Part; 05

4.3K 207 14
                                    


Happy reading, 💜

•••

"Bodoh sekali." Gumam Hana, kini wanita itu tengah duduk di kursi rodanya, memandangi suasana rumah sakit dari jendela besar kamar inap. Matahari pagi yang hangat menyentuh permukaan kulit Tan miliknya.

"Ah— mengapa aku sangat bodoh?!" Resahnya. Hana masih mengingat dengan jelas bagaimana kemarin sore Min Yoongi yang datang menolongnya dengan wajah itu. Hana ingin lupakan tapi tidak bisa.

Lagi pula kenapa jemari sialannya hanya bisa menekan nomor panggilan cepat pada Min Yoongi?

Ah— Hana ingin mati saja karena malu. Sungguh dirinya tidak siap bertemu Min Yoongi dengan keadaan kacau seperti kemarin.

"Presdir?"

Hana yang mengenali suara itu hanya berdehem singkat, terlalu malas.

"Ehm, pihak kepolisian telah menetapkan tersangka percobaan pembunuhan anda."

"Siapa? Orang itu."

Hana bisa mendengar helaan nafas dari asisten kepercayaannya, "Jung Jinah."

"Apa?"

"Jung Jinah, sekretaris anda, presdir."

Memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa pening membuat asistennya dengan sigap membantu, "Astaga, Presdir!"

"Tidak apa-apa, Karin. Dan jangan panggil aku dengan sebutan itu kecuali di kantor."

"Ya, maafkan aku, Eonni."

Hana mulai memikirkan kejadian yang menimpanya kemarin, dapat disimpulkan jika Jung Jinah menaruh sesuatu di makanan atau minumannya. "Apa motifnya?"

"Jinah belum mau membuka suara. Jung Jinah menaruh banyak obat tidur berdosis tinggi di kopi Eonni sampai menjadi overdosis, dan aku yakin, Eonni baru meminumnya setelah tiba di apartemen."

"Ya, kau benar, Karin." Lirih Hana.

Sebelumnya Hana masih sempat bertukar pesan dengan kelinci berotot itu, namun karena kopi sialan yang di minumnya, Hana menjadi kejang-kejang. Kemudian menelpon Min Yoongi dan pria itu— atau mantan kekasihnya itu membawanya kerumah sakit.

"Ah, kenapa aku harus menelponnya?"

"Siapa? Yoongi?"

"Eum.."

Karin hanya terkikik lucu, "Eonni belum bisa melupakannya?"

"Ya! Jangan bercanda!" Sanggah Hana.

"Ahh— atau Eonni belum melupakan adiknya? Kim Tae?"

"Karin!"

•••

Jungkook menatap nanar ponselnya yang tidak ada notifikasi apapun dari Hana. Hari ini mereka memiliki jadwal latihan lagi, sungguh Jungkook ingin tahu kabar Hana sebelum latihan.

Memang agak lucu.

Mereka baru saja kenal, bertemu hanya beberapa kali, dan untuk berbincang— yah— hanya sekali, tapi Jungkook sudah senang bukan main.

Dirinya sungguh khawatir dengan Hana, bagaimana keadaannya Jungkook ingin tahu. Namun dengan mereka yang tidak memiliki hubungan apapun, bahkan tidak dekat sama sekali membuatnya sedikit kesal.

Ah— seharusnya dirinya dan Hana bertemu agak lebih cepat, jika seperti ini dirinya hanya bisa menunggu kabar.

Ucapan Yoongi tadi malam membuatnya tidak dapat tidur dengan nyenyak, bahkan untuk menutup mata saja susah sekali.

"Kook, cepat!"

Jungkook tersadar dari lamunan tak beralasannya ketika mendengar panggilan Seokjin.

"Kau kenapa? Sepertinya kurang tidur sekali."

"Tidak ada, Hyung."

Mereka pun latihan sampai hari menjelang sore, dengan Jungkook yang tidak bersemangat seperti biasanya. Mungkin hanya Jimin yang tahu keadaan si bungsu itu, namun dirinya hanya diam saja karena Jungkook seperti tidak ingin di ganggu.

"Selesai! Lusa adalah latihan terakhir, selanjutnya rehearsal seminggu lagi. Jaga kesehatan kalian."

Peluh yang belum berhenti keluar dari kulit mereka dan napas terengah menandakan latihan keras yang mereka lakukan hari ini akhirnya selesai. Jungkook menjatuhkan tubuhnya pada lantai ruang latihan.

"Ayo, pulang!" Ajakan Jimin di terima Jungkook, ia lelah sekali hari ini. Mungkin setelah mandi Jungkook akan segera tidur.

Sampai basement apartemen mereka, Jungkook melihat Hana disana. Keluar dari mobilnya dengan di papah seorang wanita blasteran— atau memang orang barat sana.

"Noona?!" Panggilnya, tentu saja Jungkook tidak tahan untuk terus berdiam diri.

"Jungkook?" Hana terkesiap saat Jungkook memeluknya. Bahkan Karin hampir terjungkal karena ulah Jungkook.

"Jung—"

"Diam, diam seperti ini dulu."

Hana melihat Yoongi dan Taehyung yang baru saja sampai dari balik tubuh Jungkook, dan Hana tahu kedua pria itu masih memiliki rasa padanya. Melihat tatapan tajam diselimuti cemburu keduanya.

Perlahan Hana membalas pelukan hangat dari pria yang lima tahun lebih muda darinya itu. "Aku tidak apa-apa." Ucapnya, sementara tatapan matanya terus mengarah pada Yoongi dan Taehyung.

•••

Jungkook duduk dengan canggung di sofa putih bersih di apartemen Hana. Ternyata unit apartemen wanita itu dan milik Bangtan tidak jauh, bahkan bisa dikatakan mereka adalah tetangga.

"Minumlah." Hana memberikan segelas Jus pada pria Jeon itu.

"Te-terima kasih.."

"Ck! Karin, jangan menatap Jungkook seperti itu, kau menakutinya."

Karin berakhir dengan melangkahkan kaki menjauh dari sana, memilih beristirahat di kamarnya.

"Jadi..." Hana menggantung ucapannya, bermaksud menanyakan apa maksud Jungkook yang tiba-tiba memeluknya.

Jungkook meletakkan gelas yang sudah kosong pada meja, ia gugup. Tapi kesempatan ini tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, Jungkook akan jujur pada perasaannya.

"Noona.. Aku.. menyukai noona."

Hana tahu Jungkook akan mengatakan hal itu, namun ia tidak menyangkan akan secepat ini, sebelum ia hendak berbicara Jungkook sudah mendahuluinya.

"A-aku tahu ini terlalu cepat dan tiba-tiba, tapi.. aku benar-benar menyukai noona."

Hana berdeham, kemudian tersenyum kecil pada pria muda di depannya, "hey, kau tahukan.. aku ini mantan kedua hyung-mu?"

Jungkook mengangguk, tentu saja ia tahu.

"Apa aku harus menerimamu, Jungkook?"

Pertanyaan dari Hana membuat Jungkook bingung. "Maksud noona?"

"Aku.. tidak mau membuat kau dan kedua hyung-mu bertengkar. Cukup Taehyung dan Yoongi, aku tidak ingin disalahkan kembali oleh Seokjin sok tampan itu."

Jungkook mengepalkan tangannya, jadi ia baru saja di tolak?
Hei! Tapi kau tidak sedang menembaknya Jungkook! Kau hanya menyatakan perasaanmu.

Ah— Jadi Hana sudah menolaknya bahkan sebelum ia menembak?

"Noona."

Hana tidak tahu kenapa suara Jungkook menjadi sangat berat. Dan, rahang pria muda di depannya mulai mengeras.

"Noona pernah berciuman?" []

Tbc

Haii, udah lama bgt ngga update cerita Jungkook yang satu ini.
Apa masih ada yang nunggu? 😔

See u di next chapter.

With luv,
iim

Gym (Body Goals, Noona) - [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang