4. Bungsu selalu menang

11.8K 873 21
                                    

*Rasa sayang abang kekamu itu melebihi diri sendiri. Paham!*
Alden Garlan Bramantio

H
A
P
P
Y
READING!

Bocah berambut kuning kecoklatan itu berlari menghampiri lelaki berbadan tegap tersebut. Dengan perasaan khawatir yang terlihat jelas di wajah cantiknya.

Ia langsung memeluk leher sang kakak, yang sedang mengelus dada merasa lega. Ya iyalah lega, hampir aja muka gantengnya ditonjok. Ya lega lah.

Gadis kecil itu mendongak, menatap laki-laki tampan yang sedang ia peluk. Menagkup kedua pipi tirus sang kakak. Dengan kedua tangan mungilnya.

"Abang ngga papa?" tanya Micha dengan khawatir.

Alvin menggenggam kedua tangan yang menangkup pipinya itu. Tersenyum kepada gadis kecil dihadapan mata. Yang menatap ia dengan raut wajah khawatir. Sangat menggemaskan!

"Muta abang ngga papa tan?" tanya Micha penasaran.

"Nggak papa adek." jawab Alvin tersenyum.

Meskipun Micha selalu menjadi bahan kejahilannya. Tetapi adik perempuan satu-satunya itu selalu mengkhawatirkannya. Tidak mau ia terluka atau apa pun.

"Adek nggak usah peduliin dia!" ujar Alden kesal.

"Biarin aja dia mati." tambah Alden lagi dengan begitu kejamnya.

Sang empu yang dibicarakan sontak membelalakkan kedua bola mata. Tega sekali abang nya itu pikirnya. "Tega lo bang sama gue!" protes Alvin tak terima.

"BODO!" sahut Alden acuh.

"Ishhh, ngga boleh gitu abangg!" jawab Micha dengan memasang ekspresi marah.

"Kan Alvin udah nakal tadi sama adek," jelas Alden. Mengingatkan kepada bocah polos itu. Akan apa perbuatan Alvin kepadanya.

"Inget kan?" tanya Alden.

Gadis kecil itu berfikir kembali. Menaruh jari telunjuk didagu.

"Iya ya," jawab Micha.

"Tapi udah Micha maafin tok," Ujar Micha. Setelah ia pikirkan lagi, tidak masalah untuk memaafkan abangnya yang berwajah tampan itu.

"Liat noh, lo usilin tetep dia maafin. Awas lo beulah lagi, gue bejek lo ya!" Alden dengan tangan mengepal serasa ingin memilin kepala sang adik.

"Utututu, cayang abang. Cium dong" ucap Alvin gemas dengan mencubit kedua pipi chubby Micha.

Saat Micha hendak mencium pipi kanan Alvin. Alden memberinya tatapan membunuh. Bulu kuduknya sudah berdiri tegak. Mengerikan!

"Ampun bang ampun." mohon Alvin. Kedua tangannya yang menagkup didepan.

Alden memutar matanya malas. Jengah melihat kelakuan Alvin yang sangat senonoh sekali. Kurang ajar!

Menoleh kesamping dan melihat bahwa gadis kecilnya sudah tidak ada. Mata Alden membulat seketika. Mencari disekeliling tidak ada.

"Vin," Panggil Alden.

Mukanya mulai panik saat tak melihat bocah itu. Bocah kesayangannya.

"Alvin!" panggil Alden lagi. Suaranya mulai meninggi. Hatinya sudah khawatir tak karuan. Ahk semuanya karena Alvin!

"Hm," sahut Alvin santai sambil melahap semangku bakso yang sempat tertunda tadi.

"Micha ilang bego!" ucap Alden dengan panik, sangat panik.

Uhukk

Untuk yang kedua kali Alvin tersedak baksonya lagi.

"Sialan!" umpatnya dalam hati.

Ahh

Leganya saat meminum segelas air putih, dalam sekali teguk. Gila!

"Gimana bisa ilang sih bang! Kan tadi dia deket lo?" tanya Alvin yang mulai panik.

"Bacot, cepet bantu cariin!" teriak Alden. Amarahnya yang sudah meluap-luap. Hatinya sudah risau.

"Ahhk kemana bocah itu!" batinnya mengerang marah.

"Jangan disitu dek," ucap salah satu pembeli diwarteg itu. Yang melihat seorang bocah didekat dandang bakso besar tersebut.

"Awas!" teriak pelayan Warteg yang sedang membawa satu mangkuk bakso panas.

Gadis kecil yang kaget itu terjatuh dan berteriak ketakutan. Lantas menutup matanya dengan kedua tangan.

"Abanggg!" teriak Micha ketakutan.

1 detik

2 detik

3 detik

Pranggg

Suara pecahan beling itu menggema ditelinga Micha. Dengan gesit ia menutup kedua telinganya. Tanpa membuka kedua mata biru yang tertutup.

"Shhh," ringis Alden saat kuah panas bakso itu mengenai tangan kanannya.

"Adek ngga papa?" tanya Alden kepada gadis kecil yang terduduk ketakutan.

Micha mendongak keatas membuka mata lalu menggeleng.

Bibir mungil berwarna merah mudah itu berucap dengan bergetar. "Tatut abang" ucapnya lalu memeluk sang kakak dengan erat. Sangat erat!

"Jangan takut," ucap Alden lembut dan tak berhenti mengelus surai kuning kecoklatan itu. Menggunakan tangan kirinya.
Menenangkan adik perempuannya dan mengelus punggung kecil yang bergetar itu.

"Aduh adek, ngapain disitu sih tadi. Kalo muka adek kena air panas tadi gimana heh? Terus melepuh! Mau?" geram Alvin marah. Memijit kedua pangkal hidung mancungnya.

Sang empu hanya menunduk saja. Tak berani mendongak ke atas melihat kedua lelaki itu. Kakinya yang ia putar-putar dan kedua tangannya yang sudah berkeringat. "Ma-maaf" ucapnya dengan gugup.

"Nggak usah marahin Micha Alvin!" Alden menatapnya sengit.

Sedangkan Alvin memutar matanya malas.

"Iye bang iye. Bungsu mah selalu menang." ujarnya kesal.

*JANGAN LUPA TEKAN BINTANG*
*TERIMA KASIH*

24 mei 2021














Micha and Brother [ENd✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang