Twenty Three

388 67 12
                                    

Tiga sampe empat chapter lagi, Stand By You bakal END ya kawan-kawan.









"pa, maksudnya apa?"

Jean menatap papanya dengan kilatan emosi yang terlihat jelas di matanya.

Sementara Jay hanya terduduk di sofa sambil memainkan HP nya. Sesekali mengusap wajahnya frustasi.

"Pa! Jawab!"

Jay menghempaskan HP nya ke sofa dan natap Jean tajam, "Papa ga tau Je! Mamamu pergi gitu aja dan papa ga tau dimana! Kenapa nyalahin papa sih?! Jelas-jelas mamamu yang salah ga bisa ngerti posisi papa! Kamu sama aja sama mamamu, ga pernah ngerti sedikitpun sama posisi papa!"

Jean mengepalkan kedua tangannya di kedua sisi badannya. Kalo aja mukul orang tua ga dosa, udah Jean ajak Jay baku hantam.

"PA!!"
Teriak Jean menarik atensi orang-orang yang lagi ada di rumah. Semuanya menoleh ke Jean dan Jay dengan ekspresi tegang.

Kondisi orang di rumah lagi ga baik-baik aja perkara masalah Jungwon, Jay dengan istri mereka.
Ga ada yang bisa mencairkan suasana. Semuanya sama sama tegang. Permasalahan dua member ENHYPEN itu berdampak pada semua orang. Ditambah perginya Yena entah kemana tadi malam. Ga ada kabar sama sekali. Ga ada yang tau Yena kemana. Bahkan dia ga ngasih tau sama Jean dia mau kemana. Hal itu bikin Jean frustasi. Yena bahkan membawa beberapa baju dan barang sekiranya yang diperlukan selama berpergian entah kemana.

Jean mengusap kasar mukanya dan berkacak pinggang menatap papa yang selama ini dia banggakan, kini malah terlihat seperti orang brengsek di mata Jean.

"Pa! Papa tau nggak sih mama itu udah cukup banyak makan hati gara-gara papa! Papa selalu mentingin kerja dari pada mama sama aku. Benar kata mama, walaupun udah gede, aku tetap butuh perhatian dari papa! Dan, ya aku akui aku emang suka keluarga kita yang kaya kayak sekarang gini. Tapi, kalo kaya tapi ga harmonis, buat apa pa? Kebahagiaan ga bisa dibeli pake uang Pa. Tolong diingat, kalo emang papa mau bahagiain aku sama mama, jangan cuma pake uang aja. Pake kasih sayang papa yang tulus. Kalo tau dari awal akan begini, mending kita gausah kayak gini sampe papa jadi workaholic. Mending jadi keluarga sederhana yang mana papa bisa kerja ingat waktu, secukupnya, dan perhatiin keluarga papa, bukannya cuma kerjaan yang papa pikirin demi mengumpulkan uang yang ga tau mau sampe berapa banyak lagi yang papa pikirin. Tolong diingat ya Pa. Jean mau pergi ke rumah kakek nenek. Kalo Mama udah balik, papa boleh telepon Jean. Jean bakal balik pas mama juga udah balik. Dah ya Pa. Bye."

Jean beranjak dari hadapan Jay dengan langkah cepat dan masuk ke kamarnya. Ga berapa lama, Jean balik sambil menggendong ransel hitam di bahunya dan keluar rumah tanpa sepatah katapun. Jean masih emosi sama papanya yang ga sadar juga sama kesalahan nya.

Jay yang melihat anak satu-satunya, kesayangan nya, pergi karena dia, mengusap mukanya kasar. Dia beneran belum tau dimana letak kesalahannya. Dia masih merasa benar sama tindakan nya.

Kayaknya butuh Heeseung sama Ni-Ki ini si Jay.

Orang-orang yang ada di ruang keluarga juga mengusap muka kasar. Keadaan kian makin runyam. Suasana makin panas makin hari.

Ditambah permasalahan Jungwon dan Yeojin. Semuanya makin terasa rumit dan belum menemukan jalan keluar sama sekali.

Yeojin saat ini juga sedang sedih dan frustasi mengenai permasalahan yang menimpa keluarga kecilnya.

Yeojin sedang ditenangkan sama Nako sambil menggendong bayi kecilnya yang baru berusia seminggu lebih itu. Gemoy banget anaknya, matanya mirip Sunoo.

Yeojin sangat sedih dan frustasi. Karena hari ini sudah memasuki tiga hari, yang mana Jungwon belum pulang juga dari rumah sakit. Jungwan tiap malam nangis terus nyariin Papanya. Dan Yoojung yang emosi karena sikap papanya yang selalu menganggap dirinya benar. Rasanya kalo boleh maki-maki orang tua, udah Yoojung maki-maki papanya dari kemarin-kemarin.

Sayangnya ga boleh. Karena itu adalah dosa kalo berkata kasar atau tidak menghormati orang tua. Dia masih ingat ajaran Jungwon, bahwa tidak boleh menghina orang tua. Tapi kalo sikap Papanya yang minta dihina, Yoojung harus gimana?

Yoojung beneran serba salah disituasi ini. Belum lagi Yoojung udah mau kelas 12. Persiapan untuk masuk universitas kedokteran yang Jungwon omongi beberapa waktu lalu, akan segera dimulai. Dia harus lolos seleksi karena dia udah memutuskan menerima tawaran Jungwon yang kemarin-kemarin itu.

Yoojung mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia beneran ga tau mau gimana sekarang.





🏡






Sedangkan di suatu tempat yang sebenarnya dekat dengan rumah Enhypen, hanya saja tidak ada penghuni rumah yang tau tempat itu, ada Yena duduk merenung di sofa teras. Menatap ke depan dengan pandangan kosong.


"Yena, you okay?"

Seorang pria tinggi seumuran Jay, datang dari dalam rumah sambil menggendong seorang anak laki-laki berumur 2 tahun, duduk di sofa samping Yena yang menatap pemandangan di depannya kosong.

Pria itu... Cho Seungyoun. Sepupu Yena yang baru pindah dari Brazil. Kebetulan tempat tinggal nya lumayan dekat dengan rumah Enhypen, hanya berjarak 15 menit jika naik motor.

Anggota rumah Enhypen ga bakal tau Yena disitu. Karena yang mereka tau, Seungyoun, sepupu Yena itu, tinggalnya di Brazil. Ga ada yang tau Seungyoun pindah ke dekat tempat tinggal mereka. Karena itu Yena memutuskan untuk sembunyi (?) Disitu dulu. Karena pikirnya pasti aman dan ga ada yang tau kalo dia ada disana.



Yena mengangguk lesu dan menundukkan kepalanya, "I am Okay Uyon."

Seungyoun terkekeh pelan dan mendudukkan anaknya di pangkuan Yena, "Seungchan, temenin Tante nya ya sayang. Papa mau ke dalam dulu. Yen, tolong gendong anak gue dulu ya. Gue mau nyuapin kakaknya Seungchan makan, pasti lagi belajar menggambar. Okay Yen? Tolong ya..."

Yena tersenyum tipis dan mengusap lembut rambut keponakan nya yang duduk dipangkuan nya.

Seungyoun tersenyum lebar dan masuk ke dalam rumah. Seungyoun sengaja mengalihkan pikiran Yena biar ga terlalu memikirkan masalahnya. Takutnya Yena stress. Karena tau Yena itu orangnya gampang overthinking. Makanya Seungyoun biarin Yena gendong gendong anaknya, biar Yena seenggaknya sedikit terhibur karena tingkah lucu anaknya.

Tapi satu yang Seungyoun kurang sadari, Yena malah sedih kalo natap balita di pangkuan nya. Dia udah lama kepengen punya anak lagi. Tapi ga pernah kesampaian karena suaminya yang workaholic. Dan karena itu juga kesedihan Yena jadi bertambah. Karena suaminya malah nyalahin dia ga bisa ngertiin perasaan suaminya. Asli Yena udah sering makan hati karena suaminya kadang gak peka sama perasaan yang

Yena menatap balita di depannya, "Chan, semoga secepatnya kamu bisa punya teman ya. Semoga Tante bisa punya anak lagi ya sayang."
Kemudian setelah mengucapkan kalimat nya, Yena mengecup dahi anak kecil di depannya dengan sayang. Dia sangat merindukan punya anak bayi, seriusan Yena sepengen itu punya anak lagi.























To Be Continue

Jangan lupa vote dan comment nya Chingu-deul

Thank You.

Stand By You (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang