65

1.5K 128 42
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'...

.

~PSBM~

*Di Boboiboy...

Boboiboy menyusul Rasya yang berada di kamar, ia menatap Rasya yang sedang menangis di ranjangnya.

Boboiboy mendekati Rasya yang menutup wajahnya dengan tangan. Boboiboy mengusap lembut rambut Rasya, namun..

'Plak!!'

"Papa pergi.. hiks.. Rasya ingin sendiri" lirih Rasya setelah menepis tangan Boboiboy.

"Rasya. Maafkan Papa.. Bukan maksud Papa menyakiti perasaan Rasya seperti ini. Papa hanya ingin Rasya merasakan kehadiran seorang Ibu, karena Mama masih lama untuk sembuh. Papa hanya tidak mau Rasya merasa sendiri.." ucap Boboiboy dengan pelan.

"Rasya tidak perlu Papa!.. hiks.. Rasya tidak mau menambah Ibu lagi.. hiks.. Kenapa Papa tega melakukan ini pada Mama dan Rasya.. hiks.." isak Rasya.

"Maafkan Papa.." ucap Boboiboy lagi.

Rasya mengepalkan tangannya, lalu menatap Boboiboy.

"Papa pikir, dengan maaf saja.. itu cukup mengobati sakit dihati Rasya?!.. Tidak Papa!.. hiks.. Papa mengkhianati Mama, sama saja Papa mengkhianati Rasya!!" Bentak Rasya dengan keras.

Boboiboy terdiam mendengar bentakkan Rasya.

Rasya yang tersadar barusan ia membentak Papanya, menghela nafas kasar.

"Hiks.. Rasya tidak mau menjadi anak yang durhaka, jadi Papa pergi dari kamar Rasya. Sebelum Rasya.. hiks.. berbicara kasar pada Papa" lirih Rasya.

"Rasya..-"

'PRANG!!!!'

"PERGI!!!! PAPA JAHAT!!!!" Teriak Rasya setelah melempar gelas yang ada di meja nakas.

Boboiboy terdiam sejenak melihat Rasya yang memegang kepalanya, dan meremat rambutnya dengan keras.

Dan seketika, Boboiboy tersentak.

"Rasya..." panggil Boboiboy.

"Per-.. Pergi..! Hiks.." lirih Rasya dengan suara terbata.

Boboiboy memegang pundak Rasya lembut, lalu menuntunnya untuk berbaring.

"Iya Papa akan pergi setelah ini.." ucap Boboiboy dengan lembut saat Rasya akan menepis tangannya.

"Boboiboy.. Rasya baik-baik saja kan?" Tanya Ochobot sembari masuk ke kamar Rasya.

"Ada tanda-tanda trauma dan gangguan mental. Aku akan memeriksanya" ucap Boboiboy sembari keluar dari kamar Rasya, dan kembali membawa stetoskop, tensimeter, juga suntikan dan beberapa obat cair.

Boboiboy memeriksa kondisi fisik Rasya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, dan tekanan darahnya pun terlalu tinggi untuk anak seusia Rasya.

"Hiks.. Pergi.. Hiks.. Pergi...!!" Lirih Rasya.

Boboiboy menghela nafas pelan, lalu menggenggam tangan Rasya lembut.

"Papa.. tidak akan menambah Ibu lagi untuk Rasya. Papa janji.." ucap Boboiboy.

"Papa bohong.. hiks.. Papa selalu mengingkar.. hiks.. hiks.."

Please.. Still be Mine~ [BOYA] (FIN!!~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang