0.5 - lokal (lagi)

180 18 14
                                    

Pasutri teh susu, tapi kali ini melokal lagi.

Kencan

Katanya sih ini juga bisa disebut sebagai kencan.
Tapi... entah kenapa ini berbeda dibanding biasanya.

"Pasar malem?"

"Mm. Mereka buka selama 1 minggu ini dan kebetulan deket dari rumah. Gimana?"

"Mobil bisa masuk situ ngga? Terus, apa kita mesti bayar tiket masuk? Apa udah termasuk harga makanan?"

"..."

Gusti, Soraru harus melokalkan kekasihnya sendiri.

|

Malam Sabtu jadi pilihan Soraru untuk mengunjungi pasar malam.
Ramai? Sudah pasti.
Tapi justru disitu letak asyiknya.

"Wah, rame juga..."

"Iya... kita cari tempat yang rada sepi aja. Mafu mau makan dulu ato maen?"

"Ehh, Mafu ngikut! Masa Sora-chan ditinggal sendirian."

"Oke."

|

"Mau maen lempar bola? Yang ngelemparin ke target itu. Ato yang pake tembak-tembakan juga ada."

"Boleh! Yang biasa aja, serem kalo tembak-tembakan."

Soraru mengangguk dan segera menghampiri kios yang menyediakan permainan tersebut.
Membayar untuk dua pemain, Soraru menyerahkan kotak berisi lima bola kepada Mafu.

"Sekali bayar, lima kali kesempatan. Kalo kena dan semua kalengnya jatoh, bisa pilih hadiah yang kamu mau."

Mafu melihat-lihat hadiah yang ditawarkan, namun tidak ada yang begitu menarik perhatiannya karena ia pikir ia bisa belikan yang lebih bagus untuk Soraru.
Namun namanya juga permainan! Tantangan! Setidaknya harus ada target yang ia capai.

"Sora-chan mau apa? Aku pasti dapetin."

"Ngga usah, mendingan Mafu pilih yang Mafu mau semisal menang nanti."

"Kok gitu... Mafu cuma mau maen ini biar menangin sesuatu buat Sora-chan..."

"Yodah, boneka pikachu yang ada di sebelah kiri aja. Tapi itu pun kalo Mafu ngga keduluan Soraru, ya."

Nantangin, rupanya.
Yah, bagus kalau sudah begitu Mafu jadi punya alasan untuk menang!
Rasa puas memenangkan sesuatu untuk orang yang dicinta tentunya adalah perasaan yang menyenangkan, namun rasanya ada yang kurang...

"Sora-chan ngga mau ngasih hadiah juga gitu kalo Mafu menang?"

"Kubeliin gulali."

"Ehh, ga mau."

"Kok ngelunjak, kalo gitu ya ngga kukasih apa-apa."

"Sora-chann."

"Liat nanti aja di rumah. Pokoknya di rumah."

Seraya mengobrol, keduanya mulai melempar bola ke arah kaleng yang sudah disusun.
Agak tidak adil sih mengingat kalengnya cukup tebal dan banyak sementara bola yang digunakan kopong.
Dua kesempatan sudah digunakan baik oleh Mafu maupun Soraru dan mereka gagal bersama.

"Sedikit lagi tuh mas, udah mulai geser kalengnya!"

Ibu penjaga kios mendukung Soraru yang pelan-pelan menunjukkan progress.
Lain hal dengan Mafu yang kalengnya tidak bergeming sama sekali.

Pukulan ketiga, tiga kaleng jatuh bersamaan setelah Soraru melempar bola dengan kekuatan penuh, menyisakan empat kaleng di bawah.
Mafu ketar-ketir, pukulan ketiganya nihil hasil sementara Soraru sudah hampir membereskan kaleng terakhirnya.

milk tea °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang