SOY : Part 5 (Princess Larimma)

24 6 0
                                    

"Jawab yang jujur, apa yang sudah kau katakan pada Quin?!"

Setelah kepulangan kembali ke apartment, Ohana tentu tak menunda mengintrogasi Bryan akan kejadian di kafe tadi. Kejadian bagaimana Quin menganggapnya sebagai Vivian, dan Bryan justru membenarkan. Dan menurutnya, ini merupakan jawaban akan perubahan sikap Bryan yang tiba tiba ingin menetap di rumahnya!

Astaga ....

Kejadian ini membuat Ohana kesal!

Bagaimana bisa bocah Jamond slash keponakan sialannya ini mengakuinya sebagai Vivian?

Dan bocah tersangka itu, masih bisa santai terbahak di atas sofa tanpa sedikitpun merasa bersalah!

"Bryan, jawab! Apa yang sebenarnya terjadi?!"

Suara menggema seolah memecahkan telinga. Membuat Bryan segera menegakkan tubuh dengan tawa yang hilang. Dan ia sedikit meringis menatap Aunty-nya itu. Bukan tanpa sebab, Ohana bukan wanita lemah dan sekalinya murka suaranya menggelegar. Kali ini, bisa Bryan lihat Ohana memperlakukannya seperti komandan yang memarahi bawahan. Jiwa militer Auntynya menguar ke seluruh ruang.

"I'm sorry, Aunty, ini diluar prediksiku. Aku tak menyangka bertemu Quin siang ini," balas Bryan akhirnya bersuara.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kau bilang aku ibumu?! Apa hubungan kalian sebenarnya?!!"

"Bertanyalah satu satu, akan aku jawab."

Tidak sebanding sikap Ohana, Bryan terlihat tenang. Namun, sebelum menjawabnya ia menyuruh agar Aunty-nya duduk dulu di sofa tunggal. Lalu ia pun ikut memperbaiki posisi, bersiap memberi jawaban. Bryan mengedik santai. "Untuk jawaban hubunganku dengannya seperti yang Aunty lihat, Quin menyukaiku." Ia tersenyum jumawa. "Sejak dua minggu lalu Quin ingin bertemu Mommy, karena aku bilang akan menerimanya saat dia mendapat restu."

"Yeah...she did it, lalu mengapa kau mengatakan aku ibumu?!"

"Aku tidak pernah bilang begitu...." bantah Bryan tegas. "Awalnya, kukira Quin bukan gadis bodoh, tapi melihat tadi dia salah paham, aku jadi ingin mempermainkannya."

Lalu kembali mengeluarkan suara tawa yang lepas dan puas, Bryan lantas terbahak tanpa mempedulikan raut Ohana yang masam.

Kejadian di kafe tadi sungguh di luar prediksi. Begitu juga Quin selalu bertingkah yang tak terpikirkan olehnya. Sungguh, Bryan tak menyangka bertemu Quin di sana. Sama seperti tadi malam ia juga tak menyangka Quin ada di bandara. Karena itulah, ia langsung membatalkan keikutsertaannya mengikuti summer camp dengan lapang dada.

"Quin pasti melihat kemiripan kita, terimalah Aunty, tidak buruk mendapat sebutan Mommy. Apalagi mendapat putra yang sepertiku?"

"Aku tidak setua itu!" Melempar bantalan sofa ke wajah Bryan, tapi bukannya berhenti Bryan semakin terpingkal. Jujur, Ohana ingin sekali mematahkan leher si pewaris Jamond!

Ohana mendengus muram. "Kau tak menyukainya?" tanyanya spontan. "Harusnya terima saja tanpa syarat apapun!"

"Aku tidak mau," Bryan menggeleng tak setuju. "Quin itu tipe yang pantang menyerah, aku tidak ingin membuatnya mudah."

"Jadi, artinya kau menyukainya?"

Kali ini Bryan mengangguk. "Yeah, dia terlalu aktif dan sulit ditebak," akunya jujur. "Apalagi Quin itu cantik, dia juga seorang Larimma, cukup sulit menemukan sisi negatifnya."

Untuk sejenak, Ohana terpana mendengar pujian Bryan pada si Larimma. Tetapi setelah mendengar kelanjutannya, ia memang harus merealisasikan pikiran buruk karena bocah ini suka sekali memancing.

Summer On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang