[ 20:22 PM ]
Soraru benar-benar dalam masalah.
Laporan kelompoknya tidak kunjung ada perkembangan padahal deadline tinggal dalam hitungan jam.
Anggota kelompoknya tidak ada yang bisa dihubungi, respon di grup kelompok pun nihil.
Ah, sepertinya lagi-lagi ia harus menjadi budak tugas untuk kesekian kalinya.'Masa ngga ada yang respon sama sekali pas hampir deadline begini? Kurang ajar...'
'Mafu... belom pulang, tapi...'
Janjinya pada Mafu untuk membuatkan makan malam sepertinya harus ditunda dulu.
Dengan bergegas laptop dibuka, kacamata dipakai, dan berakhir dengan mencari referensi dan sumber terpercaya yang dapat dipakai untuk mengisi lembar kosong laporan itu.
Soraru menggerutu dalam hati, nama teman-teman sekelompoknya itu tidak akan ia tulis pada saat hari pengumpulan.Soraru terlalu fokus dalam mencari referensi dan menulis laporan sampai-sampai tidak sadar kalau kekasihnya sendiri sudah pulang.
Mafu, masih dengan setelan 'formal'-nya membombardir Soraru dengan pertanyaan."Mafu pulang~! Ah, kok Soraru diem-diem aja? Lagi nugas? Ehh, ngga jadi bikin makan malem artinya, ya??"
Rasa sebal sekaligus bersalah pun menumpuk dalam hati Soraru.
Soraru menghentikan pekerjaannya untuk sementara kemudian menghadap ke arah Mafu.
Dan hal tersebut membuat Mafu untuk kesekian kalinya tercekat akan keindahan makhluk di depannya.Soraru tampil manis seperti biasanya.
Namun malam ini agak berbeda karena ia menggunakan kacamata dan sweater rajut yang Mafu belikan dan jarang dipakai olehnya.
Poninya masih setengah basah, apa segitu buru-burunya untuk mengerjakan tugas? Imut sekali!Mafu bahkan sudah tidak peduli soal makan malam dibuat oleh Soraru atau tidak.
Cukup dengan melihat Soraru, sepertinya hidupnya akan tenang tentram dan perutnya kenyang(?)."Maaf, tapi tugas Soraru bener-bener mepet mesti dikirim malem ini sementara kelompokku ngga ada yang respon..."
"Ngga ada yang respon? Ngga mau cepet lulus kali,ya?"
"Soraru ngga bakal nulis nama yang sama sekali ngga kerja disini, kok."
"Sora-chan pinter~!"
Si albino memuji tindakan Soraru seraya menghadiahkannya pelukan.
Namun tidak jadi, karena hadiah pelukan itu ditolak mentah-mentah oleh Soraru."Mafu, mandi dulu. Habis dari luar, lho."
"...iyaaa."
Mafu dengan langkah gontai beranjak dari ruang kerja yang Mafu khususkan untuk Soraru untuk membersihkan diri sepulang kerja.
Soraru kembali mengerjakan laporannya seusai berhasil menghentikan upaya Mafu untuk memeluknya.
Yah, walau cepat atau lambat, Soraru tetap membutuhkan pelukan hangat dari si albino untuk 'mengisi ulang' semangatnya.°
"Sora-chan, makan dulu! Terus Mafu tadi coba bikin teh lemon madu, lho."
"Ngg, sedikit lagi. Tinggalin aja makanannya di meja samping, Soraru pasti makan, kok."
"Eeh, Mafu ngga percaya kalo Mafu ngga liat Sora-chan makan."
"..."
Tak ada jawaban, Soraru terlampau fokus pada lembaran laporan di dalam laptopnya.
Ah, kalau sudah begini giliran Mafu yang harus putar otak."Sora-chan, buka mulutnya? Aaaa?"
Yang disebut namanya mengerjapkan mata sebentar sebelum berhenti mengetik dan membiarkan pipinya memerah.
Tangannya menyambar sendok yang Mafu pegang, namun reflek tangan Mafu lebih cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
milk tea °
Fanfiction[ mafusora ] berisi tentang keseharian seorang tuan muda dengan seorang mahasiswa hampir tingkat akhir pujaan hatinya. cerita awalnya, cek buku sebelah, ya! Mohon maaf bila akan ada: [ OOC, plot klise, bahasa absurd, bucin- ] in bahasa. ( '¬')