11. Bi Oneng

5.4K 554 47
                                    


H
A
P
P
Y
READING!



Saat kedua manusia berbeda jenis, juga terpaut usia yang cukup jauh. Melangkahkan kaki memasuki rumah mewah yang modern itu.

"Siapa tu bang?" tanya Alvin tiba-tiba menginterogasi sang kakak yang baru datang.

"P-," ucapan Alden terpotong.

"Oh, tau tau. Gokil sih abang gue, udah punya cewek." Alvin menganggukkan kepala seraya memakan buah apel.

"Uang jajan kamu abang potong!" tegas Alden yang sudah jengah.

"Lah, loh loh. Kenapa bang? Salah adekmu yang ganteng ini apa?" tanya Alvin tak mengerti.

"Pftt," Alzo menahan tawa, saat disuguhkan pertengkaran sang kakak dengan kembaran.

Alvin memukul lengan Alzo secara kasar.

"Lu ketawa gue geplak! Ketawa lu ketawa." Cibir Alvin kesal.

"Bukannya bantuin gue lo, kembaran gue bukan sih lo!" kesal Alvin yang tak mendapatkan belaan dari sang kembaran.

Alzo meminum jus mangga diatas meja dengan santai. "Sorry ae nih ye kembaran gue yang ganteng," ujar Alzo dengan penuh penekanan juga sindiran.

"Baru nyadar lo gue ganteng heh?" tanya Alvin membanggakan diri. Menyisir rambutnya dengan kedua jari.

"Ya kali gue bilang burik, sama aja gue hujat diri sendiri dong. Muka lo kan copas dari gue!" cibir Alzo menjelaskan.

"Mentang-mentang brojol duluan lo, dikit-dikit 'muka poto copyan gue aja bangga' bangsat emang!" sindir Alvin kesal dengan kalimat yang sering diucapkan sang kembaran.

Alden memutar matanya malas, meladeni sang adik yang berotak udang itu.

"Ini Bi Oneng yang bakal bantuin kita jaga Micha." Jelas Alden, dengan Bi Oneng yang berada disampingnya.

Wanita paruh baya itu hanya mebungkukkan badan, pertanda hormat serta tersenyum kaku.

Alvin dan Alzo yang melihat itu terheranan. Apakah harus seperti itu? Melakukan itu? Padahal kan Bi Oneng yang lebih tua, harusnya dia yang lebih dihormati.

"Nggak perlu kayak gitu lagi Bi, kita ini sama. Bahkan Bibi yang lebih tua, harus kami hormati. Bukan sebaliknya." ujar Alvin menjelaskan seraya menyalim tangan Bi Oneng.

Diikuti dengan Alzo. " iya Bi, ga perlu kayak gitu lagi. Kita ini sama dimata Allah."

Alden tersenyum melihat cara kedua adiknya menerapkan tata krama yang
diajarkan oleh almarhum orang tua mereka. Diterapkan dan dilaksanakan sedemikian rupa.

"Abang bangga." batin Alden.

Kamar si kembar

"Ish!! Napain ya atu di ini, bocen tau ga cih." Celetuk Micha dengan wajah masam dan pipi menggembung pertanda kesal itu.

Matanya terus menelusuri setiap sudut ruangan kamar si kembar itu.

Sampai ia menemukan sesuatu yang menarik diatas meja belajar sang kakak.

"Abangggg." pekik Micha.

Saat tak mendengar sahutan ia berteriak kembali. "Abangggggg."

"Iiish, dimana cih abang!" Gerutunya yang terlanjur kesal.

Perlahan dengan langkah kaki kecil itu ia menuruni tangga secara hati-hati. Serta hentakan-hentakan kesal yang ia perbuatan.

Tapi pada saat akan mencapai tujuan, gadis kecil itu mendengan keriuhan dari ruang tamu.

Sedang apa?
Siapa yang datang?
Akankah paman dan bibinya?
Semua pertanyaan itu memenuhi otak kecil bocah tersebut.

"Den itu adiknya ya? Sini manis." ajak Bi Oneng yang melihat anak kecil dibalik hordeng yang besar dan tinggi.

