19. Ampun Mbak Jago

4.4K 455 12
                                    

♥HAPPY
READING♥

Jangan lupa vote sama comentnya ya:))

Semoga suka❤


"Assalamu'alaikum," Ucap Rara memasuki rumah Alden bersama anaknya yang tampan bernama Rafa.

Mereka membawa sepaket buah-buahan. Rara terlihat mengelus perutnya yang kian membesar. Seperti ikan buncit.

"Waalaikum salam, eh mbak Rara. Hey Rafa!" Alvin dan Alzo menyambut kedua manusia itu dengan semangat dan hormat. Definisi tamu adalah raja.

Alvin melakukan tos andalannya dengan Rafa bocah yang tak kalah tampan dengan dirinya.

"Micha mana zo?" Tanya Rara melihat tidak ada gadis cantik itu dibawah.

"Diatas mbak," Jawab Alzo menunjukkan tangannya ke lantai atas.

Mereka menaiki anak tangga itu satu persatu. Baru setengah perlajalanan ibu hamil tersebut sudah kelelahan. Wajar saja, mengingat berat badannnya yang naik akibat hormon.
Keringat membasahi pelipis Rara. "Duh capek!" Gumam Rara mengelap keringan dipepipis dan kening menggunakan tangan.

Kedua kembar itu berbisik seraya berjalan.

"Gitu ya zo orng hamil mudah banget capeknya,"

"Iya vin gak nyangka gue separah itu anjirr,"

Rafa melihat mereka berbisik dan samar-samar mendengar percakapan mereka. "Ngapain om ngomongin mama aku? Aku aduin papa ntar mampus om!" Desak bocah laki-laki itu mengancam. Menunjuk si kembar dan tangan satunya stay dipinggang.

Seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya, sebab meminta uang untuk jajan terus. Atau tidak kepergok memecahkan piring kesayangan.

Alvin melotot kaget mendengar panggilan Rafa. Apa dia bilang, om? Heh! Mereka itu masih muda. Usia nya masih 17 tahun.

"Om?"

"Palak bapak kau om!"

Alvin menyisir rambutnya menggunakan jari tangan sok cool dan kegantengan.

"Ganteng-ganteng gini lo bilang om. Katarak mata lu heh!"

Celetuk Alvin protes. Tahu lah lelaki yang satu itu. Berbanding terbalik dengan sifat Alzo yang kalem ayem. Alvin justru sebaliknya, suka berbicara blak-blakan sesuka hati. Masalah orang tersinggung atau sakit hati itu tidak ia perduli.

Ngeselin kan? Banget!

Bahkan Alzo pernah berfikir kenapa ia mempunyai kembaran seperti itu, apakah tertukar waktu masih didalam kandungan? Sudahlah mungkin takdir!

Alzo berbisik ditelinga kembaran nya.
"Ga usah nyolot sama anak kecil, diaduin sama emaknya lo mampus!" Peringat Alzo.

Alvin berdecih kesal memutar matanya malas. Lalu melototi Rafa.
"Untung lo bocil, kalau seumuran udah gue ajak bay one. Berani lu!" Ancam Alvin dengan seringiannya.

"Dih game burik, huu game burik!"
Ledek Rafa memeletkan lidahnya.

"Bangke! ANAK ANJING LO!" Murka Alvin berteriak. Yang di sabarkan oleh Alzo.

Rafa berlari kocar-kacir menyusuli Rara.

"MAMA!!! BANG UPIN BILANG MAMA ANJING." Adunya kepada Rara. Dengan wajah sedih dibuat-buat. Jago Akting kau Rafa. Cocok main di film azab kubur jadi tuyul. Kan Rafa botak.

"HEH BOTAK! MANA ADA GUE BILANG GITU YE." Teriak Alvin dari kejauhan.

"MAMA BANG UPIN DOAIN DEDEK DALAM PERUT JADI TUYUL." Adu bocah itu lagi.

"HEH BOCIL NAMA GUE ALVIN BUKAN UPIN, YANG ADA ITU LO BOTAK KEK TUYUL!" Alvin protes dengan beringisnya, ia terlanjur kesal.

Seperti itulah Alvin tidak melihat lawannya siapa langsung hantam saja dia.

"ALVIN!!! LO NYUMPAHIN ANAK GUE! JONI LU GUE KEBIRI NTAR!" Teriak Rara dari kamar Micha.

Mendengar teriakan itu membuat bulu kuduk Alvin tegak, merinding.

"Asw! Tolongin gue Zo!" Bersembunyi dibalik badan Alzo.

"Apaan sih anjing! Gue ga ikutan, udah gue bilangin tadi. Lo kepala batu!" Decak Alzo kesal menjauhkan diri dari sang kembaran. Supaya terhindar dari kesialan.

"Ampun mbak ampun!"

"Aww sakit mbak!"

"Beneran kagak mbak, suer!"

"Alzo tolongi, kembaran macam apa lo anjing!"

"Udah mbak ampun mbak ampun,"

Teriak Alvin memohon ampun akibat dipukuli ibu hamil itu dengan beringisnya.

***

"Jadi gimana Micha mau satu sekolah sama Rafa kan?" Bujuk Rara kepada gadis yang duduk dipangkuan Alden.

Gadis kecil itu hanya mengdusel-duselkan kepalanya di d ada bidang Alden.

"Jadi gimana adek?" Tanya Alden menagkup pipi chubby itu.

Micha mendongak menatap Alden lekat. "Abang juga sekola tan?" Tanya Micha prontal.

Alden tertawa mendengar pertanyaan adiknya yang satu ini. "Abang udah lulus, ga sekolah lagi tapi kerja." Ujar Alden mencubit gemas pipi Micha.

Kini giliran Micha menagkup pipi Alden dengan kedua tangannya. "Secepet itu abang? Tapan abang sekolahnya?" ia masih tidak mengerti.

"Adek, abang sekolah kamunya belum lahir. Pokoknya lusa kamu sekolah." Putus Alden tak dapat dielakkan lagi.

"Ogheyy." Pasrah Micha mendesah gusar.

Lain dengan Rara ia memperlihatkan raut wajah gembiranya. "Nah dari tadi harusnya. Antar jemput nanti Aunty, sekolahnya bareng Rafa. Duh senengnya." Ujar Rara.

Rara menempelkan punggung tangannya di kening Micha. "Udah turun panasnya, lusa kamu tinggal sekolah."

Alden mengelus rambut Micha dengan penuh sayang. " Sembuh sih udah mbak, tinggal manjanya lagi ga sembuh-sembuh." Cibir Alden yang disahuti kekehan oleh Rara.

Haii apa kabarnya?

Aku mau nanya nih suka sekolah offline apa online?

Buat yang bingung sama nama *Micha* gimana cara bacanya.
Apakah Misa, Mika, atau gimana?
Jadi dibacanya itu *Mica* simplekan?
Iyaa dongg,
Author ga suka ribet-ribet.

Inget ya M.I.C.A jangan bingung lagi:))  

✨Kuy, kawal sampai end✨

18 agustus 2021




























Micha and Brother [ENd✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang