Vote sebelum membaca~
Komen kalo mau:>■ Happy Reading^_^
"Dei! ga nyangka ya kita bakal smp dan sma bareng-bareng." kata Amalia. Dua gadis itu berhenti sejenak di depan Gerbang Abdi Bangsa High School, melihat banyak siswa siswi bersemangat untuk melangkah kedalam Gerbang Sekolah itu.
Sekolah ini mereka impikan karena menurut mereka ini cara untuk mencapai impian mereka. Standar Biaya sekolahnya tidak terlalu Membebani orangtua Deira lain dengan Amalia yang orangtua angkatnya Berkecukupan, memiliki 3 cabang cafe. Sekarang ortunya lagi diBali mengurus cafe yang baru bercabang. Saat-saat seperti ini Amalia dan Deira satu rumah, rumah minimalis yang diberikan orang tua Amalia.
"iya, gue kira kita bakal kepisah demi Pendidikan atau cita cita" Deira yang sedang melihat keliling dengan senyum tak menyangka bisa masuk ke Sekolah Impiannya lewat Bea Siswanya.
"tapi gue yakin kita bakal kepisah demi cita" yang tadinya Deira Tersenyum lebar perlahan lahan hilang senyumnya.
"Deiii!! Bisa ga ga ngomong soal itu! kita lagi banggain diri bisa masuk SMA impian kita sama sama jangan ngomongin Perpisahan! karena kalopun kita berpisah aku selalu gaakan lupain kamu" ucap Amalia Senyumnya perlahan hilang juga karena capek Deira selalu ngomongin perpisahan.
"hehehe gue takut kalo lu pergi dan lu punya teman baru gue dilupain," melangkahkan kaki menggengam tangan Amalia, "yodah yuk kita cari kelas kita! yang pasti kita tidak sekelas karena gue anak ips lu anak ipa,hahahaha."
Setelah ditengah lapangan mereka terhenti. Kembali Melihat sekeliling banyak gedung banyak juga pohon pohon yang segar menjadi sejuk dan terlihat untuk enak berteduh. Lalu mereka melanjutkan kakinya berjalan santai.
Lorong memang banyak siswa siswi yang sedang berjalan santai atau berlari pelan.
BURGH
"ehh sorry-sorry" seorang cowok membantu amalia berdiri.
"ehh gapapa kok" kata Amalia yang belom sama sekali melihat wajah cowok itu."Lia, lu gapapa? Makanya jalan pake kaki plus mata dong jangan kaki doang yg dipake" kesel Deira.
"iya gue minta maaf" ujar cowok itu berjalan pelan pergi dari dua gadis remaja itu.
"Woeee Vin! Ngapain lu minta maaf sama bocah Culun dan bocah Buruk rupa" ledek seorang pemuda yang berdiri disebrang tapi bisa melihat kejadian tadi.
"ehh anjirr, segitu buruk kah muka gue? gue glow up meninggoy lu" kata deira didalam hati deira tidak hanya diam tapi matanya menatap tajam dan sinis ke arah yang mengatainya itu.
"dei! kamu gapapakan? gosah dengar suara binatang itu" kata Amalia yg melihat wajah Deira dengan kuatir.
"hei! Seharusnya gue yang nanya itu ke lu, gapapakaan? dibilang culun?" bales Deira dengan tidak menjawab malah berbalik menanyai.
"gapapalah. Udah biasalah. Kan udah sering di smp dan ini resiko kenyamanan aku yaitu seperti orang culun" ujar Amalia.
"okey. baguslah kita tidak mendengar orang yg tidak waras seperti dia."
Mereka berjalan karena belom menemui kelasnya masing-masing binggung karena mereka sedang melewati kelas XI yang dimana dipojok terdapat kelas IPS dan yang dekat dengan tangga terdepat kelas IPA.
Mereka berhenti berjalan.. karena ada yang menarik perhatian.
"hai, kamu cantik banget hari ini. Pengen caper sama cowok lain ya?" tanya seorang cowok dengan menggoda.
"ih kamu sejak kapan aku caper dengan cowok lain selain kamu" tak kalah menggoda, tapi menjijikan.
"ini buat mu, supaya makin manis seperti coklat ini" kata sang cowok itu dengan menyodorkan coklat.
"thanks by" kata cewek itu dengan senang hati cewek itu menerima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Fanboy
Teen Fictioncerita seorang lelaki remaja jatuh cinta pada seorang perempuan kpop stan "sebenarnya dulu gue pernah jugaa ada perasaan sama lo lebih tepatnya PENGAGUM RAHASIA LO, tapi pelet sehun lebih kuat dan haruto bantu gue juga dalam perMOVE-ONan guee" Deira...