Part; 17

2K 163 18
                                    

Ada yang nungguin gaksih? 😭
Ayo kasih motivasi biar aku lanjutin cerita ini! Cefffatttttt.. 😡😭
Karna emg buntu bgt :(

Happy reading, 💜

•••

Jungkook tidak yakin dengan apa yang ia lakukan sekarang membuat suasana hati kekasihnya membaik, namun Hana yang tidur didalam pelukannya membuat Jungkook diam-diam tersenyum. Tadinya Hana hanya ingin bermanja-manja dengannya, berpelukan dengan Jungkook yang menyanyikan beberapa lagu pengantar tidur.

Kekhawatiran Jungkook mungkin sedikit berkurang. Ia juga bersyukur Hana adalah seorang wanita kuat.. atau yah, ada alasan lain mengapa Hana bahkan tidak menunjukkan raut sedih di hadapannya.

Perihal ucapan Seokjin mengenai Hana dan mendiang Ayahnya, Jungkook berpikir itu benar. Bahkan rumah mereka seperti tidak tengah mengalami duka.

Ah, sibuk memikirkan ini dan itu, membuat Jungkook semakin mengantuk dan akhirnya ia tertidur.

Paginya, Hana terlebih dahulu membuka mata. Ia tersenyum saat melihat Jungkook yang seperti bayi. "Ah, menggemaskan."

Kegiatan pagi Hana tidaklah banyak, hanya mandi dan setelahnya meminum teh di balkon kamar. Suara burung yang bercicit begitu ia sukai. Di Korea ia jarang mendapatkan pagi yang damai seperti ini.

Selalu sibuk, ramai.

Mendengar langkah kaki yang mendekatinya, Hana berbalik dan melihat Jungkook yang berjalan dengan masih menyipitkan matanya. "Good morning." Sapanya.

"Morning." Balas Jungkook. Ia mengecup kening Hana dan kembali tidur di sofa dengan paha Hana yang menjadi bantalannya.

"Jungkook, ayo ke Gym."


Keringat yang muncul setelah empat puluh lima menit berada di Gym tidak membuat Hana atau pun Jungkook berhenti. Keduanya berolahraga dengan sesekali berbincang hangat.

"Bisa kau buka baju saja, Koo?"

Jungkook menghentikan aktivitasnya, ia memiringkan kepala sebagai tanda tanya.

"Agar aku semakin panas." Hana terkekeh kemudian. Jungkook tersenyum dan menuruti kemauan kekasihnya. Kini ia hanya memakai celana pendek saja.

"Waa, seksi.." Hana kemudian bersiul namun siulannya gagal dan keduanya menertawakan itu.

Walau pun suasana hati Hana tidak mendung, tidak menunjukkan kesedihannya, namun Jungkook tahu jika kekasihnya pasti memiliki sisi yang rapuh. Ditinggalkan oleh orang tua walau.. yah, tidak dekat tapi bagaimana pun juga keluarga adalah si nomor satu.

Masih dengan atasan polos tanpa baju, Jungkook diam-diam mendekati Hana dan memeluk wanita itu, tentu saja Hana memekik kaget. Ia memukul pelan lengan Jungkook diperutnya.

"Jungkook!"

"Ahahahah.. mana hadiahku?"

"Hadiah?"

"Hadiah kelulusanku."

Hana berhenti bergerak, ia membiarkan badan berkeringat Jungkook memeluknya semakin erat, "Hmm, kau yakin?"

Alis Jungkook terangkat sebelah, bingung dengan ucapan kekasihnya. "Tentu saja.."
Jungkook tersenyum ketika melihat Hana tersenyum lebar padanya.

"Ayo mandi bersama!"

"Apa?!"

•••

Dua punggung polos yang memang tidak dibaluti sehelai benang pun kini bersentuhan. Jungkook sangat kaku, ia takut bergerak dan membuat dirinya sendiri semakin tidak berdaya.

Apa ini hadiah yang Hana maksud? Mandi bersama?

Bathup-nya memang besar, namun tubuhnya dan Hana tidak lagi seperti anak kecil. Udara seperti menipis membuat keduanya seakan semakin sesak.

Hana kembali bertanya pada dirinya, apa yang sedang ia lakukan? Bukan ini hadiah yang ia maksud.

Hadiah Jungkook ada di Korea, tidak di Jepang.

"Jungkook.."

Mencoba menelan ludah dengan susah payah, "Y-ya.." dan hasilnya ia tetap gugup. Bagaimana tidak? mereka sedang tidak berpakaian dan didalam air, tidak ada orang lain selain ia dan Hana.
Jungkook sungguh ingin menahan, tidak ingin ketahuan jika jagoannya sudah bangun dan mengeras. Ayolah, jagoan. Tidak sekarang.. rapal Jungkook dalam hatinya.

"Noona.." "Begini.."

Keduanya berbicara bersamaan, kemudian disusul suara tawa kecil.

"Kau duluan saja Koo."

Jungkook memandangi jendela besar disebelah kirinya, kaca besar yang menunjukan luasnya taman dirumah Hana, beberapa burung yang minum di kolam air mancur dan bunga yang sebentar lagi akan mekar. Mencoba menahan hasratnya, Jungkook ingin serius untuk kali ini saja.

"Sebenarnya, apakah Noona masih mencintai Yoongi Hyung?"

"Tidak." Hana langsung menjawab tanpa berpikir sekali pun. Membuktikan ia benar-benar sudah tidak mencintai Yoongi.

"Tapi.."

"Jungkook, perasaanku padanya kini sudah tidak ada, jika kau mau mencari perasaan itu, kau harus kembali ke masa lalu."

Jungkook terdiam, ia merasa bersalah karena bertanya hal yang membuat Hana tidak nyaman. Ia berbalik, memandangi punggung mulus wanita yang lebih tau darinya itu, pipinya memerah namun ia enyahkan pikiran kotor.

"Maaf." Dan Jungkook memeluk Hana, kulit yang bersentuhan didalam air hangat, berdua didalam bathup yang harum dan berbusa. Jungkook tahu, ia tidak akan kuat jika diteruskan dengan seperti itu.

Jungkook merasakan Hana yang memegang lengannya yang berada di atas perut wanita itu seperti ikut memeluk dirinya kemudian menyandar pada dada si pria Jeon itu.

"Jungkook.."

"Hhmm?"

Dengan degup jantung yang kian bertalu semakin keras, Hana berucap pelan, "Hadiahmu.. sebenarnya ada di Korea. Tapi.. jika kau mau aku akan memberikan hadiah lain."

"Apapun dari noona akan aku terima." Jawab Jungkook sebelum tahu hadiah kelulusan apa yang ia dapatkan dari wanitanya. []

tbc

lama bgt yaa nunggunya.
maaf sebesar-besarnya buat kalian yang masih setia nunggu cerita ini 🥺

aku pusing sedikit stress di semester 7 ini, harap dimaklumi ya 😭


With luv
iim

Gym (Body Goals, Noona) - [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang