cerita ini dari dan teruntuk
Nururu!Ada yang aneh, ada yang tidak biasa.
Pipi Soraru merah, bukan karena merona melainkan karena suatu hal lainnya.
Bisa dibilang warna merah pada pipi dan beberapa bagian wajah lainnya itu adalah lebam.
Tapi... bagaimana bisa Soraru mendapatkan lebam?"...Soraru meleng pas jalan, jadi pipinya malah kena dus tebel yang isinya buku hardcover, ngga usah dipikirin, Mafu."
Cakap sang surai biru, yang Mafu yakini sebagai sebuah kebohongan.
Semisal benar pun, Soraru pasti punya alasan mendalam mengenai mengapa dirinya bisa sampai tidak melihat dus besar di tempat kerja sampingannya!Survei harus dilakukan!
°
Keesokan harinya, Mafu mengunjungi toko buku tempat Soraru kerja sambilan, untuk memastikan pernyataan Soraru.
Ketika ditanya kepada manager toko buku tersebut, hari dimana buku-buku datang dan dibawa ke gudang bukanlah kemarin, melainkan dua hari yang lalu.
Dengan begini, jelas bahwa Soraru berbohong pada Mafu.Ada sesuatu yang janggal tentunya, mungkin dari tempat Soraru belajar?
°
"...Soraru, kita laporin aja yuk?"
"Ngga usah, nanti juga reda sendiri, kok."
"Tapi..."
"Maaf malah bikin Amatsuki cemas, tapi serius aku gapapa."
Amatsuki hanya bisa mengangguk pelan sembari berjalan bersama Soraru memasuki kelas.
|
"Hm? Ah, itu Sora-chan! Sama Amatsuki, hm, aman. Ngga mungkin Amatsuki yang jahat, 'kan?"
Mafu mengamati Soraru di sebuah gedung terdekat yang punya lantai cukup tinggi untuk melakukan pengamatan.
Soraru baru saja selesai kelas keluar dari gedung utama universitasnya dan terlihat berbincang santai bersama Amatsuki.
Bagaimana Mafu bisa tahu Soraru akan keluar lewat pintu utama daripada pintu samping? Yah, mari kita kesampingkan hal tersebut.
Mafu disini untuk mengamati gerak-gerik kesayangannya yang sedari malam tadi terlihat kurang bertenaga (walau biasanya memang terlihat demikian).
Amatsuki lolos dari daftar nama yang ia siapkan."..."
Matanya memicing.
Siapa yang mengikuti Soraru dan Amatsuki dari belakang?
Tiga orang, seluruhnya laki-laki.
Dan ketiganya terlihat seperti anak-anak bermasalah dan bukan sebagai orang-orang yang Soraru biasa dekati.
Mafu terus mengamati hingga akhirnya subjek yang ia amati menghilang."Tolong diikuti terus, sekiranya ada kabar terbaru tolong hubungi, oke?"
°
"Hm? Post-it?"
Tiga hari sudah dilewati dan lebam yang tersemat pada pipi Soraru berangsur pulih.
Hari ini Soraru hanya punya kelas sore tanpa Amatsuki dan ketika hendak beranjak dari kampus, ketika sebuah post-it tertempel di tempat pensilnya.'Kita omongin sekali lagi soal masalah tugas itu di ruangan terpojok kiri di lantai satu, kali ini baik-baik.'
Entah si surai biru ingin bernafas lega atau menghela nafas.
Ia tidak ingin menjumpai kembali orang-orang itu.
Namun apabila dibicarakan baik-baik, mungkin ini tidak akan jadi masalah.
Soraru pun membereskan buku dan barang bawaannya, bersiap untuk menuju ke lokasi tertulis.|
Sayang seribu sayang,
Pembicaraan baik-baik itu tidak akan pernah ada di antara mereka.
Lagipula pembicaraan baik-baik macam apa yang membuat tangan salah satu pihaknya diikat di belakang kursi dan menghadiahinya kembali dengan jotosan?
KAMU SEDANG MEMBACA
milk tea °
Fanfiction[ mafusora ] berisi tentang keseharian seorang tuan muda dengan seorang mahasiswa hampir tingkat akhir pujaan hatinya. cerita awalnya, cek buku sebelah, ya! Mohon maaf bila akan ada: [ OOC, plot klise, bahasa absurd, bucin- ] in bahasa. ( '¬')