23. Si Anjing

3.6K 445 25
                                    


"Hush, hush."

"Hush."

"Munggir lu anjing, mau gue pukul heh? Mau mati lu?" Ujar Alvin mengarahkan tongkat kayu yang siap menindas anjing galak tersebut.

Lantas saja anjing berkalung rantai itu berlari kebelakang rumah. Menjahui ketiga lelaki dewasa yang siap mencabut nyawanya.

Mereka melihat keatas pohon menatap kedua manusia berbeda jenis itu. "Udah kaburnya? Puas?" Tanya Alden mengintimidasi gadis itu dengan menatap tajam matanya.

"Dapet jambunya?" Tanya Alzo tak kalah tajam dengan sang kakak.

"Rabies ga lu? Kenapa nggak gue suruh aja tuh anjing gigit kaki putih lu." Kini giliran Alvin yang mengoceh.

"TURUN!" Ujar Mereka dengan nafas memburu.

Micha hanya menunduk saat melihat Rafa telah turun sedangkan ia belum.

"Kenapa ga turun?" Tanya Alden, ia sudah tahu jawabannya tapi ingin mendengar langsung dari mulut sangat adik.

"Nggak bisa tulun abang," Jawab Micha menunduk lesu. Ia mengerutuki kebodohannya yang tidak mengetahui bahwa dirumah ini ada anjing galak.

"Kamu itu cewek ga pantes naik-naik pohon kayak gini."

"Abang kan udah berapa kali ngelarang kamu buat nggak manjat pohon."

"Kalau bisa naik kenapa ga bisa turun?"

"Kurang, stok buah dirumah sampai mau ambil punya tetangga?"

"Kalau kamu jatuh, terus tulang ada yang patah. Ini buah jambu nggak ada harganya!"

"Mending patah tulang, kalau kepala yang pecah gimana? Nih ada batu, lumayan kalau kena."

Semua omelan-omelan itu diterima Micha dengan lapang dada.

Tanpa ada niat untuk menolong, mereka membiarkan Micha dia atas pohon. Sedangkan Rafa mengelus dadanya lega saat turun dengan selamat. Ia hanya menonton drama persaudaraan itu dengan memakan buah jambu hasil curian mereka.

"Selalu aja buat ulah yang nggak diduga. Selalu bikin khawatir, bikin kesel. Tetep aja ga bakal ngerubah kalau kamu adik kandung abang!" Alden merentangkan tangan membantu Micha turun.

"Kalau lo adek angkat, udah gue buang di bawah kolong jembatan sono!" Ujar Alvin memarahi Micha sedari tadi.

Alzo geleng-geleng kepala dengan kelakuan adiknya itu. Baru satu saja tapi serasa seribu. Bagaimana jika sepuluh? Stop! Alzo tidak sanggup membayangkan itu.

flashback on

"Adek bangun, udah pagi." Ucap Alden melirik jam dinding yang menunjukan pukul 09.58.

"Sayang bangun,"

Masih juga tidak ada sahutan, Alden memasuki kamar yang tidak terkunci itu. Ia melihat tempat tidur gadis kecil tersebut kosong dan rapi.

Alden mencari lagi di kamar si kembar, membolak-balikkan selimut mereka. Entah terselip Micha disana. Sebab gadis kecil itu sering dijadikan sebagai guling hidup oleh mereka.

"Alzo, Alvin. Micha kemana? Kenapa ga ada dikamar?" Tanya Alden membangun makan si kembar yang tengah terlelap.

Bahkan Alvin tidur dengan mulut menganga serta air liur yang keluar membasahi bantal. Jika ia sadar maka Alvin akan menghilang dari bumi.

"Dibawah kali bang," Alzo menjawab dengan surat serak khas orang bangun tidur.

"Cepet bangun kita cari, perasaan abang ga enak." perintah Alden lalu meninggalkan mereka.

"Woy Alvin bangun, cari Micha ilang!" Alzo memukul-mukul wajah kembarannya dengan bantal.

Alvin mengelap air liurnya dan membuka mata dengan malas, sangat.
"Lo ngencea anjing, jorok banget lu Alvin!" Ujar Alzo jijik melihatnya.

"Sotoy lu juga babi, ngantuk gue njing." Alvin menuju kamar mandi dengan malas.

Lalu mereka pergi mencari dimana keberadaan adik mereka yang pagi-pagi sudah tidak ada dirumah.

Mereka mendapatkan info dari tukang sayur yang sering keliling komplek bahwa melihat kedua anak kecil, Laki-laki dan perempuan  di tempat Pak Tarno.

flashback off

"Huaa abang, jambu aku ketinggalan."

"Abang tulunin!"

"Sendal aku abang dibawa anjing,"

"Nanti beli yang baru, duit abang banyak. Satu truk jambu abang mampu beli!" 

Teriak Micha saat Alden mengangkatnya dengan satu tangan.

Kira-kira begitulah ya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira begitulah ya:)

Alzo membawa satu sendal Micha yang tersisa. Sedangkan Alvin mengambil pasangan sendal satunya lagi yang dibawa anjing.

Alvin merebut sendal itu dari anjing dengan memukul pantat dan kepala anjing tersebut.

"Najis lu anjing!" Alvin mencuci sendal itu 7 kali dengan air dari keran dekat pagar.

"Kan emang anjing goblok," Ujar Alzo mendengar umpatan sang kembaran.

"Eh iya ya, "

"Heh lu bocah, pulang juga lu gue aduin mak lu tau rasa ntar." Ancam nya kepada Rafa.

Rafa lari terbirit-birit. "Ampun bang jangan aduin ke mama."

Bisa mampus dia dimarahi oleh Rara nanti.

Lagi-lagi aku up ga sesuai jadwal, maaf ya. Bakal usahain cepet kok. Jadi double up aja gimana?

Jgn lupa vote, thank you♥

6 September 2021
23.35

Micha and Brother [ENd✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang