Part; 09

3.3K 182 13
                                    

Happy reading, 💜

•••

Selesai dengan bermain sendiri sampai keluar beberapa jam yang lalu, Jungkook kini tengah memandangi punggung indah Hana yang berada di atas ranjang.

Waktu menunjukkan pukul empat pagi dan ia belum juga tertidur. Pesan yang didapatnya tiga jam yang lalu membuat pria Jeon itu urung menutup mata dan berpetualang ke alam mimpi.

Sialan.

Mengapa disaat dirinya sudah sangat yakin jika ia jatuh cinta pada Hana, masalah baru sudah datang. Kali ini Jungkook terlalu bingung, ia menunduk menatap lantai dingin kamar hotel.

Belum terlalu dalam, dan Jungkook harus melepas Hana.

Bisakah?

Dengan langkah pelan, ia mendekati ranjang dan ikut berbaring di samping wanita yang sudah mengambil hatinya. "Biarkan kali ini saja, sebelum Noona pergi." Jungkook mendekati Hana dan memeluk wanita itu. Ia tidak peduli jika Hana terbangun nantinya wanita itu akan marah karena sudah berani memeluk.

Kali ini biarkan saja, Jungkook ingin menikmati waktunya.

•••

Kelopak mata tajamnya terbuka dengan pelan. Hana di hadiahi dengan pemandangan indah berupa ciptaan Tuhan untuk mengawali harinya.

Lucu sekali.

Mata tajamnya menatap tahi lalat kecil yang berada dibawah bibir pria yang lebih muda darinya itu. "Seperti bayi." Lirihnya.

Diluar hujan dan jam masih menunjukkan pukul delapan pagi. Hana ingat jika Jungkook tidak memiliki jadwal latihan hari ini melalui obrolan semalam.

Tokyo begitu dingin.

Hana merapatkan tubuhnya, ikut memeluk Jungkook agar mereka bisa berbagi kehangatan. Samar-samar ia kembali mengingat kejadian memalukan semalam, pun pipinya ikut menjalarkan kehangatan dan memerah malu.

Tubuh Jungkook itu penuh dengan otot, Hana meraba perut dan dada pria itu, jangan salahkan tangannya. Ia hanya terlalu penasaran bagaimana rasa perut berbentuk kotak itu jika disentuh dengan jemari nakalnya secara langsung.

"Di pagi hari.." suara berat Jungkook yang menggema pelan membuat kegiatan Hana terhenti, tangannya tepat berada di puting Jungkook, tadinya sedang meraba dada kekar itu. "Pria bisa menjadi ganas, Noona.."

"Maaf." Cicit Hana, ia perlahan mengeluarkan tangannya dari baju pria itu namun Jungkook hentikan. "Aku tidak marah, silakan raba saja. Aku menyukainya."

Gigitan kecil Hana berikan pada bibirnya, ia menahan senyum.

Sedangkan Jungkook kembali merapatkan tubuh keduanya, nyaman sekali. Pria Jeon itu juga mengendusi rambut hitam Hana yang harum, lembut sekali harumnya.

Beberapa menit setelahnya keduanya kembali terlelap, masih dengan pelukan erat dan tangan Hana yang bertengger nyaman di perut Jungkook.

Getaran ponsel di atas nakas membangunkan Hana dari tidurnya, ia mendongak dan melihat ponsel Jungkook yang terus bergetar. Hana mengambil ponsel itu dengan pelan, nama Seokjin ada disana.

Tanpa ragu ia mengangkat panggilan itu.

"Ya! Lama sekali!"

"Ada apa? Kenapa kau mengganggu?!" Jawab Hana, ia melirik Jungkook yang bergerak tidak nyaman karena suaranya. Perlahan mata pria kelinci itu terbuka.

"Ck! Jadi benar kau ada di kamarnya?"

"Hm." Cuek Hana.

"Sial, gara-gara kau kedua adikku seperti orang sinting. Hana, kali ini jangan ganggu adikku yang lain. Jungkook terlalu polos untukmu."

Gym (Body Goals, Noona) - [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang