"Aku sudah tiba tapi di sini tidak ada siapapun! Apa Daddy mengerjaiku?"Ohana menekan dahinya kuat.
Setelah menangis semalaman dan tentunya kekurangan tidur, kini pening melandanya dengan sigap. Namun ia tetap berjalan, menelusuri lorong dan melewati ruang ruang dengan pintu tertutup rapat.
Well...Ohana kini tengah berada di batalyonnya. Tempat itu berada di pulau berbeda dengan kediaman orang tuanya. Kakinya pun sudah memijak, di sebuah ruangan luas yang dulu menjadi tempat latihannya bela diri. Seingat Ohana ... ruangan ini dulu merupakan tempat di mana banyak pemuda ia kalahkan. Dan di tempat ini juga, Ohana sengaja mematahkan tangan tangan mereka.
Dan tahukan apa alasan Ohana sampai datang kemari? Itu karena Andreas—Daddy nya, menyuruhnya karena ada yang akan Ohana temukan.
Namun, tempat itu kosong!
Ck! Sebenarnya apa sih mau Daddy-nya itu? Menyuruhnya kemari padahal gedung ini sudah tak lagi berguna. Kini sudah ada gedung baru, dengan fasilitas yang tentunya jauh lebih lengkap.
Well... Well... Yeah... Pasti Ohana tengah dibodohi.
"Aku akan kembali!"
Belum Ohana membalik tubuh, suara Andreas menghentikan. "Tunggu sebentar di sana, Ann. Kau akan tahu apa yang kuinginkan darimu."
"Apa yang Daddy inginkan?"
"Nanti kau tahu setelah bertemu dengannya."
Bukan lagi suara Andreas yang didengar, melainkan suara ibunya. Ohana segera memutar otak cepat, dengan lipatan muncul di dahi. "Apa yang sedang kalian rencanakan?" desahnya bersuara rendah. "Dan siapa, yang kali ini harus kutemui?" Dalam pikiran ia terus bertanya-tanya.
Meski muara pembicaraan ini Ohana bisa menebaknya. Yakni perjodohan. Ya, ia yakin. Dan untuk kesekian kali ibunya telah mengatur tindakan yang membuatnya jengah.
Oh, sebenarnya ada apa dengan dunia ini? Apakah masih sendiri di usia tiga puluh dua tahun merupakan kesalahan?
Saat pertama kali sewaktu Ohana berusia dua puluh empat tahun, itu adalah pertama kali Feodora membawanya ke restoran hanya untuk memperkenalkan seorang lelaki. Yakni putra dari seorang teman, dari teman ibunya. Namun lelaki itu itu tak begitu tampan maka Ohana tak tertarik.
Lalu di usia dua puluh tujuh, Damien datang melamarnya. Dan tentu saja Ohana menolak keras!
Lalu ada pula seorang direktur dari sebuah bank yang diperkenalkan untuknya. Lelaki itu lumayan tampan tapi tak lebih tampan dari Caden. Dan lelaki itu...membosankan.
Hah... Ohana tidak ingat berapa kali lagi ia diperkenalkan dengan banyak pria.
Vivian pernah bilang, Ohana cantik bukan? Iya, itu kebenaran.
Tubuhnya tinggi layaknya model, rambutnya hitam lebat, dan kulit Ohana tetap putih meski sering terbakar sinar matahari. Berprofesi sebagai tentara tak membuatnya lusuh kecuali sedang ada misi. Vivian selalu memaksanya merawat tubuh, dan para lelaki itu tertarik dengannya. Lalu, lelaki mana lagi yang akan dijodohkan dengannya?
"Ann..."
Keningnya mengerut, masih bertahan setelah membalik tubuh. Panggilan itu langsung Ohana sadari saat sudah ada sosok di belakangnya.
Rautnya semakin menyerngit menatap siapa yang kini ada di hadapannya. Namun tak lama kedua netra Ohana melebar, pancaran wajah tak menyangka ia beri saat mengenali sosok itu.
"Kenny?"
"Ohana..."
Kenny memanggil, tersenyum lebar. Sedang tubuhnya bersandar di bingkai pintu sambil bersedekap. Ohana yang antusias segera mematikan sambungan dan berhambur kepelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You
RomantikBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...