Part; 19

1.6K 116 11
                                    

Happy reading, 💜

•••

2019

Dari dalam mobilnya, Hana terus melihat antrian orang yang rata-rata adalah perempuan. Stadium terbesar di Tokyo kini dipenuhi dengan kerumunan penggemar BTS. Konser tur dunia mereka kini dijadwalkan berada di Tokyo.

"Eonni, ini tiketnya."

Hana menerima satu tiket VVIP yang ia beli secara mendadak dari calo nakal, dibeli dengan harga tinggi namun tidak membuat Hana marah. Wajar saja jika harganya berkali-kali lipat dengan harga asli.

"Terima kasih." Hana keluar dari mobilnya, ditangannya terdapat sebuah benda bulat yang diberikan oleh asistennya. Hana belum tahu apa fungsi benda ditangannya, Karin mengatakan ia akan membutuhkan benda itu ketika berada di dalam sana.

Setelah ikut mengantri dan bertanya kemana ia harus pergi, Hana kini duduk diantara para VVIP lainnya, di tempat khusus dan tidak duduk secara berdesakan.

Suara musik yang menggema menandakan mulainya konser telah dimulai kini mencuri antensi Hana, ia juga baru tahu jika benda bulat yang Karin berikan bisa menyala seperti lampu.

"Mereka semua memilikinya." Gumamnya ketika melihat ribuan lampu itu menghiasi stadium.

Ketika semua orang berteriak atau bertepuk tangan, Hana hanya bisa menyaksikan dengan diam. Menikmati aktivitas ketujuh lelaki diatas panggung dengan sesekali senyum manis terukir dibelah bibirnya.

"Kalian luar biasa." ucapan itu terus ia gemakan, Hana tidak berbohong mengenai hal itu.

Solo performa yang kini adalah giliran si muda Jeon Jungkook membuat Hana ingin berdiri dari duduknya. Melihat Jungkook melayang kesana kemari sembari menyanyikan sebuah lagu dengan suara indahnya membuat Hana menangis.

Astaga, ia merindukan pria Jeon itu.

Senyumnya, terlalu indah untuk Hana pandangi.

"Maafkan aku.."

Hana mengeluarkan ponselnya yang sedari tadi masih tersimpan apik didalam tas kecilnya, membidik satu foto seorang Jeon Jungkook dan mengirim pada pemuda itu,

Kau hebat.

Tulisnya dibawah foto yang ia kirim.

Hana memutuskan untuk keluar dari stadium, ia menelpon Karin agar menjemputnya saat itu juga. Saat Hana melihat mobilnya dan masuk kedalam, ia meneruskan tangisan kerinduannya.

Karin yang tengah menyetir hanya bisa berdiam diri, tidak ingin mengusik sang atasan.

•••

Menatap nanar sebuah nomor baru yang sudah lama ia hapus namun tetap saja, Jungkook hafal pemilik nomor itu.
Ia tidak bereaksi apapun jika dilihat oleh mata telanjang, namun hatinya.. Jungkook bahkan ingin memukul siapapun saat ini juga.

"Jungkook! Ayo!"

Jimin berteriak karena Jungkook yang lama sekali, keduanya berada di mobil yang sama untuk kembali ke hotel. "Jangan melamun!"

Jungkook menyimpan ponselnya, ia tengah berusaha bersikap biasa saja. Tidak ingin menunjukan kegundahan di depan para Hyung dan kamera yang masih menyala.

"Kenapa kau jadi diam begini?" Tanya Jimin saat keduanya sudah ada didalam mobil. Suasana malam kota Tokyo begitu memukau. Indah dan tidak pernah bosan untuk dipandangi.

"Ah, hanya kelelahan."

"Kita terlalu bersemangat tadinya, napasku sampai sesak dan tubuhku seperti remuk."

Gym (Body Goals, Noona) - [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang