Twelve

379 75 31
                                    

Chuu mengusap air matanya dan natap Heeseung yang ada dihadapannya nya. Chuu natap Heeseung dalam.

"Jadi kamu mau apa? Kamu mau mengakhiri rumah tangga kita gitu aja Seung?"

"HAH?!"

Semua yang ada di dalam ruangan bahkan Heejin melongo mendengar pertanyaan Chuu yang dilontarkan ke Heeseung.

Heeseung cuma diam dan menunduk dalam. Dia ga berani jawab apa-apa. Sungguh dia saat ini benar-benar ingin menangis. Kenapa dia begitu bodohnya tergoda pada pelakor bernama Heejin itu.

Heeseung baru sadar tadi pas dikasih nasehat sama Ni-Ki. Telat kan Seung sadarnya.

"Punya mulut kan? Dijawab lah!"
Savage Jungwon yang menatap sinis ke Heeseung.

Namun Heeseung masih diam.

"Woy tertua! Jawan ngapa? Pegel gue nungguin Lo ngomong!"
Julid Sunoo. Saat situasi seperti ini julidnya bisa jadi double bahkan triple.

Ga ada respon.

"Woi anj--ngomong dong ngomong! Lo mau apa sih hah?!"
Bentak Jake. Hampir aja dia mengumpati Heeseung. Untung ingat Heeseung itu abangnya.

Masih diam. Semua yang diruangan itu greget banget asli.

Ni-Ki menghela nafas sabar dan berusaha setenang mungkin untuk gak melayangkan tinju ke Heeseung. Ga habis pikir Ni-Ki sama Heeseung kok bisa berbuat sebejat itu. Tapi dia tahan dulu, ga mau bikin suasana makin runyam.

Ni-Ki jalan menghampiri Heeseung yang tertunduk dan duduk di sebelah nya. Ni-Ki memegang pundak Heeseung lembut dan berbisik,
"Ayo bang ngomong kalo mau masalahnya cepat selesai."

Heeseung mendongak dengan wajahnya yang berderai air mata dan hidungnya nya yang memerah. Heeseung menggeleng pelan.

"Aku... Aku ga mau."

Heeseung kembali menunduk dan terdengarlah isakan dari tertua laki-laki di rumah Enhypen itu.

Chuu mengepalkan kedua tangannya, menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata nya agar tidak jatuh.

"Terus? Kamu maunya gimana? Kamu mau masalah ini dianggap selesai seolah ga terjadi apa-apa? Maaf Seung gak bisa. Aku masih sakit hati sama kamu."

Heeseung kembali terisak. Bahunya di usap-usap Ni-Ki disebelahnya dan Jay yang datang ke sampingnya.

Walaupun Ni-Ki dan Jay marah besar pada Heeseung, tapi Heeseung itu tetap Abang mereka. Mereka mencoba mengerti dan memaafkan masalah Heeseung walaupun sangat sulit.

"Maaf..."
Gumam Heeseung pelan.

"Maafin aku Chuu. Aku salah. Maafin aku. Jangan tinggalin aku pliss..."
Ucap Heeseung lirih sambil sesekali terisak dan air mata nya yang mengalir deras. Dia ga tau lagi mau gimana sekarang. Ini memang salahnya. Terlalu bodoh sehingga dia bisa-bisa nya tergoda pada pelakor itu. Bahkan dia sampai menyakiti Jay, adiknya hanya gara-gara hasutan pelakor itu.

"OKE!"
Semuanya menatap Chuu yang tiba-tiba berteriak lantang dan berdiri dari duduknya.

Tatapan Heeseung terfokus ke Heeseung, "Kamu... Aku udah maafin kamu. Aku tau kamu tergoda karena digoda pelakor sialan ini. Tapi tetap aja kamu salah Seung."

Heeseung mendongak dengan senyumannya, tapi senyumannya langsung luntur pas dengar kata-kata Chuu selanjutnya.

"Aku... Mau nenangin diri dulu buat sementara. Aku mau pulang ke rumah ayah dan ibuku sementara waktu. Cukup sekian. Makasih semuanya udah ada disini. Aku pergi dulu."

Stand By You (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang