83

1.5K 101 111
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'

.

~PSBM~

.

"Honey.. hiks.. bertahan ya.., ambulan sebentar lagi datang.."

"M-maaf..,.. J-jaga R-Rasya ya.., Aku... sangat.. m-mencintaimu.."

"HONEYY!!!"

Yaya terbangun dari tidurnya. Dan menatap sekitar. Saat ini ia berada dikamarnya dan Boboiboy.

Ia menetralkan nafasnya, dan berkali-kali mengucapkan syukur dalam hati karena semua itu hanya mimpi.

"Yaya.. tenang ya.. minum ini dulu.." ucap seorang wanita disampingnya.

Yaya mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal, lalu menerima minuman dari wanita itu.

Setelah itu, Yaya memejamkan matanya sejenak. Menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

Lalu ia membuka matanya, dan menatap wanita disampingnya.

"Ibu..? Sejak kapan Ibu disini?" Tanya Yaya, sembari menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi.

"Ibu semalaman menemanimu disini" ucap wanita itu, yang tak lain adalah Makci Wawa.

"Semalaman?" Tanya Yaya.

'Cklek...'

"Eh? Alhamdulillah, Yaya sudah sadar.."

Yaya mengernyitkan dahinya bingung melihat Makci Amato, yang datang bersama sahabat-sahabatnya. Juga Rasya.

"Mama..." ucap Rasya sembari memeluk Yaya erat.

Yaya membalas pelukan Rasya dengan masih memasang wajah bingung.

"Ada apa denganmu, Yaya? Apa ada yang sakit?" Tanya Ying sembari mendekati Yaya.

Yaya hanya terdiam, lalu menatap gantungan di kalungnya yang tidak menyala.

"Ehm.. kenapa.. kalian semua datang? Dan.. dimana Boboiboy?" Tanya Yaya saat Rasya melepas pelukannya.

Mereka semua terdiam sejenak saat Yaya bertanya hal itu.

"Yaya.. apa kau tidak ingat?" Tanya Suzy.

"Ingat apa..?" Tanya Yaya.

"Yaya.. tadi malam, kau dan Boboiboy mengalami kecelakan saat pulang dari liburan. Untungnya, Yaya baik-baik saja, hanya ada sedikit luka gores dan bisa cepat sembuh. Namun, Boboiboy masih dalam perawatan serius. Saat itu.. kondisinya sangat sangat kritis dan... kemungkinan tidak akan bisa sadar. Lalu, kau mengalami shock berat setelah mendengar kondisi Boboiboy." jelas Makci Wawa.

Yaya terdiam mendengarnya, lalu menggeleng.

"T-tidak.. itu.. hanya mimpi.." ucap Yaya dengan pelan.

Makci Amato terdiam sejenak, lalu menghela nafas pelan.

"Bunda.. ingin sekali mengatakan bahwa itu hanya mimpi. Tapi kenyataannya..-" Makci Amato terdiam karena tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Yaya pun meneteskan airmatanya, dan menggeleng keras.

"Tidak.. tidak!!.. itu hanya mimpi! Hiks.. itu.. hanya mimpi" isak Yaya dengan keras.

"Tenang sayang.. tenang" ucap Makci Wawa sembari memeluk Yaya.

Yaya hanya bisa menangis saat Ibunya memeluknya dengan erat.

Please.. Still be Mine~ [BOYA] (FIN!!~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang