Mafu sibuk atau ada jadwal lain juga gapapa, kok... aku bisa kasih ini ke temenku atau pergi bareng mereka–"

"Eit, eit! Siapa yang bilang aku ngga mau? Ayo kita pergi! Toh Mafu dah siap ambil cuti akhir tahun, kok!"

"O-oh? Mafu ambil cuti...?"

"Un! Jadi kita pergi kemana? Menginap di ryokan atau dinner?"

"Hadiah dinner udah kukasih ke Urata-san..."

"D-dia emangnya mau makan sama siapa??"

Soraru memiringkan kepalanya sedikit, jari telunjuk di pipinya.

"Hmm, Sakata?"

Aih, selain manis, suaminya ini memang peka dengan keadaan orang-orang di sekitarnya.

"Oke, kita ke onsen, boleh kuliat tanda terimanya?"

"Un, tadi sih udah masuk email juga..."

Mafu cuma bisa memberi tatapan datar pada ponsel Soraru.
Apa-apaan ini? Kamar yang dipilihkan biasa banget! Tidak ada privasi!
Mana mungkin Mafu membiarkan tamu-tamu lain curi pandang pada Soraru saat mereka akan berendam di onsen nanti? Tidak akan terjadi!

milk tea °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang