Part; 20

1.6K 124 18
                                    

Happy reading, 💜

•••

Seharusnya Jungkook kembali ke hotel saja sesudah konser selesai. Tidak duduk di kursi mewah restoran bintang lima.

Menunggu dengan jantung yang terus berdetak hebat.

Ini salah.

Seharusnya Jungkook saat ini sudah menelpon kekasihnya, memberi kabar dan saling bertukar cerita dan candaan seperti biasa.

Pemandangan malam kota Tokyo dapat dengan jelas terlihat dari mata bulatnya walau hujan ikut turun menghiasi ramainya malam kota itu. Ruangan private begitu sunyi karena hanya ia seorang disana sebelum pintu terbuka dan diikuti wanita cantik dengan balutan pakaian casualnya.

"Maaf terlambat." Ujar Hana sebagai salam pembuka setelah dua tahun keduanya tidak bertemu.

"Ya."

Setelah memesan makanan, keduanya hanya berdiam diri. Canggung yang terlalu kentara serta perasaan emosi yang berbeda, namun tetap.. kedua mata anak adam dan hawa itu menyiratkan kerinduan yang begitu besar.

Tidak bisa dibiarkan.

Hana tidak ingin keduanya hanya diam. Setelah bersusah payah memberanikan diri menghubungi, bukan ini yang wanita Choi itu inginkan.

"K-kapan kau kembali ke Korea?"

Jungkook menatap tepat pada netranya, membuat gugup. "Tiga hari lagi."

"Ah, begitu.." Sepertinya Jungkook urung menanyakan dirinya. Hana begitu sadar, ia dan Jungkook sudah jauh. Tidak bisa kembali seperti dulu, dan Hana menyesalkan hal itu.

Itu semua adalah kesalahannya, Hana ingin meminta maaf sembari menangis pada Jungkook. Namun itu semua hanya angannya semata.

Sampai makanan sudah berada diatas meja, keduanya memutuskan untuk menyantap makanan itu tanpa adanya konversasi sebagai pemuas hati.

Sebenarnya Jungkook ingin menanyakan banyak hal, namun ia enggan karena perasaan kecewa lebih kentara untuk saat ini. Pria Jeon itu bahkan ingin menyingkirkan meja makan didepannya karena telah berani memisahkan jarak antara dirinya dan Hana.

"Kau.. baik-baik saja, kan?"

Pertanyaan itu, "Tidak, aku tidak pernah baik-baik saja setelah kau pergi, Noona." Jungkook menantikan pertanyaan itu sedari tadi. Memilih menyingkirkan santapan didepannya, Hana kembali berucap, "Maafkan aku."

Dengusan Jungkook keluarkan pertama kalinya untuk Hana, ia tidak sengaja sungguh. Hanya saja itu adalah responnya pada permintaan maaf itu. "Maafmu saja tidak cukup." Ujarnya dengan suara serak, segera Jungkook ambil gelas berisi Wine dan meminumnya.

Rasa pengar dan panas dari alkohol langsung menusuk tenggorokannya. Setidaknya ini lebih baik.

"Kenapa?" Hanya itu yang Jungkook tanyakan, dan pria Jeon itu berharap agar Hana menjelaskan secara detail.

Tatapan sendu bisa Jungkook lihat dari wanita didepannya, ingin ia rengkuh dan peluk sampai kehabisan napas. Aroma harum yang sedari tadi Jungkook baui kembali menjadi candunya.

"Dua tahun lalu, seperti yang kau tahu, Ayahku meninggal. Ia meninggalkan aku dan Ibu, hanya berdua. Perusahaan Ayahku.. karena aku anak yang ia miliki, satu-satunya.. aku harus menjaga dan meneruskannya."

Jungkook tahu. Ia tahu semua itu.

"Maaf.. alasanku tidak bisa menghubungimu selama dua tahun ini, aku begitu kacau dan kesibukanku menjadi pemimpin baru saat itu.." Hana memegangi keningnya, memilih menunduk, "Aku seperti bukan diriku."

Gym (Body Goals, Noona) - [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang