SOY : Part 12 (Samola, 13 years ago)

17 4 1
                                    

Dibanding Vivian, dulu Ohana adalah anak yang penurut bagi kedua orangtuanya. Sejak kecil ia begitu mandiri, berprestasi, dan pandai membela diri, bahkan ia lah yang akan maju jika Vivian tersakiti. Kehidupannya begitu teratur dan sangat rapi.

Bahkan dalam umurnya yang masih terbilang muda, ia berhasil menjadi salah satu anggota pasukan elit yang bertugas hingga ke luar Vallebourgh. Misi pertamanya sebagai pasukan khusus sekaligus misi yang paling berbahaya yang pernah ia jalani saat tim nya bertugas di Samola, dan di sana awal kehidupannya mulai berantakan, ditambah dengan mengharap janji seorang lelaki yang sudah mencuri hatinya.

Ya... Caden Orlando telah mencuri hatinya.

Tapi ia pikir, bertemu Caden kembali tidak akan bisa melegakan hatinya.

Waktu bertahun tahun yang terlewat tak kan mudah terbayar begitu saja. Sebenarnya ingin ia bertanya alasan lelaki itu memberi janji tapi mengingkari. Namun waktu mereka jelas sudah basi. Dan Ohana tidak ingin melihat lelaki itu lagi.

Dentingan lift yang membawanya di lantai tujuan membuyarkan lamunan Ohana. Ia tatap sang keponakan yang sejak tadi menyorot dalam, dan keterdiamanan Ohana menjadi jawaban yang tak perlu dipertanyakan lagi.

Pintu lift terbuka, Bryan dengan santai keluar dari ruang sempit meninggalkan Ohana yang terdiam.

"Aunty, Marie?" Setibanya Bryan di unit apartment, ternyata Marie sedang menunggu di depannya dengan wajah panik.

"Bryan, apa anjingku bersamamu? Maaf menuduh, tapi kau tertangkap CCTV membawa anjingku."

"Hm, itu benar." Bryan tidak mengelak, ia melirik sejenak Ohana yang akhirnya berjalan mendekat. "Maafkan aku, Aunty Marie," ia meringis. "Anjingmu tadi kubawa untuk berjalan jalan, tapi terjadi sedikit kecelakaan."

"Apa?! Jadi sekarang di mana dia sekarang?"

"Masih ada di klinik untuk diobati, besok akan kuambil."

Wajah Marie lantas bertambah panik.

"Apa itu benar, Ann?"

Ohana yang baru tiba segera diminta kepastiannya. Marie menyerbu dengan pertanyaannya.

"Bagaimana keadaan anjingku?"

"Heum...kami, akan segera mengembalikan anjingmu setelah sembuh." Ohana berdehem sejenak, namun ia menyerngit akan kata kata yang tadi ia ucapkan rasanya salah. "Tunggu, tidak Marie..." Ohana mengoreksi. "Oh, maaf...bukan, begini maksudku...bisakah aku membeli saja anjingmu itu? Aku menyesal karena Bryan anjingmu terluka dan...kondisinya tak terlalu baik. Jika tidak keberatan, aku ingin membelinya."

Raut wajah Marie lantas terkejut, Ohana merasa tak enak, "kami pasti akan merawatnya, bagaimana?"

"Kondisinya sangat buruk?"

"Tidak, kondisinya masih baik. Hanya saja...kakinya terluka dan mendapatkan beberapa jahitan. Kuharap kau tidak keberatan kami mengadopsinya."

Beberapa detik kemudian Ohana masih menunggu jawaban. Marie terdiam dengan raut menimbang, dan helaan napasnya terdengar berat.

"Kalian sungguh ingin merawatnya?" Marie kembali ingin memastikan, dan melihat anggukan mantap Ohana, wanita itu ikut mengangguk. "Baiklah, rawatlah dia dengan baik."

"Tentu..." balas Ohana cepat.

Urusan dengan Marie akhirnya selesai.

Ohana bernapas sedikit lega.

Marie adalah tetangga beda lantai dengannya. Wanita itu memiliki anjing cukup banyak, hingga Ohana pikir tidak masalah meminta satu untuk diadopsi, dan untungnya berakhir tenang.

Summer On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang