SOY : Part 22 (Flashback 3)

9 4 1
                                    

Flashback

Hampir tiga hari mereka berjalan melewati hutan yang belum berpenghujung. Matahari sudah menyembunyikan sinarnya, hingga langit jingga yang tadinya terlihat, perlahan menghilang digantikan kelam.

Robert dan Kenny setia melihat tab. Meninjau kembali jalan yang dilewati. Ada dua jalan bercabang, dan mereka memutuskan mengambil jalan yang jaraknya dekat dengan perbatasan.

"Kita istirahat sebentar," perintah Robert mengintruksi. Membuat keempat orang yang diselamatkan serempak mendesah lega. Mereka selalu berjalan, berjalan, dan berjalan, memang sulit menyamai tenaga prajurit.

"Kami sudah boleh tidur?" tanya David.

"Kita sedang di tengah hutan, kalian ingin kembali tidur?" Rooney, salah seorang tentara membalas.

"Jangan samakan kemampuan kami dengan kalian. Kalian sudah terlatih dalam menghadapi situasi ini!" Abraham membela.

"Jadi kalian ingin kalah dibanding seorang wanita?" Rooney melirik singkat ke arah Ohana, sambil memberi tatapan mengejek pada mahasiswa mahasiswa itu, "jangan dendam padaku jika membandingkan kalian dengannya."

Abraham mulai tersulut, ia menegakkan tubuh yang seketika ditahan David. Begitupun Rooney juga ingin meladeninya. Namun Robert segera mengeluarkan suara.

"Biarkan saja, Ron!" Robert bersuara tegas, "mereka pasti lelah, kita bergantian istirahat. Kenny dan Ohana lebih dulu tidur, kalian berempat juga. Sedang aku, kau, dan Mario yang akan berjaga. Ohana, tidurlah di atas sana!" perintahnya mutlak.

Mereka semua masih sedikit bersitegang, tapi mau tak mau mengangguk mengerti, begitu juga dengan Ohana yang segera mencari batang pohon besar yang bisa di gunakan untuk istirahat. Ia menemukannya dengan jarak sekitar lima belas meter dari posisi teman temannya istirahat.

Lalu, mulailah Ohana memanjat.

Tinggi pohonnya lebih sepuluh meter, sangat besar dan memiliki daun cukup lebat, hingga ia yakin tubuhnya tak akan terlihat dari bawah sana, tetapi dari atas Ohana bisa mengawasi sekitar, melihat pergerakan jikalau ada pemberontak yang menuju lokasi mereka. Namun saat ini Robert menyuruhnya untuk beristirahat, tentu tak akan ia menyiakan kesempatan itu, sama dengan yang lain, tubuhnya juga sangat lelah.

Matahari sudah sepenuhnya tenggelam, dengan sinar bulan mulai menggantikan. Ohana mendongak menatap ke atas di mana langit bersahabat, tak kelam, tak berawan, hingga cahaya malam menembus pemandangan yang jaraknya cukup lebar bisa ia lihat. Kantuk yang sejak kemarin setia menemaninya, perlahan mengambil alih tubuhnya yang begitu penat, suara malam mengiringi malamnya yang akhirnya terlelap.

***

Ohana tak tahu jam berapa saat ini. Setelah kembali membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah posisi teman temannya yang terlelap, tapi ternyata mereka sudah berganti posisi. Keempat mahasiswa itu terbangun, terduduk dengan mata masih mengantuk. Begitupun dengan Kenny yang siap sedia berjaga di sana. Kapten Robert juga Rooney dan Mario terlelap tanpa beralas apa apa.

"Kau sudah bangun?" Kenny dari bawah sana menghubunginya, dari atas Ohana melihat ke arah temannya itu.

"Hm, aku baru saja bangun. Sudah berapa lama kapten tidur?"

"Baru satu jam. Jika masih lelah istirahatlah, aku akan berjaga," Kenny memutuskan sambungannya.

Tawaran Kenny sangat menggoda. Jujur Ohana masih lelah, tapi tidur dalam beberapa jam cukup mengisi tenaganya. Namun saat ini ia tidak ingin mementingkan diri untuk tidur kembali, karena sudah waktunya untuk berjaga. Sudah tugas Ohana mengawasi sekitar dari atas sana, melihat pergerakan...

Summer On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang