Prolog

103 10 0
                                    

Camp Pengungsian, Perbatasan Samola-Yaoude

Ohana menggeliat dari tidurnya. Matahari yang meninggi, ditambah dengan udara panas di balik tenda pengungsian mengusik dirinya yang diliputi kantuk.

Ia tak sadar telah tertidur selama berjam jam, sebab semalam tubuhnya akhirnya bisa berehat dengan nyaman. Berhari-hari ia berada di negara konflik, dan sudah saatnya kembali ke negara asalnya. Namun, sesuatu menghantam pikirannya ketika sadar akan satu hal.

Di mana lelaki itu?

Oh shit! 

Tubuhnya seketika terlonjak bangun, terduduk di atas tanah yang hanya dilapisi tikar tipis, sementara netra hazelnya meliar mencari sosok pemuda yang memeluknya erat semalam.

Sosok pemuda yang terus menemaninya kala menjejaki tanah perang ini, dan pemuda itu juga yang pernah menyelamatkan nyawanya. 

Tak memperdulikan keadaan masih berantakan, Ohana segera berhambur keluar dari tenda. Lalu ia menemukan tatapan prihatin yang dilayangkan teman temannya. Tatapan itu, membuatnya berdebar.

"Tidak bisakah kita pulang bersama sama?"

"Pesawat kita berbeda, aku harus kembali ke Spennia dan kau harus ke negaramu," ujar lelaki itu tenang, mengusap lembut rambut Ohana sembari tersenyum tipis. "Kita akan bertemu, itu pasti terjadi, tapi aku tidak janji dalam waktu dekat."

"Lalu kapan?"

"Beberapa bulan lagi aku akan pergi ke utara, aku pasti akan menghubungimu," sahut lelaki itu terdengar yakin.

Itu adalah percakapan terakhir mereka sebelum terlelap tidur, dan kini Ohana mengingatnya dengan jelas.

Sambil memeluk tubuhnya sendiri, ia duga lelaki itu telah pergi ke negara asalnya, tapi ia juga kecewa karena tak melihatnya untuk terakhir kali.

Enam bulan lagi, itu yang lelaki itu janjikan.

Dan Ohana pasti menunggu waktu itu tiba.

***
 

Salam kenal ya...

Semoga suka

😁😁😁

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun penulis...

Publish pertama kali : 15 Mei 2021

Summer On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang