Happy reading, 💜
•••
Jimin memandangi Jungkook dengan jengah, si bungsu itu terus saja senyum-senyum tidak jelas. Ingin Jimin pukul rasanya.
"Kau sudah gila? Sedari tadi terus tersenyum." Jimin tidak tahan untuk tidak mengganggu.Biasanya Jungkook akan marah, tetapi kali ini tidak, ia malah semakin tersenyum lebar sampai hidung bangirnya mengkerut lucu. "Ahh, Hyuuunggg..."
Jimin merinding.
"Kau sedang bahagia? Ada apa?" Lama-lama Jimin memang penasaran.
"Sebenarnya aku—"
"Jung, jangan beritahu siapapun. Hyung-mu tidak akan menyukaiku jika kita menjalin hubungan."
Ah.. benar!
Hampir saja ia mengatakan larangan yang Hana ucapkan perihal memberitahu hubungan mereka. Walaupun Jungkook ingin sekali mengatakan hal yang membuatnya bahagia, namun agaknya belum waktunya para Hyung tahu.
"Sebenarnya apa?" Jimin tentu saja penasaran.
"—se-sebenarnya.. aku baru saja menang bermain game tadi malam. Hahaha, iya begitu.." Jungkook tidak tahu alasan apa lagi yang harus ia ucapkan. Dalam hati, Jungkook meminta maaf karena telah berbohong.
Sementara Jimin hanya memutar bola matanya, "Kau kan memang selalu menang." Sinisnya dan Jungkook hanya tersenyum canggung.
Jungkook pergi meninggalkan Jimin ke kamarnya, ia ingin menelpon Hana. Tetapi panggilannya tidak terjawab, bahkan sudah sepuluh kali ia mencoba. Hah— tidak tahu ya kalau Jungkook itu mudah sekali rindu.
Beralih pada galeri ponselnya, ia membuka video kebersamaannya dengan Hana saat di Jepang. Sebenarnya ia sengaja mengirim video ini dari ponsel Hana ke ponselnya, karena wanita itu hendak menghapusnya karena malu.
"Hah— saat mabuk pun cantik sekali." Gumamnya. Kemudian satu pesan masuk dari Hana, segera ia membukanya dan berlanjut memajukan bibir setelah membaca isi pesan itu.
Bayi, aku sdg rapat.
Nanti telepon ya.."Noona, bayi ini sudah bisa membuat bayi." Ujarnya agak kesal, namun setelahnya tersenyum sinting. Maklum saja, hatinya masih berbunga-bunga.
Jam menunjukkan pukul dua siang, Jungkook dan member lain harus ke kantor agensi untuk latihan dan rekaman album BTS selanjutnya. Dua bulan lagi mereka akan comeback dengan album baru, dan juga dibulan yang sama dengan Jungkook yang akan lulus SMA.
Selesai dengan rekaman dan berganti dengan member lain, Jungkook kembali memeriksa ponselnya. Nihil, Hana tidak menghubunginya sama sekali. Apa wanita Choi itu sedang sibuk sekali? Hah— Jungkook tidak ingin mengganggu walau penasaran apa yang tengah Hana lakukan saat ini.
Pukul sepuluh malam, ketujuh member Bangtan kembali ke apartemen mereka. Semua beristirahat sebelum besok kembali disibukkan dengan latihan.
Tetapi kini Jungkook memilih pergi ke apartemen kekasihnya, berdiri seperti orang bodoh di depan pintu unit Hana."Hah, aku sedang apa?" Gumamnya.
Jungkook hendak pergi dari sana sebelum mata bulatnya bertatapan dengan mata tajam Hana. Wanita dewasa itu baru pulang kantor, masih memakai pakaian kantor walau wajah lesunya sangat kentara.
"Jungkook?"
"Noona baru saja pulang?"
Hana melangkahkan kakinya mendekat, kemudian tanpa pikir panjang memeluk pinggang Jungkook dan membenamkan wajah pada dada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gym (Body Goals, Noona) - [M]
Fanfiction[Mature 21+] Awalnya Jungkook hanya perhatikan dari jauh, namun lama-lama jiwa prianya memberontak ingin berkenalan dengan wanita cantik pemilik tubuh indah yang ditemuinya di Gym. "Noona, tubuhmu cantik." ••• Started : May 19, 2020