*Apa yang kamu lakukan ketika bahagia sekaligus duka datang secara bersamaan?*
✨SELAMAT DATANG DICERITA SAYA, SEMOGA SUKA✨
Hii mau nanya, nemu nih cerita dari mana?
Flashback on
Suara tangisan bayi terdengar jelas yang menggelegar, memenuhi ruangan rumah sakit. Meramaikan ditengahnya kesibukan aktivitas banyak orang. Jam didnding yang menunjukkan pukul 10.00 kelahiran bayi perempuan tersebut. Suara
tangisan itu membuat semua yang mendengarnya menangis haru bahagia. Kedatangannya yang selama 9 bulan lamanya ditunggu-tunggu oleh anggota keluarga.Ketika si bayi sudah dibersihkan, langsung saja diberikan kepada sang ayah. Untuk diazankan, dimana itu adalah hal yang sudah dilakukan sejak dulu oleh umat islam. Ketika adanya kelahiran bayi.
"Pa, nama si cantik siapa?" tanya seorang wanita yang terbaring ditempat pasien rumah sakit. Melihat sang suami yang sedang berbinar bahagia menatap gadis kecilnya yang baru beberapa menit lalu lahir. Melihat indahnya dunia serta kejamnya kehidupan yang akan ia jalani nanti.
"Michalina Gabriella" jawab laki-laki tersebut, matanya yang tak henti memandang wajah si bayi. Wajah mungil yang mewarisi wajah sang istri versi dini. Seakan-akan ini untuk yang pertama juga yang terakhir. Satu kalimat nama itu terlintas begitu saja diotak sang ayah. Baginya nama itu unik, bermakana. Dimana nama belakang bayinya sama seperti nama istrinya.
"Bagus, itu aja" sahut sang istri tersenyum dengan bibir pucat pasi.
"Pa, mama udah nggak kuat lagi" lirihnya menahan sakit yang melanda kepala serta perut bekas operasi tadi.
"Mama kenapa?" tanya sang suami yang mendengar lalu mendekat, kepada wanita hebat yang telah melahirkan buah hatinya yang sangat cantik bak bidadari. Dengan mempertaruhkan nyawa antara hidup dan mati. Bagai setipis kertas antara dua kata yang bertolak belakang itu.
Namun nihil, tak ada sepatah kata pun yang dilontarkan. Hanya, gelengan kepala saja yang menandakan sahutan.
"Sini pa, mama mau peluk adek" pintanya merentangkan kedua tangan, menyambut sang bayi dari suami. Bayi yang baru saja keluar dari rahimnya.
"Papa keluar sebentar ya, mau ngabarin ketiga abangnya adek" jelas Haris Bramantio suami dari Ariana Clarence. Siapa yang tak mengenal sosok Haris, seorang pengusaha sukses sekaligus pemilik rumah sakit. Berusia 43 tahun, dia memang cuek, dingin, kepada orang asing. Tetapi beda lagi jika sudah bersama keluarga. Terkenal dengan kebaikan yang selalu ia lakukan. Membuatnya menjadi sukses seperti sekarang.
"Jadi anak yang baik ya putrinya mama, jadi wanita yang kuat, bahagia terus nantinya. Maaf mama ngga bisa nemenin adek sampai dewasa, mungkin ini udah jalannya allah." jelas Ariana dengan menahan sakit disekujur tubuhnya.
Memejamkan mata yang penuh dengan kristal bening. Menetes, membasahu pipinya. Sembari berkata lagi. " Se-selamat ti-tinggal Pu-putri mama, ma-maaf." ucapnya dengan terbata-bata dan disana matanya terpejam untuk selamanya. Berakhir dengan si bayi yang menagis histeris dipelukannya. Seakan tahu apa yang terjadi.
Mata sudah tertutup rapat, jantung sudah tak berdetak lagi, oksigen sudah tak dihirup. Darah yang mengalir keseluruh tubuh juga telah berhenti. Semua organ tubuh telah tak berfungsi.
Ceklek
Pintu ruangan tersebut terbuka menampilkan keempat laki-laki yang berdiri diambang pintu. Menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri. Bahwa wanita yang terbaring kaku dengan muka pucat dan mata terpejam rapat. Serta bayi yang menangis histeris dipelukan sang ibu. Dimana pemandangan yang tidak mengenakan itu, wanitanya terlah pergi, ibu dari anak-anaknga sudah tak ada lagi.
"Ma, bangun ma," Haris mengguncangkan kedua bahu sang istri.
"Ma, nggak usah bercanda. Papa nggak suka dan mama tau itu. Ayo ma bangun." ucap Haris berharap apa yang memenuhi dipikirannya sekarang adalah hal yang salah. Ya, harus salah!
Anak sulung Haris yang berusia 20 tahun itu dengan sigap meraih bayi perempuan yang baru lahir itu, dari pelukan sang ibu yang telah terbujur kaku. Kedua adiknya juga tak tinggal diam, mereka memanggil dokter untuk meriksa keadaan sang ibu.
Harapan-harapan tak pernah terputus dibatin keempat laki-laki tersebut. Merapalkan do'a dan menyakinkan diri, bahwa semua hal yang ada diotak mereka tidak akan terjadi. Ya, tidak akan terjadi. Semoga saja!
Pintu terbuka, seorang perempuan berjaket putih serta alat pendeteksi jantung yang tergantung dilehernya. Bergegas memasuki ruangan tempat dimana ia membantu seorang melakukan persalinan. Tangannya perlahan memeriksa denyut nadi dipergelangan tangan. Na'as harapan sudah tak ada lagi. Mereka telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi apalah daya jika tuhan berkehendak lain.
"Innalilahi wa'inalllihahi ro'jiun."
Tes
Mendengar jawaban yang dilontarkan oleh dokter, tanpa disuruh satu tetes bening kristal. Yang telah terbendung dimata itu turun, membasahi pipi keempat lelaki. Harapannya hancur, hancur sudah. Separuh dunianya telah pergi, sang kakak menatap bayi perempuan dipelukannya. Yang tak henti-hentinya menangis. Tangisan yang menggelegar menandakan bahwa ia juga tahu. Bahwa wanita hebat yang melahirkannya telah pergi.
"ARIANA!!!!" teriak Haris begitu keras dan kencangnya. Ait mata sudah tak terbendung lagi jatuh sederas-derasnya. Baru saja kebahagiaan datang dalam sekejap tuhan hadirkan lagi duka luar biasa yang menghampiri mereka. Bersimpuh memeluk tubuh dingin seperti es yang terbujur kaku. Ketiga laki-laki itu juga terduduk lemas, kedua kaki mereka seakan lumpuh seketika. Tak mampu berdiri lagi. Dadanya sesak tak karuan, hatinya perih bak tertusuk sejuta duri.
Beginikah cara tuhan, menghadirkan satu wanita yang ia tunggu-tunggu sekeluarga. Lalu dengan begitu kejamnya tuhan mengambil satu wanita yang telah melewatkan suka duka bersamanya. Wanita yang ia cintai dan sayangi telah pergi. Sekarang baginya hidup sudah tak berarti lagi. Begitulah cinta membutakan segalanya, bahagia tak terkira terasa saat datang. Menyakitkan tak terhingga saat ia pergi. Satu kata yang dapat mengubah seseorang, satu kata yang memiliki seribu rasa.
Tangan Haris memegang jantungnya, sesak yang melanda dadanya, juga sakit yang melanda ulu hati sekaligus jantungnya.
"Ja-jaga pu-putri ke-kecil pa-pa, ma-maaf pa-pa ju-juga pe-pergi," lirih Haris dengan terbata-bata. Matanya tertutup dengan sendirinya, menyusuli sang istri menuju alam lain. Tempat dimana dekat dengan maha kuasa. Rahmatullah, mereka telah berpulang kesana kembali kepada sang pencipta.
Kini hanyalah tinggal mereka saja, ketiga lelaki dengan bayi kecil dipelukan mereka.
Flashback off
*JANGAN LUPA TEKAN BINTANG*
*TERIMA KASIH*20 mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Micha and Brother [ENd✅]
General Fictionseorang gadis kecil berparas cantik, berusia 3 tahun 7 bulan, yang memiliki 3 kakak laki-laki sebagai pelindungnya. Dimana mereka yang bertranformasi menjadi ibu serta ayah untuk adik perempuan tersayangnya itu. Meladeni semua sifat unik si bungsu...