[ 16:44 PM ]Akhir pekan yang ditunggu oleh Mafu akhirnya datang.
Sore hari ini ia sudah janji untuk jalan-jalan dengan Soraru.
Memilih baju baru dan sekalian makan malam di luar, katanya pada si surai biru.Soraru hampir menolak ajakan tersebut, namun Mafu berdalih bahwa jalan-jalan kali ini akan secukupnya saja.
Sekaligus sebagai permintaan maaf jilid kedua dari Mafu atas kesalahannya yang sudah mereka selesaikan baik-baik."Ah, Mafu-san mau beli kemeja? Tumben..."
"Toko ini lengkap, ngga cuma jual kemeja, kok. Tapi emang aku mau nyari kemeja, sih..."
"Buat kerja?"
"Iya... abis kena tegur sama papaku sendiri soal baju, padahal kaos polos sama blazer udah cukup formal buatku."
"Hm, iya ya... biasanya Mafu-san pake baju yang 'luwes' gitu, ngga suka yang kaku, 'kan?"
"Iya, iya. Kamu tau banget, sih?"
Mafu mencubit pipi gempal kekasihnya itu.
Mendengar Soraru mendeskripsikan dirinya berdasarkan pengamatan sendiri membuat senyum terus terpoles di wajah Mafu seiring mereka memasuki toko.Menemani Mafu jalan-jalan sudah menjadi kegiatan umum bagi Soraru.
Dan di tiap acara jalan-jalan inilah, ia harus terus mengingatkan kekasihnya supaya tidak 'menghujani' satu toko dengan uang.
Tapi sepertinya hari ini ia bisa tenang sedikit karena Mafu sudah janji.Sembari Mafu mencari dan memilih barang yang dituju, Soraru ikut melihat-lihat isi toko tersebut.
'Ah, kemejanya lucu... bahannya juga bagus– skip, harganya ngga bagus.'
'Hoodie ini bahannya tebel! Empuk juga, pasti cocok kalo buat musim gugur ato dingin. Tapi masih ada hoodie yang Mafu-san beliin bulan lalu, nabung dulu aja deh."
'Disini ada kalung juga?? Yang ini liontinnya kecil tapi cakep, buletannya biru terus ada bintang di sisinya... kayaknya Mafu-san cocok pake ini...?"
"Sora-chan?"
"E-eh, iya?"
Soraru kaget, untung ia langsung mengalihkan pandangannya dari etalase liontin tadi.
Mafu datang dengan membawa beberapa potong pakaian di tangannya serta seorang pramuniaga wanita di belakang si albino.
Tunggu, apa?"Ikut aku ke fitting room bentar. Aku mau denger komentar kamu."
"?"
Tidak biasanya tuan muda ini meminta komentarnya terkait pakaian yang ingin dibeli.
Soraru melihat air muka yang Mafu berikan.
Ia tersenyum, tapi entah kenapa terlihat terpaksa.
Kemudian Soraru melihat pramuniaga yang mengekor Mafu, yang terus-menerus memberikan pujian dan rekomendasi baju bagi si albino.'Tolong aku...'
'Ah.'
Soraru mengangguk dan mengikuti Mafu dari belakang ke arah ruang ganti beserta sang pramuniaga yang sedari tadi setia mengikuti kekasihnya sebagai bentuk 'servis' yang mungkin berlebihan.
Soraru menunggu Mafu di luar, berjarak kira-kira satu meter dari sang pramuniaga.Apa pramuniaga ini mengincar si albino? Bagaimana bisa?
Selama mereka berpencar, apa saja yang terjadi?
Bagaimana kalau kekasihnya nanti direbut paksa–"Sora-chan, yang ini gimana?"
Mafu keluar dengan kemeja polos warna hitam dengan lengan yang sedikit digulung dan satu kancing teratas dibuka.
Melihat Mafu yang berpakaian 'formal' seperti saat ini, hampir membuat Soraru goyah di tempat.
Imej 'sugar daddy' kembali muncul di benak Soraru, entah apa alasannya.
Soraru sedikit menggelengkan kepalanya untuk menghapus bayangan tersebut dan memberikan komentar objektif untuk kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
milk tea °
Fanfiction[ mafusora ] berisi tentang keseharian seorang tuan muda dengan seorang mahasiswa hampir tingkat akhir pujaan hatinya. cerita awalnya, cek buku sebelah, ya! Mohon maaf bila akan ada: [ OOC, plot klise, bahasa absurd, bucin- ] in bahasa. ( '¬')