Micha menyembunyikan badannya yang kecil didalam hordeng rumah itu.

Awalnya memang seperti itu, malu-malu nanti bakalan malu-maluin.
Hayoo siapa yang kek gitu? Jujur ae Author juga kok, wkwk. Yang penting jujur ye kan😅

"Nah iya! Itu adik saya Bi." Ucap Alden melirik adik kesayangannya yang bersembunyi.

Alvin memutar mata nya malas. "Sok kalem, sok diem lu!"Cetus lelaki itu dengan sinisnya.

Micha yang melihat itu memasang wajah garangnya. "Muta poto copian aja bangga, wleee!" Jawabnya seraya lidah menjulur keluar. Kek ular ye, wkwk canda gess.

"Siapa yang ajarin adek gitu?" Tanya Alden tegas, ia tidak suka jika adiknya seperti itu.

Micha menunduk takut, abang tertuanya ini lah yang paling ia takuti. Jika Alden sudah marah, semua akan bungkam, diam tak berkutik bagai patung tak benyawa.

"Itu." Jari telunjuk Micha yang kecil mengarah kepada Alzo.

Sontak saja sang empu membulatkan mata. "Khilaf bang, hehe," ucapanga dengan jari membentuk huruf v dan menyengir kuda. (Untung ganteng lu Zo☺)

Micha mendekat kepada sang kakak dan langsung duduk dipangkuannya lalu berbisik. "Ituu ciapaaa abanggg?"

Bi Oneng yang mendengar sekaligus melihat itu tersenyum.

Ia mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan sang gadis kecil berparas cantik tersebut.

"Nama Bibi Oneng, terserah non mau manggil apa," Ujar Bi Oneng, tersenyum kepada gadis berdarah bule itu.

"Tenapa endak obeng aja namanya abang?" tanya Micha dengan mata polosnya.

Alden terkejut dan merasa tak enak, juga dengan si kembar. Alden mengusap wajahnya gusar. "Ga boleh gitu adek, ga sopan!" Tegas Alden.

"Tan Bibinya bilang telselah atu mau panggil apa." Jawabnya santai.

"Maaf ya Bi." Ucap Alzo tak enak dengan apa yang adiknya perbuat.

"Gapapa atuh den, namanya juga anak kecil." Katanya dengan terus melihat wajah Micha.

"Ihh, nama atu Micha ya. Micha Jabliellgshudhdhd bueh!!! Tok lidah atu bilit-bilit jitu sih abang?" tanya nya panik kepada Alden.

"BHAHAHA Micha jabliellsjshhsjj." Ledek Alvin dengan tawa bahagianya.

"Micha Jablay, wkwkwk." Tambah Alzo lagi.

Micha yang tengah memegang lidahnya itu membulatkan mata dan marah.

"Abangggggg!" rengeknya, senjata paling ampuh mengalahkan kedua si kembar itu hanyalah mengadu kepada Alden.

Alzo dan Alvin bertos ria, melihat sang adik yang membendung air mata.

"Alzo, Alvin!" tegas Alden.

"NGADU TERUS!!!" Simdir si kembar.

"Biasa mereka itu Bi, udah gede yang kembar masih aja kayak anak kecil." ujarnya kepada Bi Oneng.

Wanita paruh baya itu hanya terkekeh kecil.

"Neng gelis pisan atuh, matanya biru rambutnya pirang. Namanya juga bagus, non Micha, cantik lagi." Puji Bi Oneng dengan mengusap rambut halus bocah itu dan mencubit gemas pipi bulatnya. Yang seperti ikan buntal, gembung!

"Emang!" jawab Micha santai lalu mengibaskan rambutnya.

"EH NGELUNJAK!!" teriak mereka kompak.

Gimana udah sekolah offline atau lanjut online?

Akhirnya bisa update setelah sekian lama. Makasih buat yang udah baca, udah ngevote. Kalian berarti banget buat Author. Luvv sekebon dah, muachhh wkwk.
Ehk kok jijik sendiri ya, alay gitu
kan. Tapi ga papa deh:))


20 juli 2021




💖THANKS 15K READERS💖

Micha and Brother [ENd✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang